Senin, 29 Februari 2016
Senin, 22 Februari 2016
Minggu, 14 Februari 2016
PENJABARAN MATEMATIS DAN FILSAFAT ANGKA NOL “0”
PENJABARAN MATEMATIS DAN FILSAFAT ANGKA NOL “0”
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimasa sekarang ini tak
jarang kita mendengar perbicangan tentang matematika beserta komponen-komponen
penyusunnya seperti: bilangan dan angka. Sebagai cabang filsafat, filsafat
matematika berusaha mencoba menjawab beberapa pertanyaan misalnya mengapa
matematika bermanfaat untuk menjelaskan alam dan kehidupan; bagaimanakah kita
mampu memahami konsep dan objek matematika. Begitu banyak masalah matematika
yang ditemukan dalam kajian matematika itu sendiri yang penjelasannya luas.
Mulai dari teori bilangan yang menjadi komponen penting dalam matematika itu
sendiri yang mana bilangan itu sendiri memiliki bagian-bagian yang
diklasifikasikan seperti; bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan ril,
bilangan asli, bilangan genap, bilangan ganjil, bilangan prima, bilangan cacah,
bilangan komposit dan masih banyak lagi jenis-jenis bilangan yang berperan
penting dalam kemajuan pengetahuan matematika. Bagaimana dengan angka? Dalam
kajian matematika dikenal dengan istilah bilangan atau angka. Angka itu tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan
sehari – hari, serta angka tersebut kita kenal dimulai dari angka 0 – 9. Dari
keseluruhan angka tersebut yang paling menarik untuk dibahas adalah angka nol.
Angka nol merupakan angka yang memiliki bentuk serta sifat yang unik. Selain
itu angka ini, memiliki sejarah dan karakteristik sehingga dapat diambil
filosofisnya dan hal ini dapat membedakan dirinya dengan angka – angka yang
lain. Dalam perkembangan IPTEK, angka nol juga tidak luput dari peran serta
sebagai dasar atau fondasi dari perkembangan teknologi itu sendiri, sperti :
computer yang menggunakan system biner yaitu angka 0 dan 1. Dalam kitab suci
al-qur’an pun angka nol menjelaskan keberadaan kalimat basmallah sebagai ayat
nol ditengah banyaknya perdebatan yang mempertanyakan kalimat basmallah sebagai
ayat atau bukan. Angka nol juga menjelaskan dirinya dalam al-qur’an bahwa
berbeda dengan kosong yang sekarang ini banyak orang yang mengatakan bahwa nol
itu sama dengan kosong, serta angka nol juga dengan keberadaannya menjelaskan
adanya penggunaan Bahasa computer dalam kitab suci al-qur’an itu sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Munculnya Angka Nol
Sejak awal peradaban, manusia telah memahami konsep
‘ada dan tiada’. Namun dimasa itu masih belum dikenal konsep nol. Baru pada abad kelima masehi konsep ini telah
sepenuhnya dikembangkan. Konsep nol, ditemukan secara independen oleh orang-orang Kuno, Babilonia, Maya,
dan India (meskipun beberapa peneliti mengatakan sistem bilangan India
terpengaruh oleh Babilonia). Angka nol dilambangkan dengan lingkaran penuh yang
menggambarkan kekosongan.
Nol di Masyarakat Kuno
Nol ditemukan
secara terpisah sekurangnya sebayak 3 kali. Ketika ditemukan kegunaan
satu-satunya adalah sebagai pengisi kedudukan (place holder) dalam
sistem perhitungan nilai kedudukan. Bangsa Yunani kuno memiliki sistem bilangan
yang lebih rumit dibanding bangsa Babilonia, dan kemajuan pengetahuan mereka
belum pernah ada sebelumnya. Meskipun demikian, Bangsa Yunani tidak punya
simbol untuk nol dalam sistem bilangan mereka. Justru, nol cenderung
menimbulkan masalah bagi bangsa Yunani dengan proporsi sungguh luas.
Bilangan sangat penting bagi bangsa
Yunani. Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa bangsa Yunani menyembah
bilangan. Kecerdasan koletif mereka baik dalam geometri maupun dalam filsafat
bisa ditelusuri dari hasrat mereka terhadap bilangan dan hubungannya. Musik,
astronomi, dan masyarakat, semuanya bisa dijelaskan secara masuk akal kepada
bangsa Yunani dengan memakai bilangan dan hubungan bilangan. Bilangan merupakan
batu landasan seluruh bidang Yunani.
Sejarah awal : Babilonia
Bangsa Babilonia mendapatkan sistem penomoran mereka dari bangsa Sumeria
(bangsa pertama di dunia yang mengembangkan sistem perhitungan) yang
dikembangkan sekitar 4000-5000 tahun yang lalu.
Robert Kaplan, penulis “The Nothing That Is : A Natural History of Zero“,
menunjukkan bahwa bangsa Babilonia menggunakan sepasang simbol wedges miring
yang digunakan untuk mempresentasikan sebuah kolom nomor kosong.

Gambar 1. Nol ditunjukkan dengan dua
wedges miring (tengah)
Sistem Sumeria melewati Kekaisaran Akkadia
ke Babilonia sekitar tahun 300 SM. Para ahli setuju bahwa simbol yang muncul
itu merupakan pengganti angka nol, bahwa simbol tersebut merupakan sebuah cara
untuk membedakan 10 dan 100 atau untuk menandakan bahwa dalam angka 2025 tidak
ada angka di kolom ratusan. Pada awalnya, Babilonia menggunakan ruang kosong
dalam sistem penomoran tulisan kuno mereka, tetapi karena membingungkan maka
digunakanlah dua wedges miring untuk mewakili kolom kosong tersebut. Namun, mereka
tidak pernah mengembangkan gagasan nol tersebut sebagai angka (nomor).
Nol di Bangsa Maya
Enam ratus tahun kemudian (atau tahun 350 M)
di wilayah yang berjarak 12 ribu mil dari Babilonia, bangsa Maya mengembangkan
nol dan menggunakannya di sistem kalender rumit mereka dengan
merepresentasikannya dengan simbol mata. Meskipun sangat terampil dalam bidang
matematika, bangsa Maya tidak pernah menggunakan nol dalam persamaan.

Gambar 2. Nol
ditunjukkan oleh mata.
Nol menjadi nomor :
Bangsa India
Beberapa ahli berpendapat bahwa
konsep Babilonia merajut jalan hingga ke India dalam pengembangan nol, namun
beberapa ahli lainnya mengatakan bahwa India mengembangkan angka nol mereka
sendiri.
Konsep
nol pertama kali muncul di India sekitar tahun 458 M. Konsep ini muncul pertama
kali bukan dalam bentuk simbol, tetapi dalam pengucapan yang diucapkan pada
persamaan matematika, puisi, atau nyanyian. Beberapa kata yang berbeda
melambangkan nol, seperti “hampa”, “ruang”, atau “angkasa”.
Pada tahun 628 M, seorang astronom dan ahli matematika India yang bernama
Brahmagupta mengembangkan angka untuk nol, yaitu sebuah titik. Dia juga
mengembangkan operasi matematika menggunakan nol, menulis aturan untuk mencapai
nol melalui penambahan dan pengurangan, dan menggunakan nol dalam sebuah
persamaan. Ini adalah pertama kalinya di dunia nol diakui sebagai jumlah tersendiri,
baik sebagai sebuah ide dan simbol.

Gambar 3. Nol ditunjukkan oleh titik.
Nol, dari Timur Tengah
sampai ke seluruh dunia
Selama beberapa abad berikutnya, konsep nol terungkap di Tiongkok dan
Timur Tengah. Menurut Nils-Bertil Wallin dari Yale Global, pada tahun 773 M,
nol mencapai Baghdad di mana ia menjadi bagian dari angka Arab, yang didasarkan
pada sistem India.
