Rabu, 21 Desember 2016

UAS THS 2 2017



 
    KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA
Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta 55281
Telp. 0274 550835 (Dir), 0274 550836 (Asdir), 0274 586168 psw. 229 (TU)
Facsimile: 0274 520326, e-Mail: ppsuny@yogya.wasantara.net.id
 


UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Mata Kuliah/Kode/SKS       : Himpunan Samar II/ PMA 8230
Prodi                                   : Pendidikan Matematika (Konst Himp Samar)
Hari, Tanggal                      : Senin, 16 Januari 2017
Waktu                                 : 100 menit (07.30-09.30 WIB)
Ruang                                 : R. 305B Gedung Lama
Sifat                                    : Buku Terbuka
Dosen                                 : Dr. Agus Maman Abadi



Kerjakan soal A dan B berikut:


A.  Proyek: buat aplikasi sistem fuzzy  (dengan pembagian topik untuk masing-masing mahasiswa seperti yang sudah disepakati di kelas) dan kerjakan secara analisis (tidak sama dengan yang di makalah presentasi dan semua mahasiswa mengambil proyek yang berbeda). Hasilnya harus ditulis dengan template paper ICRIEMS 2016 atau 2017 (perhatikan cara mencitasi, tata tulis di daftar pustaka dan sebagainya). Paper harus menggunakan referensi jurnal-jurnal international minimal 95% dari total referensi yang dipakai.

B. Kerjakan kembali untuk pertanyaan A dengan FIS (Fuzzy Inference Systems) di Matlab dengan menggunakan langkah-langkah yang urut (disertai gambarnya di setiap langkah). Bandingkan jawabannya apakah sama. Jika tidak sama, coba jelaskan.





Tanda tangan pembuat
Kesesuaian materi dengan silabi
Kesesuaian bobot dengan tingkat kompleksitas
Kelengkapan informasi soal
Catatan perbaikan jika ada
Tanda tangan validator














Minggu, 14 Februari 2016

PENJABARAN MATEMATIS DAN FILSAFAT ANGKA NOL “0”


PENJABARAN MATEMATIS DAN FILSAFAT ANGKA NOL “0”

