Minggu, 14 Februari 2016

PENJABARAN MATEMATIS DAN FILSAFAT ANGKA NOL “0”


PENJABARAN MATEMATIS DAN FILSAFAT ANGKA NOL “0”

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

Dimasa sekarang ini tak jarang kita mendengar perbicangan tentang matematika beserta komponen-komponen penyusunnya seperti: bilangan dan angka. Sebagai cabang filsafat, filsafat matematika berusaha mencoba menjawab beberapa pertanyaan misalnya mengapa matematika bermanfaat untuk menjelaskan alam dan kehidupan; bagaimanakah kita mampu memahami konsep dan objek matematika. Begitu banyak masalah matematika yang ditemukan dalam kajian matematika itu sendiri yang penjelasannya luas. Mulai dari teori bilangan yang menjadi komponen penting dalam matematika itu sendiri yang mana bilangan itu sendiri memiliki bagian-bagian yang diklasifikasikan seperti; bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan ril, bilangan asli, bilangan genap, bilangan ganjil, bilangan prima, bilangan cacah, bilangan komposit dan masih banyak lagi jenis-jenis bilangan yang berperan penting dalam kemajuan pengetahuan matematika. Bagaimana dengan angka? Dalam kajian matematika dikenal dengan istilah bilangan atau angka. Angka  itu tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari – hari, serta angka tersebut kita kenal dimulai dari angka 0 – 9. Dari keseluruhan angka tersebut yang paling menarik untuk dibahas adalah angka nol. Angka nol merupakan angka yang memiliki bentuk serta sifat yang unik. Selain itu angka ini, memiliki sejarah dan karakteristik sehingga dapat diambil filosofisnya dan hal ini dapat membedakan dirinya dengan angka – angka yang lain. Dalam perkembangan IPTEK, angka nol juga tidak luput dari peran serta sebagai dasar atau fondasi dari perkembangan teknologi itu sendiri, sperti : computer yang menggunakan system biner yaitu angka 0 dan 1. Dalam kitab suci al-qur’an pun angka nol menjelaskan keberadaan kalimat basmallah sebagai ayat nol ditengah banyaknya perdebatan yang mempertanyakan kalimat basmallah sebagai ayat atau bukan. Angka nol juga menjelaskan dirinya dalam al-qur’an bahwa berbeda dengan kosong yang sekarang ini banyak orang yang mengatakan bahwa nol itu sama dengan kosong, serta angka nol juga dengan keberadaannya menjelaskan adanya penggunaan Bahasa computer dalam kitab suci al-qur’an itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Sejarah Munculnya Angka Nol
Sejak awal peradaban, manusia telah memahami konsep ‘ada dan tiada’. Namun dimasa itu masih belum dikenal konsep nol.  Baru pada abad kelima masehi konsep ini telah sepenuhnya dikembangkan. Konsep nol, ditemukan secara independen oleh orang-orang Kuno, Babilonia, Maya, dan India (meskipun beberapa peneliti mengatakan sistem bilangan India terpengaruh oleh Babilonia). Angka nol dilambangkan dengan lingkaran penuh yang menggambarkan kekosongan.
Nol di Masyarakat Kuno
Nol ditemukan secara terpisah sekurangnya sebayak 3 kali. Ketika ditemukan kegunaan satu-satunya adalah sebagai pengisi kedudukan (place holder) dalam sistem perhitungan nilai kedudukan. Bangsa Yunani kuno memiliki sistem bilangan yang lebih rumit dibanding bangsa Babilonia, dan kemajuan pengetahuan mereka belum pernah ada sebelumnya. Meskipun demikian, Bangsa Yunani tidak punya simbol untuk nol dalam sistem bilangan mereka. Justru, nol cenderung menimbulkan masalah bagi bangsa Yunani dengan proporsi sungguh luas.
Bilangan sangat penting bagi bangsa Yunani. Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa bangsa Yunani menyembah bilangan. Kecerdasan koletif mereka baik dalam geometri maupun dalam filsafat bisa ditelusuri dari hasrat mereka terhadap bilangan dan hubungannya. Musik, astronomi, dan masyarakat, semuanya bisa dijelaskan secara masuk akal kepada bangsa Yunani dengan memakai bilangan dan hubungan bilangan. Bilangan merupakan batu landasan seluruh bidang Yunani.
Sejarah awal : Babilonia
Bangsa Babilonia mendapatkan sistem penomoran mereka dari bangsa Sumeria (bangsa pertama di dunia yang mengembangkan sistem perhitungan) yang dikembangkan sekitar 4000-5000 tahun yang lalu.
Robert Kaplan, penulis “The Nothing That Is : A Natural History of Zero“, menunjukkan bahwa bangsa Babilonia menggunakan sepasang simbol wedges miring yang digunakan untuk mempresentasikan sebuah kolom nomor kosong.