Seorang ahli matematika Persia, Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi,
menyarankan bahwa lingkaran kecil harus digunakan dalam perhitungan jika tidak
terdapat suatu nomor di tempat puluhan. Orang-orang Arab menyebut lingkaran ini
sebagai “sifr” atau “kosong”. Angka nol sangat penting untuk al-Khawarizmi yang
menggunakannya untuk menciptakan aljabar pada abad kesembilan. Al-Khawarizmi
juga mengembangkan metode untuk mengalikan dan membagi angka yang disebut
algoritma, yang diambil dari namanya.
Angka nol mencapai Eropa melalui penaklukan Spanyol (Andalusia) oleh bangsa
Moor (muslim dari Maroko pada zaman pertengahan). Angka nol kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh matematikawan Italia, Fibonacci, yang
menggunakannya untuk melakukan perhitungan tanpa sempoa. Perkembangan ini
sangat populer di kalangan pedagang yang menggunakan persamaan Fibonacci yang melibatkan
nol. Kemudian pemerintah Italia mencurigai penggunaan angka Arab dan melarang
penggunaan angka nol. Namun, para pedagang terus menggunakannya secara
diam-diam, dan kata Arab untuk nol “sifr” membentuk sebuah kata baru yaitu
“cipher”, yang tidak hanya berarti karakter numerik, tetapi juga berarti
“sandi” atau “kode”.
Pada tahun 1600-an, angka nol digunakan cukup luas di seluruh Eropa. Hal
itu didasarkan kepada sistem koordinat kartesian oleh Rene Descartes dan juga
perkembangan kalkulus oleh Sir Isaac Newton dan Gottfried Wilhem Liebniz.
Kalkulus membuka jalan bagi fisika, teknik, komputer, dan juga teori keuangan
dan ekonomi. Mulai saat itulah angka nol tersebar ke seluruh dunia.
Angka 0 mempunyai arti
penting dalam ilmu hitung serta dalam memaknai dan menilai banyak hal dalam
kehidupan keseharian kita. Angka 0 yang dalam bahasa Inggris disebut zero
berasal dari bahasa Arab “sifr” yang bermakna “kosong”, sehingga angka 0
seringkali diartikan sebagai ketiadaan, kekosongan dan kehampaan dalam diri dan
kehidupan manusia. Angka 0 juga diartikan sebagai tanda kekalahan dalam sebuah
pertarungan atau pertandingan, dan sering dianggap sebagai lambang
ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan peran kehidupan. Meskipun demikian,
angka 0 memiliki arti penting dalam mencapai kesempurnaan nilai sesuatu, serta
bisa menjadi simbol kemenangan bagi penyucian jiwa.
Angka 0 secara historis
ditemukan pertama kali oleh Muhammad bin Ahmad (saintis Muslim). Penemuan angka
nol ini menjadi pondasi awal sejarah revolusi sains yang hingga sekarang belum
ada penemuan terbesar lainnya, bahkan karena angka 0 lahirlah revolusi ‘roda’
sebagai bentuk angka nol tadi.
Awal pemikiran Muhammad
bin Ahmad ini muncul salah satunya karena rumitnya menulis angka dengan nominal
yang sangat besar. Salah satunya adalah angka romawi, angka-angka Romawi jika
dengan jumlah bilangan puluhan, ratusan hingga ribuan dalam angka Romawi masih
bisa dituliskan dan dihafal bentuknya. Misalnya, X (10), XX (20), C (100), M
(1.000). Namun, bila jumlah bilangan jutaan, milyaran, atau triliunan tentu
sangat sulit menuliskannya dalam angka Romawi. Karena itu, penemuan angka 0 ini
memiliki arti penting dalam penghitungan dan penulisan bilangan.
Pemikiran Muhammad bin
Ahmad tersebut kemudian dilanjutkan oleh Muhammad bin Musa Al Kwarizmy, seorang
tokoh penemu perhitungan Al Jabar yang menjadi dasar ilmu pasti, yang
dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780 M. Dia juga berjasa dalam ilmu ukur
sudut melalui fungsi sinus dan tangent, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulus
integral. Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) menjadi rujukan tabel
ukur sudut saat ini. Selain ahli matematika, ia juga ahli geografi, sejarah dan
musik. Karya-karyanya di bidang matematika terdapat dalam Kitabul Jama wat
Tafriq dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Hasil karya Al-Khwarizmi inilah yang
kemudian menjadi rujukan dan mempengaruhi pemikiran para ilmuwan Eropa, seperti
Jacob Florence, serta Leonardo Fibonacci yang kemudian lebih dikenal masyarakat
dunia sebagai ahli matematika Al Jabar. Penemuan angka 0 ini sangat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat dunia karena dengan angka 0 tersebut, kini kita
dapat dengan mudah menuliskan jumlah bilangan dari yang terkecil hingga yang
tertinggi dengan bantuan angka 0.
Meskipun angka nol tidak bisa diterima oleh Aristoteles dan bahkan
sistem penanggalan Masehi tidak diawali dari angka nol, tapi dimulai dari satu.
Jika dijabarkan dalam bentuk deret akan seperti ini : ...-3, -2, -1, 1, 2,
3,....
Sekilas mungkin hal ini tidak masalah, tapi belakangan membawa
persoalan. Salah satu contoh masalah
tersebut adalah :
Sebut saja ada seorang anak
lahir pada tanggal 1 Januari tahun 4 SM. Pada tahun 3 SM dia berusia 1 tahun.
Pada tahun 1 SM dia berusia 3 tahun. Lalu, berapa usia anak itu pada tahun 2M?
Menurut kalender Biarawan Kristen pada tahun 2M, anak itu berusia 5 tahun. Tapi
jika menggunakan rumus matematis hasilnya 6 tahun yang didapat dari 2-(-4).
Nol dalam
Perkembangan IPTEK
Dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, angka nol itu sendiri berperan penting dalam system
perkembangan computer, dimana dasar dari perkembangan computer itu sendiri
adalah system biner yaitu angka 0 dan 1. Banyak yang tidak mengetahui bahwa
dalam kecanggiahan teknologi yang sekarang ini banyak digunakan oleh manusia di
dunia seperti penggunaan angka dalam penjumalahan, pengurangan, perkalian,
pembagian dalam computer itu sendiri didasari oleh angka 0 dan 1. Bilangan
puluhan, ratusan, ribua, jutaan, milyaran, triliunan bahkan yang tak terhingga
sekalipun yang ada dala kecanggihan teknologi sekarang sperti dalam computer
itu hanya di jelaskan dan menggunakan system biner yaitu angka 0 dan 1, begitu
sederhana tetapi perannya begitu berarti dan sangat berperan penting dalam
perkembengan IPTEK sampai dengan sekarang ini.
|

2.2
Keunikan
Angka Nol
Berikut ini adalah beberapa
keunikan yang dimiliki oleh angka nol:
1. Anagka nol itu konsisten dengan
bentuknya. Coba perhatikan angka yang lain seperti angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9 jika di putar sekian derajat, misalnya di putar 90 derajat maka bentuknya
tidak tidak menyerupai bentuk aslinya, tapi coba angka 0, mau diputar berapa
derajat pun maka bentuknya akan tetap sama.
2.
Nol adalah angka yang
terakhir muncul setelah kemunculan angka 1 sampai 9. Menurut saya, inilah
mengapa pada abjad-abjad yang biasanya ditempelkan di tembok sebagai bahan
belajar semasa kecil, setelah huruf alfabet, di bawahnya biasanya tertulis
angka, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0. Mengapa bukan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9. Hal ini karena angka 0 ditemukan terakhir setelah angka 1 sampai 9.
3.
Bilangan 10 adalah
bilangan asli pertama yang menggunakan angka 0 (terdiri dari 1 angka 0) Sudah
jelas. Karena bilangan sebelum 10 adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8. 9 yang tidak
terdiri dari angka nol sama sekali.