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

Dimasa sekarang ini tak jarang kita mendengar perbicangan tentang matematika beserta komponen-komponen penyusunnya seperti: bilangan dan angka. Sebagai cabang filsafat, filsafat matematika berusaha mencoba menjawab beberapa pertanyaan misalnya mengapa matematika bermanfaat untuk menjelaskan alam dan kehidupan; bagaimanakah kita mampu memahami konsep dan objek matematika. Begitu banyak masalah matematika yang ditemukan dalam kajian matematika itu sendiri yang penjelasannya luas. Mulai dari teori bilangan yang menjadi komponen penting dalam matematika itu sendiri yang mana bilangan itu sendiri memiliki bagian-bagian yang diklasifikasikan seperti; bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan ril, bilangan asli, bilangan genap, bilangan ganjil, bilangan prima, bilangan cacah, bilangan komposit dan masih banyak lagi jenis-jenis bilangan yang berperan penting dalam kemajuan pengetahuan matematika. Bagaimana dengan angka? Dalam kajian matematika dikenal dengan istilah bilangan atau angka. Angka  itu tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari – hari, serta angka tersebut kita kenal dimulai dari angka 0 – 9. Dari keseluruhan angka tersebut yang paling menarik untuk dibahas adalah angka nol. Angka nol merupakan angka yang memiliki bentuk serta sifat yang unik. Selain itu angka ini, memiliki sejarah dan karakteristik sehingga dapat diambil filosofisnya dan hal ini dapat membedakan dirinya dengan angka – angka yang lain. Dalam perkembangan IPTEK, angka nol juga tidak luput dari peran serta sebagai dasar atau fondasi dari perkembangan teknologi itu sendiri, sperti : computer yang menggunakan system biner yaitu angka 0 dan 1. Dalam kitab suci al-qur’an pun angka nol menjelaskan keberadaan kalimat basmallah sebagai ayat nol ditengah banyaknya perdebatan yang mempertanyakan kalimat basmallah sebagai ayat atau bukan. Angka nol juga menjelaskan dirinya dalam al-qur’an bahwa berbeda dengan kosong yang sekarang ini banyak orang yang mengatakan bahwa nol itu sama dengan kosong, serta angka nol juga dengan keberadaannya menjelaskan adanya penggunaan Bahasa computer dalam kitab suci al-qur’an itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Sejarah Munculnya Angka Nol
Sejak awal peradaban, manusia telah memahami konsep ‘ada dan tiada’. Namun dimasa itu masih belum dikenal konsep nol.  Baru pada abad kelima masehi konsep ini telah sepenuhnya dikembangkan. Konsep nol, ditemukan secara independen oleh orang-orang Kuno, Babilonia, Maya, dan India (meskipun beberapa peneliti mengatakan sistem bilangan India terpengaruh oleh Babilonia). Angka nol dilambangkan dengan lingkaran penuh yang menggambarkan kekosongan.
Nol di Masyarakat Kuno
Nol ditemukan secara terpisah sekurangnya sebayak 3 kali. Ketika ditemukan kegunaan satu-satunya adalah sebagai pengisi kedudukan (place holder) dalam sistem perhitungan nilai kedudukan. Bangsa Yunani kuno memiliki sistem bilangan yang lebih rumit dibanding bangsa Babilonia, dan kemajuan pengetahuan mereka belum pernah ada sebelumnya. Meskipun demikian, Bangsa Yunani tidak punya simbol untuk nol dalam sistem bilangan mereka. Justru, nol cenderung menimbulkan masalah bagi bangsa Yunani dengan proporsi sungguh luas.
Bilangan sangat penting bagi bangsa Yunani. Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa bangsa Yunani menyembah bilangan. Kecerdasan koletif mereka baik dalam geometri maupun dalam filsafat bisa ditelusuri dari hasrat mereka terhadap bilangan dan hubungannya. Musik, astronomi, dan masyarakat, semuanya bisa dijelaskan secara masuk akal kepada bangsa Yunani dengan memakai bilangan dan hubungan bilangan. Bilangan merupakan batu landasan seluruh bidang Yunani.
Sejarah awal : Babilonia
Bangsa Babilonia mendapatkan sistem penomoran mereka dari bangsa Sumeria (bangsa pertama di dunia yang mengembangkan sistem perhitungan) yang dikembangkan sekitar 4000-5000 tahun yang lalu.
Robert Kaplan, penulis “The Nothing That Is : A Natural History of Zero“, menunjukkan bahwa bangsa Babilonia menggunakan sepasang simbol wedges miring yang digunakan untuk mempresentasikan sebuah kolom nomor kosong.

Nol ditunjukkan dengan dua wedges miring (tengah)
Gambar 1. Nol ditunjukkan dengan dua wedges miring (tengah)

Sistem Sumeria melewati Kekaisaran Akkadia ke Babilonia sekitar tahun 300 SM. Para ahli setuju bahwa simbol yang muncul itu merupakan pengganti angka nol, bahwa simbol tersebut merupakan sebuah cara untuk membedakan 10 dan 100 atau untuk menandakan bahwa dalam angka 2025 tidak ada angka di kolom ratusan. Pada awalnya, Babilonia menggunakan ruang kosong dalam sistem penomoran tulisan kuno mereka, tetapi karena membingungkan maka digunakanlah dua wedges miring untuk mewakili kolom kosong tersebut. Namun, mereka tidak pernah mengembangkan gagasan nol tersebut sebagai angka (nomor).
Nol di Bangsa Maya
 Enam ratus tahun kemudian (atau tahun 350 M) di wilayah yang berjarak 12 ribu mil dari Babilonia, bangsa Maya mengembangkan nol  dan menggunakannya di sistem kalender rumit mereka dengan merepresentasikannya dengan simbol mata. Meskipun sangat terampil dalam bidang matematika, bangsa Maya tidak pernah menggunakan nol dalam persamaan.
Nol ditunjukkan oleh mata.
Gambar 2. Nol ditunjukkan oleh mata.