Nol ditunjukkan dengan dua wedges miring (tengah)
Gambar 1. Nol ditunjukkan dengan dua wedges miring (tengah)

Sistem Sumeria melewati Kekaisaran Akkadia ke Babilonia sekitar tahun 300 SM. Para ahli setuju bahwa simbol yang muncul itu merupakan pengganti angka nol, bahwa simbol tersebut merupakan sebuah cara untuk membedakan 10 dan 100 atau untuk menandakan bahwa dalam angka 2025 tidak ada angka di kolom ratusan. Pada awalnya, Babilonia menggunakan ruang kosong dalam sistem penomoran tulisan kuno mereka, tetapi karena membingungkan maka digunakanlah dua wedges miring untuk mewakili kolom kosong tersebut. Namun, mereka tidak pernah mengembangkan gagasan nol tersebut sebagai angka (nomor).
Nol di Bangsa Maya
 Enam ratus tahun kemudian (atau tahun 350 M) di wilayah yang berjarak 12 ribu mil dari Babilonia, bangsa Maya mengembangkan nol  dan menggunakannya di sistem kalender rumit mereka dengan merepresentasikannya dengan simbol mata. Meskipun sangat terampil dalam bidang matematika, bangsa Maya tidak pernah menggunakan nol dalam persamaan.
Nol ditunjukkan oleh mata.
Gambar 2. Nol ditunjukkan oleh mata.

Nol menjadi nomor : Bangsa India
 Beberapa ahli berpendapat bahwa konsep Babilonia merajut jalan hingga ke India dalam pengembangan nol, namun beberapa ahli lainnya mengatakan bahwa India mengembangkan angka nol mereka sendiri.
Konsep nol pertama kali muncul di India sekitar tahun 458 M. Konsep ini muncul pertama kali bukan dalam bentuk simbol, tetapi dalam pengucapan yang diucapkan pada persamaan matematika, puisi, atau nyanyian. Beberapa kata yang berbeda melambangkan nol, seperti “hampa”, “ruang”, atau “angkasa”.
Pada tahun 628 M, seorang astronom dan ahli matematika India yang bernama Brahmagupta mengembangkan angka untuk nol, yaitu sebuah titik. Dia juga mengembangkan operasi matematika menggunakan nol, menulis aturan untuk mencapai nol melalui penambahan dan pengurangan, dan menggunakan nol dalam sebuah persamaan. Ini adalah pertama kalinya di dunia nol diakui sebagai jumlah tersendiri, baik sebagai sebuah ide dan simbol.
Nol ditunjukkan oleh titik
Gambar 3. Nol ditunjukkan oleh titik.