4.
Pendefinisian secara formal, 0 bukan bilangan
positif dan juga bukan bilangan negatif. Nol termasuk dalam kategori bilangan
netral. Sehingga sistem bilangan di dunia dibagi dalam tiga bagian, yakni
bilangan positif, negatif, dan netral. Dimana, bilangan positif adalah bilangan
yang lebih dari nol, bilangan negatif adalah bilangan yang kurang dari nol, dan
bilangan netral adalah angka nol itu sendiri.
5.
Bilangan positif ada sebanyak tak hingga,
himpunan bilangan negatif juga ada sebanyak tak hingga. Tetapi, himpunan
bilangan netral hanya ada satu, yaitu nol saja.
6.
Nol adalah bilangan genap. Bilangan genap
adalah bilangan kelipatan 2. Bukan hanya 2, 4, 6, 8, … yang merupakan bilangan
genap tetapi 0, -2, -4, -6, … juga merupakan bilangan genap. Suatu bilangan
disebut bilangan genap jika bilangan tersebut bisa dituliskan ke dalam bentuk
2k, dengan k adalah bilangan bulat. Karena 0 bisa dituliskan menjadi bentuk 2k,
dengan k = 0 maka nol merupakan bilangan genap.
7.
Nol bukan bilangan
prima dan juga bukan bilangan komposit. Definisi bilangan prima dimulai dari 2,
bukan dari 1. Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 yang
mempunyai faktor positif 1 dan dirinya sendiri.
8.
Semua Bilangan bulat
bukan nol, jika dipangkatkan nol sama dengan 1.
9.
Angka nol juga
memiliki kekhususan apabila di jumlah dengan bilangan berapapun hasilnya sama.
Dikurangi juga demikian. Dikurangi angka berapapun hasilnya tetap saja sama.
10. Semua bilangan bulat yang dikalikan dengan nol maka
hasilnya akan nol, begitu pula dengan semua bilangan bulat yang bukan nol jika
di bagi dengan nol maka hasinya akan tak terdefinisi.
2.3
Penjabaran
Angka Nol secara Matematika
1.
0 + a = a atau 0 + (-a) = -a
Filosofisnya
ketika dikaitkan dengan kehidupan manusia dapat dilihat ketika seseorang melakukan hal yang positif
maka hasilnya adalah kebaikan atau manfaat. Namun sebaliknya, jika manusia
melakukan hal yang negatif, maka hasilnya akan negatif pula.
2. a
x 0 = 0 x a
Mari kita ibaratkan a sebagai tindakan
baik kita sehari-hari dan 0 sebagai nilai keikhlasan kita. Tentu hasilnya 0,
artinya sehingga berappaun banyaknya kebaikan kita apabila kita tidak ikhlas
melakukannya maka hasilnya pun akan sia-sia.
3.
≠
Filosofisnya
kita ibaratkan pembilang itu adalah pemberian (0) dan pembaginya adalah harapan
(a). Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat ambil contoh ketika kita tidak
pernah memberikan sesuatu hal kepada orang lain atau tidak pernah membantu
orang lain, tetapi kita selalu berharap orang lain akan memberi kepada kita
maka hasilnya nihil, sebab apa yang kita lakukan tidak mengandung nilai
keikhlasan sama sekali. Sedangkan jika (a) adalah harapan dan (0) adalah
pemberian. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat memisalkannya ketika memiliki
harapan untuk memberikan sesuatu kepada seseorang tapi kita tidak tau apa yang
kita mau berikan atau dengan kata lain kita tidak mempunyai apa yang mau kita
berikan maka hal ini dapat dikatakan tak terdefinisi.
4.
= ∞
Coba perhatikan
penjabaran berikut :
Ketika kita
menggunaka cara mencoret antara pembilang dan penyebut maka hasilnya akan
seperti ini :
= 1 atau
= 0, = 1, = 2, dan seterusnya
Bagaimana jika
kita menggunakan cara penjabaran secara matematika maka hasilnya akan seperti
ini :
= , =
, = , dan seterusnya
Dari dua
penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa 1=, 2=, 3=, dan seterusnya sehingga
dapat disimbolkan dengan ketakterhinggaan (∞).
Sehingga meskipun
=1, =1, =1, dan seterusnya, namun tidak sama halnya dengan yang hasilnya bukan 0 ataupun satu namun tak
terhingga (∞).
Artinya bisa 1, bisa 2, bisa (-1), bisa(-2) bahkan
bisa berapapun, baik positif (+) maupun
negatif (-). Dalam kehidupan sehari-hari, apabila kita tidak pernah memberi,
tidak pernah melakukan apa-apa dan tidak pernah mengharapkan apa-apa, maka kita
diibaratkan manusia yang tak memiliki visi dan tujuan. Dengan kata lain, hidup
kita tak terarah. Kondisi ini menunjukan hidup kita tak tentu dan hidup yang
kita jalani juga ibaratkan tak berguna.
5. Semua
bilangan bulat = 0
Coba perhatikan
persamaan berikut :
Misalkan :
a=1 dan b = 1,
maka :
a2 = a2
b2 = ab
a2 – b2 = a2 – ab
(a + b) (a – b) = a (a – b)
a + b = a
b = a – a
b = 0
b = 1 (seperti yang dimisalkan pertama bahwa a dan b sama
dengan 1)
(1 = 0) X semua bilangan bulat
(1 = 0) X 2
2 = 0
(1 = 0) X 3
3 = 0
Sehingga dapat dikatakan bahwa 1=0, 2=0, 3=0, … dan
seterusnya.
Dalam bahasa yang berbeda dapat dikatakan seperti ini:
"materi (rupa) adalah kosong (sunya), dan kosong adalah materi".
"materi (rupa) adalah kosong (sunya), dan kosong adalah materi".
Seorang muslim Al-Hallaj berdoa :
“Aku melihat Tuhan
dengan mata hatiku.
Ia berfirman “ siapakah
kamu?”
Aku berkata ‘Saya
adalah Engkau
Engkau adalah Dia yang
mengisi semua tempat’.
Memahami angka nol sama halnya kita memahami :
“Dalam kekacauan ada keheningan, Dan dalam
keheningan ada kekacauan”
2.4
Makna Angka
Nol
1) Angka
nol dapat diartikan sebagai pelindung atau proteksi. Dalam al-qur’an ketika
banyak yang memperdebatkan kalimat basmallah itu sebagai ayat atau bukan maka
dengan angka nol kemudian memberikan pemahaman bahwa kalimat basmallah adalah
ayat yang bernomor nol. Yang keberadaannya ada di 112 surat dalam al-qur’an
yang dapat dimaknai sebagai pelindung atau proteksi dari setiap surat dalam
al-qur’an yang berlapis-lapis.
2) Dalam
filosofi agama, angka nol dapat diartikan sebagai kembalinya diri terhadap
penyucian jiwa dan ketulusan hati. Hal ini dijelaskan dalam al-qur’an dalam
surat at-taubah yang tidak memiliki kalimat basmallah di awal surat at-taubah,
hal ini pula menjelaskan bahwa antara nol dan kosong itu tidak sama. Kosong
merupakan sifat dari suatu bilangan yang dalam surat at-taubah dalam ayat
pertamanya ada kata bara’ah yang berarti bebas. Sehingga angka nol juga dapat
dikatakan sebagai kembalinya diri manusia terhadap penyucian jiwa dan ketulusan
hati atau bebas dari dosa-dosa.
3) ketika kita mengartikan angka 0
sebagai kelipatan, maka 0 berarti titik tolak untuk melipatgandakan kemampuan
kita, serta hasil yang ingin kita capai dari proses upaya yang kita pilih dalam
menyikapi dan melakukan sesuatu. Upaya atau cara yang salah bisa menghasilkan
kesalahan atau melipatgandakan kerugian. Demikian pula sebaliknya, ketika upaya
kita benar atau baik, maka hasilnya adalah kebaikan yang berlipat dan kita
menemukan banyak kebenaran.