Nol menjadi nomor : Bangsa India
 Beberapa ahli berpendapat bahwa konsep Babilonia merajut jalan hingga ke India dalam pengembangan nol, namun beberapa ahli lainnya mengatakan bahwa India mengembangkan angka nol mereka sendiri.
Konsep nol pertama kali muncul di India sekitar tahun 458 M. Konsep ini muncul pertama kali bukan dalam bentuk simbol, tetapi dalam pengucapan yang diucapkan pada persamaan matematika, puisi, atau nyanyian. Beberapa kata yang berbeda melambangkan nol, seperti “hampa”, “ruang”, atau “angkasa”.
Pada tahun 628 M, seorang astronom dan ahli matematika India yang bernama Brahmagupta mengembangkan angka untuk nol, yaitu sebuah titik. Dia juga mengembangkan operasi matematika menggunakan nol, menulis aturan untuk mencapai nol melalui penambahan dan pengurangan, dan menggunakan nol dalam sebuah persamaan. Ini adalah pertama kalinya di dunia nol diakui sebagai jumlah tersendiri, baik sebagai sebuah ide dan simbol.
Nol ditunjukkan oleh titik
Gambar 3. Nol ditunjukkan oleh titik.

Nol, dari Timur Tengah sampai ke seluruh dunia
Selama beberapa abad berikutnya, konsep nol terungkap di Tiongkok dan Timur Tengah. Menurut Nils-Bertil Wallin dari Yale Global, pada tahun 773 M, nol mencapai Baghdad di mana ia menjadi bagian dari angka Arab, yang didasarkan pada sistem India.
Seorang ahli matematika Persia, Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi, menyarankan bahwa lingkaran kecil harus digunakan dalam perhitungan jika tidak terdapat suatu nomor di tempat puluhan. Orang-orang Arab menyebut lingkaran ini sebagai “sifr” atau “kosong”. Angka nol sangat penting untuk al-Khawarizmi yang menggunakannya untuk menciptakan aljabar pada abad kesembilan. Al-Khawarizmi juga mengembangkan metode untuk mengalikan dan membagi angka yang disebut algoritma, yang diambil dari namanya.
Angka nol mencapai Eropa melalui penaklukan Spanyol (Andalusia) oleh bangsa Moor (muslim dari Maroko pada zaman pertengahan). Angka nol kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh matematikawan Italia, Fibonacci, yang menggunakannya untuk melakukan perhitungan tanpa sempoa. Perkembangan ini sangat populer di kalangan pedagang yang menggunakan persamaan Fibonacci yang melibatkan nol. Kemudian pemerintah Italia mencurigai penggunaan angka Arab dan melarang penggunaan angka nol. Namun, para pedagang terus menggunakannya secara diam-diam, dan kata Arab untuk nol “sifr” membentuk sebuah kata baru yaitu “cipher”, yang tidak hanya berarti karakter numerik, tetapi juga berarti “sandi” atau “kode”.
Pada tahun 1600-an, angka nol digunakan cukup luas di seluruh Eropa. Hal itu didasarkan kepada sistem koordinat kartesian oleh Rene Descartes dan juga perkembangan kalkulus oleh Sir Isaac Newton dan Gottfried Wilhem Liebniz. Kalkulus membuka jalan bagi fisika, teknik, komputer, dan juga teori keuangan dan ekonomi. Mulai saat itulah angka nol tersebar ke seluruh dunia.
Angka 0 mempunyai arti penting dalam ilmu hitung serta dalam memaknai dan menilai banyak hal dalam kehidupan keseharian kita. Angka 0 yang dalam bahasa Inggris disebut zero berasal dari bahasa Arab “sifr” yang bermakna “kosong”, sehingga angka 0 seringkali diartikan sebagai ketiadaan, kekosongan dan kehampaan dalam diri dan kehidupan manusia. Angka 0 juga diartikan sebagai tanda kekalahan dalam sebuah pertarungan atau pertandingan, dan sering dianggap sebagai lambang ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan peran kehidupan. Meskipun demikian, angka 0 memiliki arti penting dalam mencapai kesempurnaan nilai sesuatu, serta bisa menjadi simbol kemenangan bagi penyucian jiwa.