Nol, dari Timur Tengah sampai ke seluruh dunia
Selama beberapa abad berikutnya, konsep nol terungkap di Tiongkok dan Timur Tengah. Menurut Nils-Bertil Wallin dari Yale Global, pada tahun 773 M, nol mencapai Baghdad di mana ia menjadi bagian dari angka Arab, yang didasarkan pada sistem India.
Seorang ahli matematika Persia, Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi, menyarankan bahwa lingkaran kecil harus digunakan dalam perhitungan jika tidak terdapat suatu nomor di tempat puluhan. Orang-orang Arab menyebut lingkaran ini sebagai “sifr” atau “kosong”. Angka nol sangat penting untuk al-Khawarizmi yang menggunakannya untuk menciptakan aljabar pada abad kesembilan. Al-Khawarizmi juga mengembangkan metode untuk mengalikan dan membagi angka yang disebut algoritma, yang diambil dari namanya.
Angka nol mencapai Eropa melalui penaklukan Spanyol (Andalusia) oleh bangsa Moor (muslim dari Maroko pada zaman pertengahan). Angka nol kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh matematikawan Italia, Fibonacci, yang menggunakannya untuk melakukan perhitungan tanpa sempoa. Perkembangan ini sangat populer di kalangan pedagang yang menggunakan persamaan Fibonacci yang melibatkan nol. Kemudian pemerintah Italia mencurigai penggunaan angka Arab dan melarang penggunaan angka nol. Namun, para pedagang terus menggunakannya secara diam-diam, dan kata Arab untuk nol “sifr” membentuk sebuah kata baru yaitu “cipher”, yang tidak hanya berarti karakter numerik, tetapi juga berarti “sandi” atau “kode”.
Pada tahun 1600-an, angka nol digunakan cukup luas di seluruh Eropa. Hal itu didasarkan kepada sistem koordinat kartesian oleh Rene Descartes dan juga perkembangan kalkulus oleh Sir Isaac Newton dan Gottfried Wilhem Liebniz. Kalkulus membuka jalan bagi fisika, teknik, komputer, dan juga teori keuangan dan ekonomi. Mulai saat itulah angka nol tersebar ke seluruh dunia.
Angka 0 mempunyai arti penting dalam ilmu hitung serta dalam memaknai dan menilai banyak hal dalam kehidupan keseharian kita. Angka 0 yang dalam bahasa Inggris disebut zero berasal dari bahasa Arab “sifr” yang bermakna “kosong”, sehingga angka 0 seringkali diartikan sebagai ketiadaan, kekosongan dan kehampaan dalam diri dan kehidupan manusia. Angka 0 juga diartikan sebagai tanda kekalahan dalam sebuah pertarungan atau pertandingan, dan sering dianggap sebagai lambang ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan peran kehidupan. Meskipun demikian, angka 0 memiliki arti penting dalam mencapai kesempurnaan nilai sesuatu, serta bisa menjadi simbol kemenangan bagi penyucian jiwa.
Angka 0 secara historis ditemukan pertama kali oleh Muhammad bin Ahmad (saintis Muslim). Penemuan angka nol ini menjadi pondasi awal sejarah revolusi sains yang hingga sekarang belum ada penemuan terbesar lainnya, bahkan karena angka 0 lahirlah revolusi ‘roda’ sebagai bentuk angka nol tadi.
Awal pemikiran Muhammad bin Ahmad ini muncul salah satunya karena rumitnya menulis angka dengan nominal yang sangat besar. Salah satunya adalah angka romawi, angka-angka Romawi jika dengan jumlah bilangan puluhan, ratusan hingga ribuan dalam angka Romawi masih bisa dituliskan dan dihafal bentuknya. Misalnya, X (10), XX (20), C (100), M (1.000). Namun, bila jumlah bilangan jutaan, milyaran, atau triliunan tentu sangat sulit menuliskannya dalam angka Romawi. Karena itu, penemuan angka 0 ini memiliki arti penting dalam penghitungan dan penulisan bilangan.
Pemikiran Muhammad bin Ahmad tersebut kemudian dilanjutkan oleh Muhammad bin Musa Al Kwarizmy, seorang tokoh penemu perhitungan Al Jabar yang menjadi dasar ilmu pasti, yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780 M. Dia juga berjasa dalam ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tangent, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulus integral. Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) menjadi rujukan tabel ukur sudut saat ini. Selain ahli matematika, ia juga ahli geografi, sejarah dan musik. Karya-karyanya di bidang matematika terdapat dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Hasil karya Al-Khwarizmi inilah yang kemudian menjadi rujukan dan mempengaruhi pemikiran para ilmuwan Eropa, seperti Jacob Florence, serta Leonardo Fibonacci yang kemudian lebih dikenal masyarakat dunia sebagai ahli matematika Al Jabar. Penemuan angka 0 ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dunia karena dengan angka 0 tersebut, kini kita dapat dengan mudah menuliskan jumlah bilangan dari yang terkecil hingga yang tertinggi dengan bantuan angka 0.
Meskipun angka nol tidak bisa diterima oleh Aristoteles dan bahkan sistem penanggalan Masehi tidak diawali dari angka nol, tapi dimulai dari satu. Jika dijabarkan dalam bentuk deret akan seperti ini : ...-3, -2, -1, 1, 2, 3,....
Sekilas mungkin hal ini tidak masalah, tapi belakangan membawa persoalan. Salah satu contoh masalah tersebut adalah :
Sebut saja ada seorang anak lahir pada tanggal 1 Januari tahun 4 SM. Pada tahun 3 SM dia berusia 1 tahun. Pada tahun 1 SM dia berusia 3 tahun. Lalu, berapa usia anak itu pada tahun 2M? Menurut kalender Biarawan Kristen pada tahun 2M, anak itu berusia 5 tahun. Tapi jika menggunakan rumus matematis hasilnya 6 tahun yang didapat dari 2-(-4).
Nol dalam Perkembangan IPTEK
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, angka nol itu sendiri berperan penting dalam system perkembangan computer, dimana dasar dari perkembangan computer itu sendiri adalah system biner yaitu angka 0 dan 1. Banyak yang tidak mengetahui bahwa dalam kecanggiahan teknologi yang sekarang ini banyak digunakan oleh manusia di dunia seperti penggunaan angka dalam penjumalahan, pengurangan, perkalian, pembagian dalam computer itu sendiri didasari oleh angka 0 dan 1. Bilangan puluhan, ratusan, ribua, jutaan, milyaran, triliunan bahkan yang tak terhingga sekalipun yang ada dala kecanggihan teknologi sekarang sperti dalam computer itu hanya di jelaskan dan menggunakan system biner yaitu angka 0 dan 1, begitu sederhana tetapi perannya begitu berarti dan sangat berperan penting dalam perkembengan IPTEK sampai dengan sekarang ini.
Contoh System Biner angka 0 dan 1

 