4) dengan adanya angka 0, kita dapat
mengenal nilai angka-angka lainnya. Angka 1 akan bernilai lebih besar jika
diikuti angka 0 menjadi angka 10. Dalam skala 1-10, angka 10 merupakan nilai
yang sempurna. Angka 0 membuat angka 1 lebih bernilai, dan angka 1 bisa membuat
angka 0 ada nilainya, yaitu 0 satuan. Hal ini menunjukkan arti bahwa sesuatu
memiliki manfaat, dan kebermanfaatan itu bisa dinilai ketika sesuatu tersebut
mampu mengisi kekosongan dan menutupi kekurangan. Tanpa memahami kekurangan,
kita tidak akan menggali dan mencari, serta memanfaatkan kelebihan kita untuk menutupi
kekurangan tersebut. Tidak akan ada yang sempurna tanpa adanya yang tak
sempurna. Nilai manfaat inilah yang menjadikan sesuatu bermakna dan penting
dalam hidup kita hingga bisa menyirnakan kekosongan tersebut. Jika kita resapi
dan kita hayati, fungsi dan nilai kehidupan kita terletak pada memberi manfaat.
Kebermanfaatan atau kebergunaan kita dimulai untuk diri sendiri, keluarga,
saudara, sahabat, masyarakat, bangsa dan negara serta agama kita. Sebagaimana
hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari “Sebaik-baik manusia di
antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.”
5) angka 0 dalam sistem binary berarti
tiada, sehingga 0 merupakan titik keikhlasan dan penyerahan, mengosongkan dan
merendahkan diri di hadapan Tuhan. Keikhlasan ini menjadi dasar tumbuhnya upaya
untuk menjaga hati dari penyakit hati, mengikhlaskan hati untuk memaafkan dan
menerima kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam diri dan hidup kita, bahkan
memahami kekurangan orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a)
Angka nol itu sudah ada sejak sejarah awal pada zaman
Babilonia, yang kemudian berkembang di amaerika oleh bangsa maya yang digunakan
dalam kalender rumit mereka, terus berkembang sampai di india yang mulai
disimbolkan dengan sebuah titik yang akhirnya berkembang ditimur tengah hingga
ke seluruh dunia menjadi sebuah angka yang memudahkan kita dalam penulisan
angka ratusan, jutaan, milyaran bahkan sampai yang paling besar ke ukuran yang
paling kecil, dan sekarang dalam perkembangan ilmu teknologipun angka nol menjadi
dasar dari sebuah teknologi seperti pada computer yang menggunkan system biner
yaitu angka 0 dan 1.
b)
Angka nol memiliki keunikan tersendiri yang tidak
dimiliki oleh angka-angka yang lain seperti angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
yang ketika di putar sekian derajat maka bentuknya sudah tidak menyerupai
bentuk aslinya tap sebaliknya angka nol mau diputar dengan berapa derajatpun
bentuknya akan tetap sama menyerupai bentuk bumi yang berputar mengelilingi
prosnya.
c)
Angka nol memiliki makana yang begitu luas, bukan hanya
dalam aspek kehidupan sehari-hari, namun angka nol itu sendiri memiliki makana
dalam menjelaskan keberadaan kalimat basmallah sebagai ayat atau bukan dalam
sebuah kitab suci al-qur’an, memberikan pemahaman kepada umat muslim bahwa
sanya dalam al-qur’an itu sendiri terdapat bahasa computer yang berfungsi
sebagai proteksi yang begitu canggih, angka nol juga menjelaskan keberadaan
manusia dan bagaimana hubungan manusia itu sendiri dengan Tuhan- YME.
3.2 Saran
a)
Untuk para pembaca, agar senantiasa mengembangkan
pengetahuannya untuk membuktikan suatu kebenaran dalam bidangnya masing-masing
b)
Untuk kedepannya mungkin bisa dikaji masalah Filsafat
aljabar, Filsafat geometri, dll
DAFTAR REFERENSI
Prakarsa,
Aditya, M. (2015). Angka
Nol. Makalah Pengantar Filsafat Ilmu,
Yogyakarta: UGM.
Suriasumantri,
Jujun ,S. (2009). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cetakan Kedua Puluh Satu, Jakarta:
Pusataka Sinar Harapan.
Marsigit,
Rizkianto,L., & Murdiyani, N. M. (2015). Filsafat
Matematika. Edisi Pertama, Yogyakarta: UNY Pers.
http://yusuplamba.blogspot.co.id/2009/12/asal-usul-angka-0-nol-kosong.html
Sabtu, 13 Februari 2016
PENGANTAR FILSAFAT BARAT
PENGANTAR
FILSAFAT BARAT
BAB
1
SISTEM
FILSAFAT
A.
Filsafat
Apakah filsafat itu?
Secara
etimologis filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Tidak mudah mendefinisikan
filsafat itu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan filsafat sulit untuk
didefinisikan antara lain:
1. Para
filsuf tidak setuju dalam menentukan perioritas objek kajian filsafatnya.
2. Perbedaan
dalam memberi tekanan pada objek kajian filsafat mendorong mereka
mendefinisikan filsafat secara berbeda satu sama lain.
3. Sejak
berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan empiris filsafat mengalami redefinisi dalam
hal peran dan kontribusinya untuk pengetahuan manusia.
4. Para
filsuf dewasa ini lebih tertarik untuk menganalisi kehidupan manusia secara
nyata, baik kehidupan manusia sebagai individu maupun sosial dan kultural.
Sekalipun
definisi filsafat beragam, namun semuanya memiliki kesamaan, yakni:
1. Karya-karya
mereka pada umumnya berupaya menemukan hakikat terhadap apa yang mereka teliti.
2. Hakikat
yang dicari bukan hanya hakikat objek yang diteliti, tetapi juga subjek yang
meneliti atau yang sedang melakukan pencarian.
3. Para
filsuf tidak melakukan penelitian empiris, baik
survei, eksperimental, atau studi korelasional.
Jenis-jenis
filsafat
Filsafat sebagai analisis
Berarti
bahwa filsafat merupakan suatu analisi terhadap masalah-masalah yang dihadapi
oleh manusia dalam kehidupan. Contohnya adalah analisis atas common sense,
analisi atas masalah-masalah etik atau moral, analisi atas masalah-masalah
estetik, analisis atas keberadaan tuhan dan agama, analisi atas ilmu pengetahuan, analisis atas negara,
analisi atas manusia, analisis atas masyarakat dan kebudayaan, dan analisis
atas kehidupan lainnya. Misalnya politik hukum, ekonomi, dan lain-lain.
Filsafat sebagai sintesis
Berarti
bahwa filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mensintesiskan pengalaman dan
pengetahuan ke dalam suatu visi atau
pandangan mengenai realitas.
Salah
satu cabang filsafat yang dinamakan metafisika, kita dapat menemukan pandangan
yang bersifat materialistik atau idealistik tentang kenyataan. Apa yang tampak
material pada dasarnya adalah modifikasi atau perwujudan dari roh, apakah itu
bersifat individual (aku), kolektif (masyarakat), atau yang tunggal (Tuhan).
Filsafat sebagai pencarian makna hidup
Filsafat
ini mencoba untuk mencari jawaban tentang makna kehidupan. Adapun
pertanyaan-pertanyaan yang dicari jawabannya antara lain:apakah sebtulnya makna
kehidupan ini? apakah sesungguhnya tujuan hidup mannusi itu?.