Angka 0 secara historis ditemukan pertama kali oleh Muhammad bin Ahmad (saintis Muslim). Penemuan angka nol ini menjadi pondasi awal sejarah revolusi sains yang hingga sekarang belum ada penemuan terbesar lainnya, bahkan karena angka 0 lahirlah revolusi ‘roda’ sebagai bentuk angka nol tadi.
Awal pemikiran Muhammad bin Ahmad ini muncul salah satunya karena rumitnya menulis angka dengan nominal yang sangat besar. Salah satunya adalah angka romawi, angka-angka Romawi jika dengan jumlah bilangan puluhan, ratusan hingga ribuan dalam angka Romawi masih bisa dituliskan dan dihafal bentuknya. Misalnya, X (10), XX (20), C (100), M (1.000). Namun, bila jumlah bilangan jutaan, milyaran, atau triliunan tentu sangat sulit menuliskannya dalam angka Romawi. Karena itu, penemuan angka 0 ini memiliki arti penting dalam penghitungan dan penulisan bilangan.
Pemikiran Muhammad bin Ahmad tersebut kemudian dilanjutkan oleh Muhammad bin Musa Al Kwarizmy, seorang tokoh penemu perhitungan Al Jabar yang menjadi dasar ilmu pasti, yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780 M. Dia juga berjasa dalam ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tangent, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulus integral. Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) menjadi rujukan tabel ukur sudut saat ini. Selain ahli matematika, ia juga ahli geografi, sejarah dan musik. Karya-karyanya di bidang matematika terdapat dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Hasil karya Al-Khwarizmi inilah yang kemudian menjadi rujukan dan mempengaruhi pemikiran para ilmuwan Eropa, seperti Jacob Florence, serta Leonardo Fibonacci yang kemudian lebih dikenal masyarakat dunia sebagai ahli matematika Al Jabar. Penemuan angka 0 ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dunia karena dengan angka 0 tersebut, kini kita dapat dengan mudah menuliskan jumlah bilangan dari yang terkecil hingga yang tertinggi dengan bantuan angka 0.
Meskipun angka nol tidak bisa diterima oleh Aristoteles dan bahkan sistem penanggalan Masehi tidak diawali dari angka nol, tapi dimulai dari satu. Jika dijabarkan dalam bentuk deret akan seperti ini : ...-3, -2, -1, 1, 2, 3,....
Sekilas mungkin hal ini tidak masalah, tapi belakangan membawa persoalan. Salah satu contoh masalah tersebut adalah :
Sebut saja ada seorang anak lahir pada tanggal 1 Januari tahun 4 SM. Pada tahun 3 SM dia berusia 1 tahun. Pada tahun 1 SM dia berusia 3 tahun. Lalu, berapa usia anak itu pada tahun 2M? Menurut kalender Biarawan Kristen pada tahun 2M, anak itu berusia 5 tahun. Tapi jika menggunakan rumus matematis hasilnya 6 tahun yang didapat dari 2-(-4).
Nol dalam Perkembangan IPTEK
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, angka nol itu sendiri berperan penting dalam system perkembangan computer, dimana dasar dari perkembangan computer itu sendiri adalah system biner yaitu angka 0 dan 1. Banyak yang tidak mengetahui bahwa dalam kecanggiahan teknologi yang sekarang ini banyak digunakan oleh manusia di dunia seperti penggunaan angka dalam penjumalahan, pengurangan, perkalian, pembagian dalam computer itu sendiri didasari oleh angka 0 dan 1. Bilangan puluhan, ratusan, ribua, jutaan, milyaran, triliunan bahkan yang tak terhingga sekalipun yang ada dala kecanggihan teknologi sekarang sperti dalam computer itu hanya di jelaskan dan menggunakan system biner yaitu angka 0 dan 1, begitu sederhana tetapi perannya begitu berarti dan sangat berperan penting dalam perkembengan IPTEK sampai dengan sekarang ini.
Contoh System Biner angka 0 dan 1

 