2.2         Keunikan Angka Nol
Berikut ini adalah beberapa keunikan yang dimiliki oleh angka nol:
1.    Anagka nol itu konsisten dengan bentuknya. Coba perhatikan angka yang lain seperti angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 jika di putar sekian derajat, misalnya di putar 90 derajat maka bentuknya tidak tidak menyerupai bentuk aslinya, tapi coba angka 0, mau diputar berapa derajat pun maka bentuknya akan tetap sama.
2.    Nol adalah angka yang terakhir muncul setelah kemunculan angka 1 sampai 9. Menurut saya, inilah mengapa pada abjad-abjad yang biasanya ditempelkan di tembok sebagai bahan belajar semasa kecil, setelah huruf alfabet, di bawahnya biasanya tertulis angka, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0. Mengapa bukan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Hal ini karena angka 0 ditemukan terakhir setelah angka 1 sampai 9.
3.    Bilangan 10 adalah bilangan asli pertama yang menggunakan angka 0 (terdiri dari 1 angka 0) Sudah jelas. Karena bilangan sebelum 10 adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8. 9 yang tidak terdiri dari angka nol sama sekali.
4.     Pendefinisian secara formal, 0 bukan bilangan positif dan juga bukan bilangan negatif. Nol termasuk dalam kategori bilangan netral. Sehingga sistem bilangan di dunia dibagi dalam tiga bagian, yakni bilangan positif, negatif, dan netral. Dimana, bilangan positif adalah bilangan yang lebih dari nol, bilangan negatif adalah bilangan yang kurang dari nol, dan bilangan netral adalah angka nol itu sendiri.
5.     Bilangan positif ada sebanyak tak hingga, himpunan bilangan negatif juga ada sebanyak tak hingga. Tetapi, himpunan bilangan netral hanya ada satu, yaitu nol saja.
6.     Nol adalah bilangan genap. Bilangan genap adalah bilangan kelipatan 2. Bukan hanya 2, 4, 6, 8, … yang merupakan bilangan genap tetapi 0, -2, -4, -6, … juga merupakan bilangan genap. Suatu bilangan disebut bilangan genap jika bilangan tersebut bisa dituliskan ke dalam bentuk 2k, dengan k adalah bilangan bulat. Karena 0 bisa dituliskan menjadi bentuk 2k, dengan k = 0 maka nol merupakan bilangan genap.
7.    Nol bukan bilangan prima dan juga bukan bilangan komposit. Definisi bilangan prima dimulai dari 2, bukan dari 1. Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 yang mempunyai faktor positif 1 dan dirinya sendiri.
8.    Semua Bilangan bulat bukan nol, jika dipangkatkan nol sama dengan 1.
9.    Angka nol juga memiliki kekhususan apabila di jumlah dengan bilangan berapapun hasilnya sama. Dikurangi juga demikian. Dikurangi angka berapapun hasilnya tetap saja sama.
10.    Semua bilangan bulat yang dikalikan dengan nol maka hasilnya akan nol, begitu pula dengan semua bilangan bulat yang bukan nol jika di bagi dengan nol maka hasinya akan tak terdefinisi.
2.3         Penjabaran Angka Nol secara Matematika

1.    0 + a = a atau 0 + (-a) = -a
Filosofisnya ketika dikaitkan dengan kehidupan manusia dapat dilihat  ketika seseorang melakukan hal yang positif maka hasilnya adalah kebaikan atau manfaat. Namun sebaliknya, jika manusia melakukan hal yang negatif, maka hasilnya akan negatif pula.
2.    a x 0 = 0 x a
Mari kita ibaratkan a sebagai tindakan baik kita sehari-hari dan 0 sebagai nilai keikhlasan kita. Tentu hasilnya 0, artinya sehingga berappaun banyaknya kebaikan kita apabila kita tidak ikhlas melakukannya maka hasilnya pun akan sia-sia. 
3.     
Filosofisnya kita ibaratkan pembilang itu adalah pemberian (0) dan pembaginya adalah harapan (a). Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat ambil contoh ketika kita tidak pernah memberikan sesuatu hal kepada orang lain atau tidak pernah membantu orang lain, tetapi kita selalu berharap orang lain akan memberi kepada kita maka hasilnya nihil, sebab apa yang kita lakukan tidak mengandung nilai keikhlasan sama sekali. Sedangkan jika (a) adalah harapan dan (0) adalah pemberian. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat memisalkannya ketika memiliki harapan untuk memberikan sesuatu kepada seseorang tapi kita tidak tau apa yang kita mau berikan atau dengan kata lain kita tidak mempunyai apa yang mau kita berikan maka hal ini dapat dikatakan tak terdefinisi.