Filsafat sebagai tinjauan kritis terhadap berbagai
masalah kemanusiaan
Melalui
filsafat, para filsuf coba mengkritisi dan mengungkap ke permukaan apa yang ada
di balik gejala kehidupan yang oleh orang awam sudah lazim. Menurut karl marx
(1818-1883), Max Hokheimer (1895-1973), Theodor Adorno (1903-1969), Herbert
Marcuse (1898-1973), dan Jurgen Habermas (1929-..) berpendapat bahwa di balik
kehidupan bermasyarakat dan pemerintahan yang kita jalani ini, terdapat
ideologi-ideologi tertentu yang langsung maupun tak langsung memengaruhi dan
bahkan mendominasi tingkah laku dan pengalaman kita.
Metode dan
Kebenaran Filsafat
Ada
beberapa metode filsafat yang terkenal adalah: dialektika (Plato, Hegel, Marx,
dan Kaum Marxis), skeptisisme (Descartes), Kritik Transedental (kant),
fenomologi (Husserl dan para eksistensialis), intuisi (Bergson), dan
seterusnya. Sekalipun berbagai metode yang ada, namun memiliki ciri yang sangat
esensial, yakni logis (koheren). Tolak ukur untuk mengetahui kebenaran manusia
adalah koherensi, korespondensi, dan pragmatis.
Koherensi adalah jenis
kebenaran suatu pengetahuan, dimana pernyataan-pernyataan yang menyusun
pengetahuan tersebut tidak saling bertentangan, melainkan saling bertautan
(koheren). Korespondensi adalah
jenis kebenaran suatu pengetahuan dimana pernyataan-pernyataan yang menopang
pengetahuan tersebut memiliki acuan pada kenyataan. Pragmatis jenis kebenaran suatu pengetahuan dengan cara mengukur
kegunaan dari pengetahuan itu.
Ciri-Ciri
Persoalan Filsafat
Filsafat
pada dasarnya adalah suatu pendekatan (approach) dalam memandang,
mendiskripsikan, dan menginterpretasikan objek-objek kajiannya. Yang membedakan
filsafat dengan ilmu pengetahuan yang lain adalah:
1. Ruang
lingkup persoalannya luas
2. Tingkat
abstraksi persoalannya tinggi
3. Ppersoalannya
mendasar (fundamnetal)
4. Persoalannya
tidak dapat dipecahkan oleh metode ilmiah, yakni melalui observasi atau
eksperimen.
5. Pendekatannya
bukan hanya memberi tekanan pada fakta
sebagaimana adanya (das sein), tetapi juga pada bagaimana seharusnya (das
sollen).
Hubungan
Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan
Kedudukan
filsafat dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan dapat digambarkan sebagi
berikut:
1. Tujuan
filsafat untuk memahami hakikat dari sesuatu objek yang menjadi kajiannya tetap
dipertahankan,
tetapi informasi atau pengetahuan yang menunjangnya harus bisa
dipertanggunjawabkan bukan hanya secara rasional (logis), tetapi juga secara
faktual (dialami langsung oleh kehidupan kita).
2. Tujuan
filsafat untuk mempersoalkan nilai dari suatu objek (aksiologi) tetap
dipertahankan. Hal ini pun dilakukan filsafat terhadap ilmu pengetahuan.
3. Filsafatpun
melakukan kajian dan kritik terhadap
persoalan-persoalan metodologi ilmu pengetahuan. Misalnya, kritik filsafat atas
cara kerja dan metodologi ilmu pengetahuan pada prinsipnya mengunutnkan ilmu
pengetahuan, karena dapat menjernihkan dan menyempurnakan ilmu pengetahuan.
Kritik-kritik mereka terhadap sosial dan kemanusiaan menghasilkan
paradigma-pardigma baru dalam ilmu sosial yakni yang bersifat humanistik dan
kritis, di samping positivistik.
Beda Antara
Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan
Tabel
perbedaan anatara filsafat dan ilmu pengetahuan
|
Filsafat
|
Ilmu Pengetahuan
|
Pertanyaan
inti
|
-apa? (hakikat)
-Mengapa ? (sebab akibat yang bersifat ultimate)
dari mana (asal-usul) dan ke mana (apa yang terjdi berikutnya)
|
-Mengapa? (sebab-akibat)
-bagaimana ? (dinamika)
Berapa banyak? (kuantifikasi, persentase,
frekuensi)
|
Ruang lingkup masalah
|
-luas, mencakup semua hal yang ada dan yang mungkin ada
|
-terbatas pada gejala atau aspek-aspek tertentu,
sejauh yang dapat diukur secara empiris).
|
Metode
|
-Logis-rasional
|
-ilmiah, mencakup rasional, empiris, dan terukur.
|
Fokus kajian
|
-fakta dan
nilai
|
-fakta, terutama dalam pure science
|
Hasil (teori)
|
-intensif (dalam),
-ekstensif (luas)
-kritis (karena berkaita dengan nilai)
|
-khusunya dalam IPS: terbatas pada populasi dan
“kelas “objek yang diteliti.
|
B.
Epistemologi
Pengertian Epistemologi
Epistemologi
berasal dari bahasa yunani, episteme (pengetahuan) dan logos (teori). Jadi
epistemologi adalah suatu kajian atau teori filsafat mengenai (esensi)
pengetahuan.
Hubungan Anatara
Pengetahuan Dengan Kepercayaan Pribadi
Para
filsuf mempertanyai tentang validitas kepercayaan orang awam yang sudah lazim,
apakah bisa dipertanggungjawabkan?. Kenyataan menunjukkan bahwa pengetahuan
yang kita miliki sering berbeda dari yang sebenarnya. Misalnya, kita
seolah-olah melihat garis batas yang bengkook di dasar kolam renang tapi pada
kenyataannya garis tersebut adalah lurus. Persepsi tersebut merupakan gejala
yang terjadi pada otak, dan bahwa perubahan kimiawi dan listrik dalam konteks
merefleksikan perubahan-perubahan dalam dunia nyatta melalui entita-entita yang
sangat teoritis yang dinamakan gelombang elektromagnetik.
Status Pengetahuan Yang
Melampaui Pancaindera
Jika
pengetahuan diperoleh melalui pancaindera, lalu bagaimana dengan yang mengatasi
pancaindera, misalnya metafisika dan agama?, salah satu jawaban penting adalah peran penting
rasio dalam membentuk pengetahuan yang melalmpaui pancaindera tersebut.
Status Ontologis
Teori-Teori Ilmiah
Gelombang
cahaya tidak bisa dilihat seperti kita melihat uang, orang, atau barang. Namun,
dapat dikatakan bahwa cahaya itu ada, mempunyai reallitas dan entitasnya
sendiri. Ia ada, meski tidak bisa divisualisasikan secara akurat. Konsep yang
demikian tidak bisa difikirkan sebagai realitas fisik semata-mata tanpa
interpretasi kita.
Analisi Atas Tindakan
Mengetahui Itu Sendiri
Hussesrl
(1859-1938) menyebutkan bahwa mengetahui pada dasarnya merupakan suatu proses
tindakan kesadaran yang dimulai dari objektifikasi, identifikasi, korelassi,
dan konstitusi. Konsekuensinya tidak ada pengetahuan yang murni objektif,
terlepas dari banya subjek yang
menkonstitusikannya (menciptakannya).
Epitemologi Dan
Psikologi
v Psikologi
tertarik pada fakta-fakta, sedangkan epistemologi tertarik pada upaya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan.
v Psikologi
menggeneralisasikan dan mendiskripsikan pristiwa-pristiwa yang berhubungan
dengan persepsi, belajar, dan seterusnya; sedangkan epistemologi berkenaan
dengan makna dan keniscayaan kognitif dari proses-proses tersebut
v Psikologi
menyelidiki faktor-faktor kognitif yang memengaruhi dan membentuk persepsi,
sedangkan epitemologi menguji hubungan logis antara stimulus yang dialami
dengan keberadaan dan hakikat dunia di luarnya.
v Psikologi
menyelidiki pentingnya insentif dalam proses belajar, epistemologi mempelajari
batas-batas dan jangkauan pengetahuan manusia.