2.2         Keunikan Angka Nol
Berikut ini adalah beberapa keunikan yang dimiliki oleh angka nol:
1.    Anagka nol itu konsisten dengan bentuknya. Coba perhatikan angka yang lain seperti angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 jika di putar sekian derajat, misalnya di putar 90 derajat maka bentuknya tidak tidak menyerupai bentuk aslinya, tapi coba angka 0, mau diputar berapa derajat pun maka bentuknya akan tetap sama.
2.    Nol adalah angka yang terakhir muncul setelah kemunculan angka 1 sampai 9. Menurut saya, inilah mengapa pada abjad-abjad yang biasanya ditempelkan di tembok sebagai bahan belajar semasa kecil, setelah huruf alfabet, di bawahnya biasanya tertulis angka, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0. Mengapa bukan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Hal ini karena angka 0 ditemukan terakhir setelah angka 1 sampai 9.
3.    Bilangan 10 adalah bilangan asli pertama yang menggunakan angka 0 (terdiri dari 1 angka 0) Sudah jelas. Karena bilangan sebelum 10 adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8. 9 yang tidak terdiri dari angka nol sama sekali.
4.     Pendefinisian secara formal, 0 bukan bilangan positif dan juga bukan bilangan negatif. Nol termasuk dalam kategori bilangan netral. Sehingga sistem bilangan di dunia dibagi dalam tiga bagian, yakni bilangan positif, negatif, dan netral. Dimana, bilangan positif adalah bilangan yang lebih dari nol, bilangan negatif adalah bilangan yang kurang dari nol, dan bilangan netral adalah angka nol itu sendiri.
5.     Bilangan positif ada sebanyak tak hingga, himpunan bilangan negatif juga ada sebanyak tak hingga. Tetapi, himpunan bilangan netral hanya ada satu, yaitu nol saja.
6.     Nol adalah bilangan genap. Bilangan genap adalah bilangan kelipatan 2. Bukan hanya 2, 4, 6, 8, … yang merupakan bilangan genap tetapi 0, -2, -4, -6, … juga merupakan bilangan genap. Suatu bilangan disebut bilangan genap jika bilangan tersebut bisa dituliskan ke dalam bentuk 2k, dengan k adalah bilangan bulat. Karena 0 bisa dituliskan menjadi bentuk 2k, dengan k = 0 maka nol merupakan bilangan genap.
7.    Nol bukan bilangan prima dan juga bukan bilangan komposit. Definisi bilangan prima dimulai dari 2, bukan dari 1. Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 yang mempunyai faktor positif 1 dan dirinya sendiri.
8.    Semua Bilangan bulat bukan nol, jika dipangkatkan nol sama dengan 1.
9.    Angka nol juga memiliki kekhususan apabila di jumlah dengan bilangan berapapun hasilnya sama. Dikurangi juga demikian. Dikurangi angka berapapun hasilnya tetap saja sama.
10.    Semua bilangan bulat yang dikalikan dengan nol maka hasilnya akan nol, begitu pula dengan semua bilangan bulat yang bukan nol jika di bagi dengan nol maka hasinya akan tak terdefinisi.
2.3         Penjabaran Angka Nol secara Matematika

1.    0 + a = a atau 0 + (-a) = -a
Filosofisnya ketika dikaitkan dengan kehidupan manusia dapat dilihat  ketika seseorang melakukan hal yang positif maka hasilnya adalah kebaikan atau manfaat. Namun sebaliknya, jika manusia melakukan hal yang negatif, maka hasilnya akan negatif pula.
2.    a x 0 = 0 x a
Mari kita ibaratkan a sebagai tindakan baik kita sehari-hari dan 0 sebagai nilai keikhlasan kita. Tentu hasilnya 0, artinya sehingga berappaun banyaknya kebaikan kita apabila kita tidak ikhlas melakukannya maka hasilnya pun akan sia-sia. 
3.     
Filosofisnya kita ibaratkan pembilang itu adalah pemberian (0) dan pembaginya adalah harapan (a). Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat ambil contoh ketika kita tidak pernah memberikan sesuatu hal kepada orang lain atau tidak pernah membantu orang lain, tetapi kita selalu berharap orang lain akan memberi kepada kita maka hasilnya nihil, sebab apa yang kita lakukan tidak mengandung nilai keikhlasan sama sekali. Sedangkan jika (a) adalah harapan dan (0) adalah pemberian. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat memisalkannya ketika memiliki harapan untuk memberikan sesuatu kepada seseorang tapi kita tidak tau apa yang kita mau berikan atau dengan kata lain kita tidak mempunyai apa yang mau kita berikan maka hal ini dapat dikatakan tak terdefinisi.