4.     = ∞
Coba perhatikan penjabaran berikut :
Ketika kita menggunaka cara mencoret antara pembilang dan penyebut maka hasilnya akan seperti ini :
 = 1 atau   = 0,  = 1,  = 2, dan seterusnya
Bagaimana jika kita menggunakan cara penjabaran secara matematika maka hasilnya akan seperti ini :
 = ,  = ,  = , dan seterusnya
Dari dua penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa 1=, 2=, 3=, dan seterusnya sehingga dapat disimbolkan dengan ketakterhinggaan (∞).
Sehingga meskipun =1, =1, =1, dan seterusnya, namun tidak sama halnya dengan  yang hasilnya bukan 0 ataupun satu namun tak terhingga (∞).
Artinya   bisa 1, bisa 2, bisa (-1), bisa(-2) bahkan bisa berapapun, baik positif  (+) maupun negatif (-). Dalam kehidupan sehari-hari, apabila kita tidak pernah memberi, tidak pernah melakukan apa-apa dan tidak pernah mengharapkan apa-apa, maka kita diibaratkan manusia yang tak memiliki visi dan tujuan. Dengan kata lain, hidup kita tak terarah. Kondisi ini menunjukan hidup kita tak tentu dan hidup yang kita jalani juga ibaratkan tak berguna.
5.    Semua bilangan bulat = 0
Coba perhatikan persamaan berikut :
Misalkan :
a=1 dan b = 1, maka :
a2 = a2
b2 = ab
a2 – b2 = a2 – ab
(a + b) (a – b) = a (a – b)
a + b = a
b = a – a
b = 0
b = 1 (seperti yang dimisalkan pertama bahwa a dan b sama dengan 1)
(1 = 0) X semua bilangan bulat
(1 = 0) X 2
2 = 0
(1 = 0) X 3
3 = 0
Sehingga dapat dikatakan bahwa 1=0, 2=0, 3=0, … dan seterusnya.
Dalam bahasa yang berbeda dapat dikatakan seperti ini:
"materi (rupa) adalah kosong (sunya), dan kosong adalah materi".
Seorang muslim Al-Hallaj berdoa :
Aku melihat Tuhan dengan mata hatiku.
Ia berfirman “ siapakah kamu?”
Aku berkata ‘Saya adalah Engkau
Engkau adalah Dia yang mengisi semua tempat’.
Memahami angka nol sama halnya kita memahami :
“Dalam kekacauan ada keheningan, Dan dalam keheningan ada kekacauan”
2.4         Makna Angka Nol
1)      Angka nol dapat diartikan sebagai pelindung atau proteksi. Dalam al-qur’an ketika banyak yang memperdebatkan kalimat basmallah itu sebagai ayat atau bukan maka dengan angka nol kemudian memberikan pemahaman bahwa kalimat basmallah adalah ayat yang bernomor nol. Yang keberadaannya ada di 112 surat dalam al-qur’an yang dapat dimaknai sebagai pelindung atau proteksi dari setiap surat dalam al-qur’an yang berlapis-lapis.
2)      Dalam filosofi agama, angka nol dapat diartikan sebagai kembalinya diri terhadap penyucian jiwa dan ketulusan hati. Hal ini dijelaskan dalam al-qur’an dalam surat at-taubah yang tidak memiliki kalimat basmallah di awal surat at-taubah, hal ini pula menjelaskan bahwa antara nol dan kosong itu tidak sama. Kosong merupakan sifat dari suatu bilangan yang dalam surat at-taubah dalam ayat pertamanya ada kata bara’ah yang berarti bebas. Sehingga angka nol juga dapat dikatakan sebagai kembalinya diri manusia terhadap penyucian jiwa dan ketulusan hati atau bebas dari dosa-dosa.
3)      ketika kita mengartikan angka 0 sebagai kelipatan, maka 0 berarti titik tolak untuk melipatgandakan kemampuan kita, serta hasil yang ingin kita capai dari proses upaya yang kita pilih dalam menyikapi dan melakukan sesuatu. Upaya atau cara yang salah bisa menghasilkan kesalahan atau melipatgandakan kerugian. Demikian pula sebaliknya, ketika upaya kita benar atau baik, maka hasilnya adalah kebaikan yang berlipat dan kita menemukan banyak kebenaran.
4)      dengan adanya angka 0, kita dapat mengenal nilai angka-angka lainnya. Angka 1 akan bernilai lebih besar jika diikuti angka 0 menjadi angka 10. Dalam skala 1-10, angka 10 merupakan nilai yang sempurna. Angka 0 membuat angka 1 lebih bernilai, dan angka 1 bisa membuat angka 0 ada nilainya, yaitu 0 satuan. Hal ini menunjukkan arti bahwa sesuatu memiliki manfaat, dan kebermanfaatan itu bisa dinilai ketika sesuatu tersebut mampu mengisi kekosongan dan menutupi kekurangan. Tanpa memahami kekurangan, kita tidak akan menggali dan mencari, serta memanfaatkan kelebihan kita untuk menutupi kekurangan tersebut. Tidak akan ada yang sempurna tanpa adanya yang tak sempurna. Nilai manfaat inilah yang menjadikan sesuatu bermakna dan penting dalam hidup kita hingga bisa menyirnakan kekosongan tersebut. Jika kita resapi dan kita hayati, fungsi dan nilai kehidupan kita terletak pada memberi manfaat. Kebermanfaatan atau kebergunaan kita dimulai untuk diri sendiri, keluarga, saudara, sahabat, masyarakat, bangsa dan negara serta agama kita. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.”
5)      angka 0 dalam sistem binary berarti tiada, sehingga 0 merupakan titik keikhlasan dan penyerahan, mengosongkan dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Keikhlasan ini menjadi dasar tumbuhnya upaya untuk menjaga hati dari penyakit hati, mengikhlaskan hati untuk memaafkan dan menerima kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam diri dan hidup kita, bahkan memahami kekurangan orang lain.