Ruang Lingkup Epistemologi
Batas-batas
pengetahuan
Sejumlah
jawaban yang diajukan dalam filsafat terkait dengan pengetahuan yang benar yang
mungkin tercapai oleh manusia:
v Skeptisisme:
menurut faham ini tidak mungkin kita mencapai pengetahuan, selain berupa
pengenalan-pengenalan yang bersifat sementara
v Realisme
Naif: menurut faham ini pengetahuan sangat dimungkinkan sejauh bersesuaian
dengan objek yang dipersepsi. Pengetahuan, konsep, gambaran tentang pohon,
misalnya, harus bersesuaian dengan pohon yang diamati.
v Skeptisisme
Descartes (Skeptisisme Metodis): menurut Descartes, segala sesuatu (termasuk
apa yang ada dalam pengetahuan kita dan
bahkan pengetahuan itu sendiri) dapat diragukan keberadaannya.
v Realisme
Kritis: meski pengetahuan hanya mungkin sebatas pengalaman indera (sebagaimana
yang diyakini oleh realisme naif), tetapi pengetahuan yang mengatasi pengalaman
pun dimungkinkan, sejauh ada justifikasi rasional terhadapnya.
v Kritisisme
Immanuel Kant: Menurut Kant, Realitas pada dasarnya ke dalam dua dunia, yakni
dunia fenomenal (phenomenon, atau dunia sebagaimana menampakkan diri pada
pengamat) dan dunia naumenal (naumenon, atau dunia yang sesungguhnya, yang
berada di dalam diri realitas itu sendiri).
v Positivisme
Logis: oleh aliran filsafat ini masalah yang bisa diketahui dan yang tidak bisa
diketahuo diubah dalam bentuk yang bermakna dan yang tidak bermakna.
Sumber dan
struktur Pengetahuan
Rasionalisme dan empirisme
Menurut
rasionalisme, pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pemikiran logis dan
deduktif melalui rasio manusia. Sebaliknya menurut empirisme, pengetahuan
diperoleh dari pengamatan inderawi manusi, jadi empirisme menekankan karakter
eksperimental dan perseptualdari pengetahuan, sedangkan rasionalisme pada
karakter kekuatan logika dan matematika.
Hakikat Pengetahuan A Priori
1. A
priori adalah sesuatu yang bersifat intrinsik, ini dikemukakan oleh Descares,
Leibniz, Spinoza, dan wolf. Mereka berpendapat bahwa ide-ide a priori adalah ide-ide bawaan.
Manusi mempunyai potensi, disposisi untuk mengembangkan ide-ide yang bersifat
universal seperti ide-ide matematis.
2. A
priori sebagai lumen natureale. Manusia mempunyai cahaya batin atau alami
(lumen natureale) sehingga mampu membedakan ide-ide yang meragukan dan ide-ide
yang jelas, self-evident.
3. A
priori adalah asumsi yang mutlak diberikan. pendapat ini dikemukakan oleh
imanuel kant. Ia bermaksud mencari pengandaian-pengandaian atau
hipotesis-hipotesis logis yang harus ada sebelum pengalaman terjadi pada kita.
4. Penolakan
atas pengetahuan a priori. Penolakan ini terutama dilakukan oleh para penganut
empirisme, antara lain john stuart mill. Penolakan mereka didasarkan pada dua
alasan. Alaan yang pertama adalah bahwa semua pernyataan a priori adalah hipotesis
empiris.
Analitik vs sintesis. Proposisi berisi
sesuatu yang merupakan halnya atau bukan halnya tentang kenyataan. Misal, emas
ini beratnya 20 gram, dimana emas menunjuk pada suatu penampkan fisik dan
beratnya 20 gram merupakan informasi baru yang tidak diperoleh melalui analis.
A priori vs a Posteriori.
A priori adalah pengetahuan yang tidak diperoleh melalui pengalaman, sedangkan
posteriori diperoleh
melalui pengalaman.
Hakikat Pengetahuan Sintesis A Priori. Kant
berkeyakinan bahwa “ semua pengetahuan mulai dengan pengalaman, tetapi tidak
berasal dari pengalaman”. Para rasionalis menerima ini, sedangkan para empiris
tidak. Pengetahuan a priori adalah ala atau perlengkapan yang kita bawa pada
pengalaman dan digunakan untuk mengklasifikasikan, mengorganisaikan, dan
mengantisipasi pengalaman.
Persoalan
Metodologi
Persoalan
metodologi sangat berhubungan erat dengan persoalan sumber pengetahuan. Metode
ilmu pengetahuan, khusunya ilmu pengetahuan alam, pada dasarnya merupakan
gabungan antara empirisme dan rasionalisme, antara observasi empiris dan
analisis logis secara matematik.
Persoalan
validitas (kebenaran) pengetahuan
Secara
tradisional terdapat teori mengenai kebenaran: teori korespondens tentang
kebenaran, dan teori pragmatis tentang kebenaran.
Teori korespondensi : menurut
paham ini kebenaran terjadi jika ada
kesesuaian antara bentuk-bentuk simbolik bahasa seperti kata, kalimat, gagasan,
atau pikiran, dengan keadaan nyatanya, yakni objeknya yang berada di luar kita.
Kebenaran demikian adalah adanya ekivalensi, adanya hubngan satu hal
dengan hal lainnya, adanya kesamaan
antara aspek simbolis atau refresentatif, yakni kata atau fikiran, dengan
keadaan di luar, yakni objek yang disimbolisasikannya.
Teori Koherensi : menurut teori ini,
kebenaran terjadi jika suatu sistem proposisi secara internal koheren (runtut)
satu sama lainnya. Pernyataan “ 2+2 = 4” adalah benar, sejauh pernyataan itu
koheren dengann seluruh pernyataan matematika.
Teori Pragmatik:
teori pragmatik tentang kebenaran menghubungkan makna kebenaran dengan proses
konfirmasi, pengujian, atau verifikasi. Menurut teori ini, kebenaran bukan
hubungan statis anatara pikiran dan dunia luar, melainkan berkaitan dengan
konsekuensinya terhadap tindakan.
Teori Performatif:
teri performatif tentang kebenaran
meyakini bahawa suatu pernyataan disebut benar jika diputuskan atau dikemukakan
oleh orang-orang atau tokoh-tokoh yang memiliki otoritas tertentu dibidangnya.
Teori konsensus:
kebenaran suatu pernyataan pada dasarnya terletak pada aspek sosial dan
psikologis, bukan pada isi atau bentuk dari penyataan tersebut.
C.
Metafisika
Apakah
metafisika?
Metafisika
pada dasarnya meneliti perbedaan penampakan (appearance) dan kenyataan
(reality). Karena benda-benda tampak tidak sepenuhnya seperti adanya, maka
tugas dari metafisika adalah untuk mengunkap apa yang ada di dasar pengalaman
kita, atau kenyataan apa yangsesungguhnya tersembunyi di belakan penampakan
indera kita.
Apakah
metafisika penting?
Tidak
semua filsup mendukung adanya metafisika dan
filsafat. Misalnya saja Auguste Comte, menutunya metafisika sudah out of
date, sudah seeharusnya ditinggalkan karena tidak menjelsakan realita secara
tepat. Sebaliknya banyak yang filsup juga menjelaskan bahwaa metafisika tidak
dapat diabaikan dalam filsafat, bahkan sangat penting keberadaannya.
Konstenbaum punya alasannya:
1. Metafisika
tidak bisa dihindari.
2. Metafisika
adalah landasan pengetahuan
3. Metafisika
dapat memcahkan masalah-masalah atau misteri-misteri kehidupan sehari-hari, yang
menuntut untuk segera diberikan jawaban.