4.     = ∞
Coba perhatikan penjabaran berikut :
Ketika kita menggunaka cara mencoret antara pembilang dan penyebut maka hasilnya akan seperti ini :
 = 1 atau   = 0,  = 1,  = 2, dan seterusnya
Bagaimana jika kita menggunakan cara penjabaran secara matematika maka hasilnya akan seperti ini :
 = ,  = ,  = , dan seterusnya
Dari dua penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa 1=, 2=, 3=, dan seterusnya sehingga dapat disimbolkan dengan ketakterhinggaan (∞).
Sehingga meskipun =1, =1, =1, dan seterusnya, namun tidak sama halnya dengan  yang hasilnya bukan 0 ataupun satu namun tak terhingga (∞).
Artinya   bisa 1, bisa 2, bisa (-1), bisa(-2) bahkan bisa berapapun, baik positif  (+) maupun negatif (-). Dalam kehidupan sehari-hari, apabila kita tidak pernah memberi, tidak pernah melakukan apa-apa dan tidak pernah mengharapkan apa-apa, maka kita diibaratkan manusia yang tak memiliki visi dan tujuan. Dengan kata lain, hidup kita tak terarah. Kondisi ini menunjukan hidup kita tak tentu dan hidup yang kita jalani juga ibaratkan tak berguna.
5.    Semua bilangan bulat = 0
Coba perhatikan persamaan berikut :
Misalkan :
a=1 dan b = 1, maka :
a2 = a2
b2 = ab
a2 – b2 = a2 – ab
(a + b) (a – b) = a (a – b)
a + b = a
b = a – a
b = 0
b = 1 (seperti yang dimisalkan pertama bahwa a dan b sama dengan 1)
(1 = 0) X semua bilangan bulat
(1 = 0) X 2
2 = 0
(1 = 0) X 3
3 = 0
Sehingga dapat dikatakan bahwa 1=0, 2=0, 3=0, … dan seterusnya.
Dalam bahasa yang berbeda dapat dikatakan seperti ini:
"materi (rupa) adalah kosong (sunya), dan kosong adalah materi".
Seorang muslim Al-Hallaj berdoa :
Aku melihat Tuhan dengan mata hatiku.
Ia berfirman “ siapakah kamu?”
Aku berkata ‘Saya adalah Engkau
Engkau adalah Dia yang mengisi semua tempat’.
Memahami angka nol sama halnya kita memahami :
“Dalam kekacauan ada keheningan, Dan dalam keheningan ada kekacauan”
2.4         Makna Angka Nol
1)      Angka nol dapat diartikan sebagai pelindung atau proteksi. Dalam al-qur’an ketika banyak yang memperdebatkan kalimat basmallah itu sebagai ayat atau bukan maka dengan angka nol kemudian memberikan pemahaman bahwa kalimat basmallah adalah ayat yang bernomor nol. Yang keberadaannya ada di 112 surat dalam al-qur’an yang dapat dimaknai sebagai pelindung atau proteksi dari setiap surat dalam al-qur’an yang berlapis-lapis.
2)      Dalam filosofi agama, angka nol dapat diartikan sebagai kembalinya diri terhadap penyucian jiwa dan ketulusan hati. Hal ini dijelaskan dalam al-qur’an dalam surat at-taubah yang tidak memiliki kalimat basmallah di awal surat at-taubah, hal ini pula menjelaskan bahwa antara nol dan kosong itu tidak sama. Kosong merupakan sifat dari suatu bilangan yang dalam surat at-taubah dalam ayat pertamanya ada kata bara’ah yang berarti bebas. Sehingga angka nol juga dapat dikatakan sebagai kembalinya diri manusia terhadap penyucian jiwa dan ketulusan hati atau bebas dari dosa-dosa.
3)      ketika kita mengartikan angka 0 sebagai kelipatan, maka 0 berarti titik tolak untuk melipatgandakan kemampuan kita, serta hasil yang ingin kita capai dari proses upaya yang kita pilih dalam menyikapi dan melakukan sesuatu. Upaya atau cara yang salah bisa menghasilkan kesalahan atau melipatgandakan kerugian. Demikian pula sebaliknya, ketika upaya kita benar atau baik, maka hasilnya adalah kebaikan yang berlipat dan kita menemukan banyak kebenaran.
4)      dengan adanya angka 0, kita dapat mengenal nilai angka-angka lainnya. Angka 1 akan bernilai lebih besar jika diikuti angka 0 menjadi angka 10. Dalam skala 1-10, angka 10 merupakan nilai yang sempurna. Angka 0 membuat angka 1 lebih bernilai, dan angka 1 bisa membuat angka 0 ada nilainya, yaitu 0 satuan. Hal ini menunjukkan arti bahwa sesuatu memiliki manfaat, dan kebermanfaatan itu bisa dinilai ketika sesuatu tersebut mampu mengisi kekosongan dan menutupi kekurangan. Tanpa memahami kekurangan, kita tidak akan menggali dan mencari, serta memanfaatkan kelebihan kita untuk menutupi kekurangan tersebut. Tidak akan ada yang sempurna tanpa adanya yang tak sempurna. Nilai manfaat inilah yang menjadikan sesuatu bermakna dan penting dalam hidup kita hingga bisa menyirnakan kekosongan tersebut. Jika kita resapi dan kita hayati, fungsi dan nilai kehidupan kita terletak pada memberi manfaat. Kebermanfaatan atau kebergunaan kita dimulai untuk diri sendiri, keluarga, saudara, sahabat, masyarakat, bangsa dan negara serta agama kita. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.”
5)      angka 0 dalam sistem binary berarti tiada, sehingga 0 merupakan titik keikhlasan dan penyerahan, mengosongkan dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Keikhlasan ini menjadi dasar tumbuhnya upaya untuk menjaga hati dari penyakit hati, mengikhlaskan hati untuk memaafkan dan menerima kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam diri dan hidup kita, bahkan memahami kekurangan orang lain.