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
a)      Angka nol itu sudah ada sejak sejarah awal pada zaman Babilonia, yang kemudian berkembang di amaerika oleh bangsa maya yang digunakan dalam kalender rumit mereka, terus berkembang sampai di india yang mulai disimbolkan dengan sebuah titik yang akhirnya berkembang ditimur tengah hingga ke seluruh dunia menjadi sebuah angka yang memudahkan kita dalam penulisan angka ratusan, jutaan, milyaran bahkan sampai yang paling besar ke ukuran yang paling kecil, dan sekarang dalam perkembangan ilmu teknologipun angka nol menjadi dasar dari sebuah teknologi seperti pada computer yang menggunkan system biner yaitu angka 0 dan 1.
b)      Angka nol memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh angka-angka yang lain seperti angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 yang ketika di putar sekian derajat maka bentuknya sudah tidak menyerupai bentuk aslinya tap sebaliknya angka nol mau diputar dengan berapa derajatpun bentuknya akan tetap sama menyerupai bentuk bumi yang berputar mengelilingi prosnya.
c)      Angka nol memiliki makana yang begitu luas, bukan hanya dalam aspek kehidupan sehari-hari, namun angka nol itu sendiri memiliki makana dalam menjelaskan keberadaan kalimat basmallah sebagai ayat atau bukan dalam sebuah kitab suci al-qur’an, memberikan pemahaman kepada umat muslim bahwa sanya dalam al-qur’an itu sendiri terdapat bahasa computer yang berfungsi sebagai proteksi yang begitu canggih, angka nol juga menjelaskan keberadaan manusia dan bagaimana hubungan manusia itu sendiri dengan Tuhan- YME.
3.2  Saran
a)      Untuk para pembaca, agar senantiasa mengembangkan pengetahuannya untuk membuktikan suatu kebenaran dalam bidangnya masing-masing
b)      Untuk kedepannya mungkin bisa dikaji masalah Filsafat aljabar, Filsafat geometri, dll



DAFTAR REFERENSI
Prakarsa, Aditya,  M. (2015).  Angka Nol. Makalah Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: UGM.
Suriasumantri, Jujun ,S. (2009).  Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cetakan Kedua Puluh Satu, Jakarta: Pusataka Sinar Harapan.

Marsigit, Rizkianto,L., & Murdiyani, N. M. (2015).  Filsafat Matematika. Edisi Pertama, Yogyakarta: UNY Pers.
http://yusuplamba.blogspot.co.id/2009/12/asal-usul-angka-0-nol-kosong.html