4. Metafisika
adalah landassan nilai.
Apakah metafisika mungkin?
Cukup
banyak yang menyatakan bahwa metafisika diragukan dengan alasan bahwa
metafisika tidak mungkin karena melampaui batas-batas kemampuan indera untuk
membutkikan kebenaran-kebenarannya.
Ontologi
Menurut
aristoteles, ontologi pada dasarnya dimaksudkan untuk mncari makna ada dan
struktur umum yang terdapat pada ada, struktur yang dinamakan kategori dan
susunan ada.
Kosmologi
Prinsip-prinsip
pengklasifikasian di dalam kosmologi
Idealisme:
ada eberapa jenis idelalisme yakni, personalisme (pesona pribadi merupakan
metafor yang sangat tepat untuk memahami dan mendiskripsikan alam semesta,
idealisme subjektif (selain tuhan,
kenyataan yang sesungguhnya adalah jiwa-jiwa manusia), monadisme (semua
objek pada dasarnya merupakan entita-entitas atau jiwa spiritual, selain itu
ada pula jenis idealisme seperti voluntaristi (kehendak manusia adalah akar
metafor untuk menjelaskan alam, solipisme (diri manusia individual adalah
satu-satunya entitas yang ada).
Materialisme: materialistik
menggunakan objek-objek material atau natural sebagai metafor kenyataan yang
sesungguhnya, sehigga semua penampakan direduksikan pada materi atau alam.
Dualisme:
dualisme meyakini bahwa alam semesta tidak bisa direduksi hanya pada
unsur-unsur material saja (seperti materialiasme atau naturalisme) atau
spiritual saja (seperti idealisme).
Filsafat Manusia
Kehendak
bebas (indeterminisme) vs. Determinisme
Tindakan
dan pilihan manusia sudah bisa diprediksikan sebelumnya. Pandangan yang
menyatakan bahwa kehendak bebas tidak mungkin dan hanya ilusi beleka dinamakan determinisme. Kita memang dihadapkan pada dilema
atau mendengarkan rasio dan mennolak kemngkinan tanggung jawab individu, atau
menolak rasio dan mempertahankan kemngkinan kehidpan etis. Jika kita percaya
akan adanya kehendak bebas maka kepercayaan kita namakan interdeteminisme
atau liberatianism.
D.
Etika
Teori-teori
Translatability. Teori ini dapat dibagi menjadi
teori-teori teleologis dan teori-teori deontologis. Teori teleologis menegaskan bahwa kualitas etis dari suatu tinadakn
trerletak pada konsekuensi, akibat, atau hasil dari tindakan itu. Teori-teori deontologis menolak teori-teori
teleologis. Menurut Kant seorang pendukung deontologis menyatakan bahwa isi
dari perkataan, aturan, dan tindakan etis tidak bergantung pada konsekuensinya.
Nilainya bukan instrumental, melainkan intrinsik, ada dalam perkataan atau
perbuatan itu sendiri.
Teori-teori
Naturalistik. Teori ini menegaskan bahwa ungkapan “suatu tindakan
adalah baik” dapat diterjemahkan ke dalam bentuk ungkapan “suatu tindakan
merupakan sesuatu yang bersifat alami. Teori-teori naturalistik terdiri dari:
1. Hedonisme.
Hedonnisme berpandangan bahwa sikap atau tindakan yang baik adalah sikap atau
tindakan yang dapat menimbulkan perasaan senag atau bahagia.
2. Hedonisme
egoistik. Teori berkeyakinan bahwa “suatu tindakan adalah baik”, artinya
tindakan itu kondusif bagi sebsar-besarnya
kesenangan dan sekecil-kecilnya rasa sakit pada diri saya.
3. Hedonnisme
Universal (Utilitarianisme). Teori ini berpandangan bahwa “suatu tindakan
adalah baik”, berarti tindakan itu kondusi bagi sebesar-besarnya kesenagna dan
sekecil-kecilnya rasa sakit pada masyarakat.
4. Eudaemonisme.
Teori ini berkeyakinan bahwa “suatu tindakan adalah baik”, berarti tindakan itu
kondusif bagi kesejahteraan (well-being).
Teori-teori
Teologis
Teori
ini menerjemahkan istilah-istilah etis
ke dalam istilah-istilah yang bukan alami (nonnatural), melainkan ilahi, teori ini menegaskan bahwa
kebenaran etis diketahui dan diverifikasikan oleh wahyu atau kehendak tuhan.
Teori-teori
Untranslatability
Teori
ini meyakini bahwa istilah-istilah etis sama sekali tidak dapat diterjemahkan
ke dalam ungkapan-ungkapan non etis.
Emotivisme meyakini bahwa teori-teori
translability mengandalkan konsepsi yang sempit mengenai bahasa. Fungsi bahasa
sesungguhnya adalah deklaratif, deskriptif, indikatif, atau referensial.
Intuitionisme. Menurut
teori ini kebenaran etis tergantung pada intuisi tentang prinsip-prinsip yang
self-evident.
BAB 2
SEJARAH FILSAFAT BARAT
A. Filsafat
Yunani Kuno (600 SM-500 SM)
Mitologi. Jauh sebelum filsafat
lahir, masyarakat Yunani telah mengenal mite-mite. Mite-mite tersebut berfngsi
sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai teka-teki atau misteri
alam semesta dan kehidupan yang dialami langsung oleh masyarakat yunani pada
saat itu.
Kesusasteraan. Sejumlah ahli dalam
psikologi dewasa ini meyakini bahwa kesenian, termasuk kesusasteraan, dapat
memperhalus
emosi dan meningkatkan kecerdasan. Kesusateraan dapat memperhalus perasaan dan
mempertajam kecerdasan manusia yunani
pada saat itu.
Pengaruh Ilmu penegatahuan dari
bangsa Timur (Mesir dan Babilonia). Selain di yunani , pada saat yang sama di
beberapa negara lain pun berkembang pemikiran-pemikiran intelektual . di mesir
misalnya, telah berkembang ilmu kur, yang berawa dari upaya pengukuran
ketinggian air sungai nil. Dengan
mengetahui ketinggian air yang aman , mereka dapat melakukan perdagangan dan
perjalanan.
Sosial-politik. Pemerintahan yunani
kuno sering disebut sebagai cikal bakal pemerintahan demokratis. Ini dapat
dipahami karena di negara ini diterapkan kehidupan sosial politik yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, setiap warga negara memiliki otonomi dalam
bidang hukum dan memiliki kemerdekaan politik untuk mengemukakan pendapat.
Kedua, ada “negara-negara bagian “ yang disebut polis.
Filsuf-filsuf
yang Membahas Alam
Thales
(624-546 SM) dianggap sebagai filsuf pertama di Yunani. Ia adalah filsuf yang
berusaha untuk menemukan arkhe (asas atau prinsip) alam semesta.
Anaximandros
(610 SM – 546 SM), ia adalah murid thales. Baginya arkhe yang sejati bukan
suatu anasir yang dapat diamati oleh pancaindera, melainkan sesuatu yang tidak
tampak.
Anaximenes
(585 SM -528 SM), merurutnya asal-usul segala sesuatu adalah udara, karena
udara merupakan bahan dasar yang membentuk semua benda yang ada dalam alam
semesta.
Filsuf-filsuf
yang membahas ilmu pasti dan metafisika.
Tokoh-tokoh
metafisika adalah Pytagoras (570-490
SM), Herakleitos (535 -475 SM), Parmenides (hidup sekitar abad ke-5 SM ), Zeno
(490-430 SM).
Pytagoras.
Ajarannya yang terkenal adalah tentang bilangan atau angka, ia menyusun ohtaf
nada,. Menurutnya nada-nada dikuasai dalam hukum matematis, sehingga untuk
menguasai nada-nada diperlukan kemampuan memahami angka-angka.