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
a)      Angka nol itu sudah ada sejak sejarah awal pada zaman Babilonia, yang kemudian berkembang di amaerika oleh bangsa maya yang digunakan dalam kalender rumit mereka, terus berkembang sampai di india yang mulai disimbolkan dengan sebuah titik yang akhirnya berkembang ditimur tengah hingga ke seluruh dunia menjadi sebuah angka yang memudahkan kita dalam penulisan angka ratusan, jutaan, milyaran bahkan sampai yang paling besar ke ukuran yang paling kecil, dan sekarang dalam perkembangan ilmu teknologipun angka nol menjadi dasar dari sebuah teknologi seperti pada computer yang menggunkan system biner yaitu angka 0 dan 1.
b)      Angka nol memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh angka-angka yang lain seperti angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 yang ketika di putar sekian derajat maka bentuknya sudah tidak menyerupai bentuk aslinya tap sebaliknya angka nol mau diputar dengan berapa derajatpun bentuknya akan tetap sama menyerupai bentuk bumi yang berputar mengelilingi prosnya.
c)      Angka nol memiliki makana yang begitu luas, bukan hanya dalam aspek kehidupan sehari-hari, namun angka nol itu sendiri memiliki makana dalam menjelaskan keberadaan kalimat basmallah sebagai ayat atau bukan dalam sebuah kitab suci al-qur’an, memberikan pemahaman kepada umat muslim bahwa sanya dalam al-qur’an itu sendiri terdapat bahasa computer yang berfungsi sebagai proteksi yang begitu canggih, angka nol juga menjelaskan keberadaan manusia dan bagaimana hubungan manusia itu sendiri dengan Tuhan- YME.
3.2  Saran
a)      Untuk para pembaca, agar senantiasa mengembangkan pengetahuannya untuk membuktikan suatu kebenaran dalam bidangnya masing-masing
b)      Untuk kedepannya mungkin bisa dikaji masalah Filsafat aljabar, Filsafat geometri, dll



DAFTAR REFERENSI
Prakarsa, Aditya,  M. (2015).  Angka Nol. Makalah Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: UGM.
Suriasumantri, Jujun ,S. (2009).  Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cetakan Kedua Puluh Satu, Jakarta: Pusataka Sinar Harapan.

Marsigit, Rizkianto,L., & Murdiyani, N. M. (2015).  Filsafat Matematika. Edisi Pertama, Yogyakarta: UNY Pers.
http://yusuplamba.blogspot.co.id/2009/12/asal-usul-angka-0-nol-kosong.html