Sabtu, 13 Februari 2016

PENGANTAR FILSAFAT BARAT


PENGANTAR FILSAFAT BARAT

BAB 1
SISTEM FILSAFAT
A.    Filsafat
Apakah filsafat itu?
Secara etimologis filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Tidak mudah mendefinisikan filsafat itu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan filsafat sulit untuk didefinisikan antara lain:
1.      Para filsuf tidak setuju dalam menentukan perioritas objek kajian filsafatnya.
2.      Perbedaan dalam memberi tekanan pada objek kajian filsafat mendorong mereka mendefinisikan filsafat secara berbeda satu sama lain.
3.      Sejak berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan empiris filsafat mengalami redefinisi dalam hal peran dan kontribusinya untuk pengetahuan manusia.
4.      Para filsuf dewasa ini lebih tertarik untuk menganalisi kehidupan manusia secara nyata, baik kehidupan manusia sebagai individu maupun sosial dan kultural.
Sekalipun definisi filsafat beragam, namun semuanya memiliki kesamaan, yakni:
1.      Karya-karya mereka pada umumnya berupaya menemukan hakikat terhadap apa yang mereka teliti.
2.      Hakikat yang dicari bukan hanya hakikat objek yang diteliti, tetapi juga subjek yang meneliti atau yang sedang melakukan pencarian.
3.      Para filsuf tidak melakukan penelitian empiris, baik  survei, eksperimental, atau studi korelasional.
Jenis-jenis filsafat
Filsafat sebagai analisis
Berarti bahwa filsafat merupakan suatu analisi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupan. Contohnya adalah analisis atas common sense, analisi atas masalah-masalah etik atau moral, analisi atas masalah-masalah estetik, analisis atas keberadaan tuhan dan agama, analisi atas  ilmu pengetahuan, analisis atas negara, analisi atas manusia, analisis atas masyarakat dan kebudayaan, dan analisis atas kehidupan lainnya. Misalnya politik hukum, ekonomi, dan lain-lain.
Filsafat sebagai sintesis
Berarti bahwa filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mensintesiskan pengalaman dan pengetahuan ke dalam suatu  visi atau pandangan mengenai realitas. Salah satu cabang filsafat yang dinamakan metafisika, kita dapat menemukan pandangan yang bersifat materialistik atau idealistik tentang kenyataan. Apa yang tampak material pada dasarnya adalah modifikasi atau perwujudan dari roh, apakah itu bersifat individual (aku), kolektif (masyarakat), atau yang tunggal (Tuhan).
Filsafat sebagai pencarian makna hidup
Filsafat ini mencoba untuk mencari jawaban tentang makna kehidupan. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dicari jawabannya antara lain:apakah sebtulnya makna kehidupan ini? apakah sesungguhnya tujuan hidup mannusi itu?.
Filsafat sebagai tinjauan kritis terhadap berbagai masalah kemanusiaan
Melalui filsafat, para filsuf coba mengkritisi dan mengungkap ke permukaan apa yang ada di balik gejala kehidupan yang oleh orang awam sudah lazim. Menurut karl marx (1818-1883), Max Hokheimer (1895-1973), Theodor Adorno (1903-1969), Herbert Marcuse (1898-1973), dan Jurgen Habermas (1929-..) berpendapat bahwa di balik kehidupan bermasyarakat dan pemerintahan yang kita jalani ini, terdapat ideologi-ideologi tertentu yang langsung maupun tak langsung memengaruhi dan bahkan mendominasi tingkah laku dan pengalaman kita.
Metode dan Kebenaran Filsafat
Ada beberapa metode filsafat yang terkenal adalah: dialektika (Plato, Hegel, Marx, dan Kaum Marxis), skeptisisme (Descartes), Kritik Transedental (kant), fenomologi (Husserl dan para eksistensialis), intuisi (Bergson), dan seterusnya. Sekalipun berbagai metode yang ada, namun memiliki ciri yang sangat esensial, yakni logis (koheren). Tolak ukur untuk mengetahui kebenaran manusia adalah koherensi, korespondensi, dan pragmatis.  Koherensi adalah jenis kebenaran suatu pengetahuan, dimana pernyataan-pernyataan yang menyusun pengetahuan tersebut tidak saling bertentangan, melainkan saling bertautan (koheren). Korespondensi adalah jenis kebenaran suatu pengetahuan dimana pernyataan-pernyataan yang menopang pengetahuan tersebut memiliki acuan pada kenyataan. Pragmatis jenis kebenaran suatu pengetahuan dengan cara mengukur kegunaan dari pengetahuan itu.
Ciri-Ciri Persoalan Filsafat
Filsafat pada dasarnya adalah suatu pendekatan (approach) dalam memandang, mendiskripsikan, dan menginterpretasikan objek-objek kajiannya. Yang membedakan filsafat dengan ilmu pengetahuan yang lain adalah:
1.      Ruang lingkup persoalannya luas
2.      Tingkat abstraksi persoalannya tinggi
3.      Ppersoalannya mendasar (fundamnetal)
4.      Persoalannya tidak dapat dipecahkan oleh metode ilmiah, yakni melalui observasi atau eksperimen.
5.      Pendekatannya bukan  hanya memberi tekanan pada fakta sebagaimana adanya (das sein), tetapi juga pada bagaimana seharusnya (das sollen).
Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan
Kedudukan filsafat dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan dapat digambarkan sebagi berikut:
1.      Tujuan filsafat untuk memahami hakikat dari sesuatu objek yang menjadi kajiannya tetap dipertahankan, tetapi informasi atau pengetahuan yang menunjangnya harus bisa dipertanggunjawabkan bukan hanya secara rasional (logis), tetapi juga secara faktual (dialami langsung oleh kehidupan kita).
2.      Tujuan filsafat untuk mempersoalkan nilai dari suatu objek (aksiologi) tetap dipertahankan. Hal ini pun dilakukan filsafat terhadap ilmu pengetahuan.
3.      Filsafatpun melakukan  kajian dan kritik terhadap persoalan-persoalan metodologi ilmu pengetahuan. Misalnya, kritik filsafat atas cara kerja dan metodologi ilmu pengetahuan pada prinsipnya mengunutnkan ilmu pengetahuan, karena dapat menjernihkan dan menyempurnakan ilmu pengetahuan. Kritik-kritik mereka terhadap sosial dan kemanusiaan menghasilkan paradigma-pardigma baru dalam ilmu sosial yakni yang bersifat humanistik dan kritis, di samping positivistik.


Beda Antara Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan
Tabel perbedaan anatara filsafat dan ilmu pengetahuan

Filsafat
Ilmu Pengetahuan
Pertanyaan inti
-apa? (hakikat)
-Mengapa ? (sebab akibat yang bersifat ultimate) dari mana (asal-usul) dan ke mana (apa yang terjdi berikutnya)
-Mengapa? (sebab-akibat)
-bagaimana ? (dinamika)
Berapa banyak? (kuantifikasi, persentase, frekuensi)

Ruang lingkup masalah
-luas, mencakup semua hal yang ada dan yang mungkin ada
-terbatas pada gejala atau aspek-aspek tertentu, sejauh yang dapat diukur secara empiris).
Metode
-Logis-rasional
-ilmiah, mencakup rasional, empiris, dan terukur.
Fokus kajian
-fakta dan nilai
-fakta, terutama dalam pure science
Hasil (teori)
-intensif (dalam),
-ekstensif (luas)
-kritis (karena berkaita dengan nilai)
-khusunya dalam IPS: terbatas pada populasi dan “kelas “objek yang diteliti.