Herakleitos
(535-475 SM). Teori ini membahas mengenai metafisika, menrutnya, segala sesuat
yang ada di alam semesta itu mengalir, berubah-ubah.
Parmenides.
Tokoh ini banyak membahas ontologi, ia menentang pendapat herakleitos
tentang perbahan, menrutnyya, gerak
atau perubahan itu tidak mungkin, jika semua berubah, bagaimana kita mengetahui
ada perubahan, karena kita sendiri berubah?
Zeno.
Zeno adalah murid paling cerdas dari
parmenides. Ia membela gurunya dan berpendapat, 1) argumentasi melawan gerak
(perubahan); 2)argumentasi melawan plura; 3) Argumentasi melawan ruang.
Filsuf-filsuf
Pluralitas
Tokoh
–tokoh aliran fluralis adalah Empedokles (490 SM-430 SM) dan Anaxagoras (500
Sm-428 SM). Menurut Empedokles ada empat unsur atau anasir dalam alam semesta,
yait : api, udara, tanah, dan air. Anaxagores (500-428 SM) tidak setuju dengan
pendapat empedokles. Menurutnya, unsur-unsur atau anasir-anasir itu jumlahnya
pasti lebih dari empat, melainkan tidak berhingga dan masing-masing bercampr
baur satu sama lain.
Filsuf-filsuf
Atomis
Tokoh-tokoh
filsafat atomistik antara lain Leukippos (hidup di awal Pertengahan abad ke-5)
an muridnya yang bernama Democrits (460-370 SM). Leukippos adalah orang pertama
yang mengajukan teori atomisme, namun Democrituus yang mensistematiskan dan
menyempurnakan pemikiran Leukippos, selain mengajukan teori atom, juga
mengajkan pendapat mengenai kejadian-kejadian dalam alam semesta.
Filsafat Para
Sofis
Ajaran
para sofis sangat berbeda dari para filsuf sebelumnya. Mereka tidak tertarik
paada filsafat alam, ilmu pasti, atau metafisika. Mereka menilai
filsafat-filsafat sebelumnya terlalu mengawang-ngawang. Mereka menkritik
filsafat-filsafat sebelumnya. Mereka lebih tertarik pada hal-hal yang lebihh
konkret seperti makna hidup manusis, moral, norma, dan politik. Tiga serangkai
filsuf paling terkemuka Yunani sperti Socrates ( 470-399 SM), Plato
(428/427-348/347 SM), Aristoteles (384-322 SM) lahir pada zaman para sofis
hidup dan dibesarkan di antara mereka.
Filsafat
Socrates banyak membahas masalah-masalah etika. Ia beranggapan bahwa yang
paling utama dalam kehidupan bukanlah kekayaan atau kehormatan, melainkan
kesehatan jiwa.
Plato.
Plato adalah murid Socrates, dia menganalogikan manusia dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari dengan para tahanan yang selama hidupnya terkurung dalam
gua. Kepala mereka enggan menengok ke belakang (ke lubang gua) dan hanya
terarah pada dinding gua belaka. Oleh sebab itu merek tidak dapat meliha cahaya
di luar gua. Mereka hanya melihat bayangan dirinya sendiri saja, sumber
cahayanya berasal dari lubang gua di belakang mereka.
Aristoteles.
Dia adalah murid plato, namun dia menentang ajaran gurunya tentang keberadaan
dunia ide. Dia mengaku bahwa dia sangat
menyayangi gurunya, tetapi kecintaannya pada kebenarannya membuatnya dia
berbeda pandangan dari gurunya itu. Menurutnya tidak ada dunia ide itu, tidak
ada kesegitigaan ataupun kekudaan yang sumbernya dari dunia ide. Yang ada
adalah segitiga dan kuda ini dan itu saja; jadi segitiga dan kuda yang konkret.
B.
Filsafat
Abad Pertengahan
Thomas
Aquinas. Dia memiliki 5 argumen untuk mengetahui keberadaan tuhan, yakni:
a. Argumen
I (Gerak): tidak ada satu bendapun yang mampu menggerakkan dirinya, semua benda
pasti ada yang menggerakkan, termasuk manusia, begitu seterusnya. Namun ada
akhir dari penyebab yang menggerakkan ini, itulah yang disebut penggerak
pertama, dan penggerak itu punya kekuatan yang maha besar , jadi pasti bkan
manusia atau makhluk yang serupa manusia, penggerak pertama it adalah Tuhan.
b. Argmen
II (Sebab-Akibat): suatu kejadian adalah penyebab dari sesuatu, dan penyebab itu timbul dari
penyebab-penyebab yang lain. Jika tidak adda prnyrbab awal tidak akan ada
serangkaian penyebab seterusnya, penyebab awal it adalah Tuhan.
c. Argumen
III (Ada dan Tiada): ada maa dimana alam semmesta ini belum ada. Sangat tidak
masuk akal jika ketika alam semesta ini belum ada, belum ada sesuatu yang
niscaya Ada (exact being). Dipastikan bahwa ada sesuatu yang niscaya ada
sepanjang masa. Sesuatu yang niscaya ada itu adalah Tuhan.
d. Argumen
IV (Kelas Kualitas): penilaian kualitas memerlukan acauan yang paling absolut
dan sempurna. Acuan paling absolut dan semprna itu tidak lain adalah Tuhan.
e. Argumen
V (Keteraturan Perencanaan): keteratuaran itu geraknya mengikuti suatu pola , berjalan seperti sebuah anak
panah menuju tujuan tertentu yang dikehendaki pemanahnya. Pemanahnya itu adalah
Tuhan.
Etode ilmiah yang
C.
Filsafat
Modern
Berkembangnya
ilmu pengetahuan mendorong para filsuf bertanya tentang hakikat manusia
itu. Apakah manusia itu materi fisik
atau jiwa? Apakah proses kimiawi dan gerak mekanis yang terjadi pada alam terjadi juga pada diri
manusia?. Materialisme mengajarkan kita bahwa manusia pada dasarnya adalah
mmateri, jadi tidak berbeda dari materi lain yang ada dalam alam semesta .
sebalinya idealisme mengajarkan bahwa bukan materi, melainkan jiwa yang
merupakan inti sari manusia, sehingga gerak gerik badannya bersumber dari
kekuatan yang bersifat rohani, yaknni yang ilahi dan jiwa manusia. Adapun para
filsuf pada zaman ini adalah francis
Bacon, Thomas Hobbes, Rene Descartes, Spinoza, John Locke, Leibniz, Barkeley,
Hume, Kant, Fichte, Hegel, Bentham, Schopenhauer, Comte, john Stuat Mill,
Kierkegaard, Marx, Engels, Nietzsche, James.
D.
Filsafat
Kontemporer
Profesionalis
ilmu filsafat pun tampak dengan jelas dari munculnnya jurnal-jurnal terkemuka
dalam bidang filsafat. Ada cukup banyak jurnal filsafat, baik dalam cetakan maupun
elektronik. Leiter melakukan survei di sejumlah negara untuk mengetahui poplaritas dan kualitas
jurnal-jurnal filsafat. Adapun filsuf pada zaman kontemporer yakni; wilhelm
dilthey, Edmund Husserl, Henri Bergson, Ernst Cassirer, Bertrand Russel, Ludwig
witgenstein, Thomas kun, Gilbert Ryle, Martin Heidegger, Jean paul sarte,
Simone de beauvoir, Ricahrd Rorty, paul Ricour, Theodor W. Adormo, Jacques
lacan, Foucalt, Levi-strauss, karl popper, Jurgen Hobermas, Slavoj zizek, dan
lain-lain .
Daftar
Pustaka
Abidin,
Zainal. 2011. Pengantar Filsafat Barat.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Langganan:
Postingan (Atom)