B.     Epistemologi
Pengertian Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa yunani, episteme (pengetahuan) dan logos (teori). Jadi epistemologi adalah suatu kajian atau teori filsafat mengenai (esensi) pengetahuan.

Hubungan Anatara Pengetahuan Dengan Kepercayaan Pribadi
Para filsuf mempertanyai tentang validitas kepercayaan orang awam yang sudah lazim, apakah bisa dipertanggungjawabkan?. Kenyataan menunjukkan bahwa pengetahuan yang kita miliki sering berbeda dari yang sebenarnya. Misalnya, kita seolah-olah melihat garis batas yang bengkook di dasar kolam renang tapi pada kenyataannya garis tersebut adalah lurus. Persepsi tersebut merupakan gejala yang terjadi pada otak, dan bahwa perubahan kimiawi dan listrik dalam konteks merefleksikan perubahan-perubahan dalam dunia nyatta melalui entita-entita yang sangat teoritis yang dinamakan gelombang elektromagnetik.

Status Pengetahuan Yang Melampaui Pancaindera
Jika pengetahuan diperoleh melalui pancaindera, lalu bagaimana dengan yang mengatasi pancaindera, misalnya metafisika dan agama?, salah satu jawaban penting adalah peran penting rasio dalam membentuk pengetahuan yang melalmpaui pancaindera tersebut.

Status Ontologis Teori-Teori Ilmiah
Gelombang cahaya tidak bisa dilihat seperti kita melihat uang, orang, atau barang. Namun, dapat dikatakan bahwa cahaya itu ada, mempunyai reallitas dan entitasnya sendiri. Ia ada, meski tidak bisa divisualisasikan secara akurat. Konsep yang demikian tidak bisa difikirkan sebagai realitas fisik semata-mata tanpa interpretasi kita.

Analisi Atas Tindakan Mengetahui Itu Sendiri
Hussesrl (1859-1938) menyebutkan bahwa mengetahui pada dasarnya merupakan suatu proses tindakan kesadaran yang dimulai dari objektifikasi, identifikasi, korelassi, dan konstitusi. Konsekuensinya tidak ada pengetahuan yang murni objektif, terlepas dari banya subjek yang  menkonstitusikannya (menciptakannya).

Epitemologi Dan Psikologi
v  Psikologi tertarik pada fakta-fakta, sedangkan epistemologi tertarik pada upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
v  Psikologi menggeneralisasikan dan mendiskripsikan pristiwa-pristiwa yang berhubungan dengan persepsi, belajar, dan seterusnya; sedangkan epistemologi berkenaan dengan makna dan keniscayaan kognitif dari proses-proses tersebut
v  Psikologi menyelidiki faktor-faktor kognitif yang memengaruhi dan membentuk persepsi, sedangkan epitemologi menguji hubungan logis antara stimulus yang dialami dengan keberadaan dan hakikat dunia di luarnya.
v  Psikologi menyelidiki pentingnya insentif dalam proses belajar, epistemologi mempelajari batas-batas dan jangkauan pengetahuan manusia.
Ruang Lingkup Epistemologi
Batas-batas pengetahuan
Sejumlah jawaban yang diajukan dalam filsafat terkait dengan pengetahuan yang benar yang mungkin tercapai oleh manusia:
v  Skeptisisme: menurut faham ini tidak mungkin kita mencapai pengetahuan, selain berupa pengenalan-pengenalan yang bersifat sementara
v  Realisme Naif: menurut faham ini pengetahuan sangat dimungkinkan sejauh bersesuaian dengan objek yang dipersepsi. Pengetahuan, konsep, gambaran tentang pohon, misalnya, harus bersesuaian dengan pohon yang diamati.
v  Skeptisisme Descartes (Skeptisisme Metodis): menurut Descartes, segala sesuatu (termasuk apa   yang ada dalam pengetahuan kita dan bahkan pengetahuan itu sendiri) dapat diragukan keberadaannya.
v  Realisme Kritis: meski pengetahuan hanya mungkin sebatas pengalaman indera (sebagaimana yang diyakini oleh realisme naif), tetapi pengetahuan yang mengatasi pengalaman pun dimungkinkan, sejauh ada justifikasi rasional terhadapnya.
v  Kritisisme Immanuel Kant: Menurut Kant, Realitas pada dasarnya ke dalam dua dunia, yakni dunia fenomenal (phenomenon, atau dunia sebagaimana menampakkan diri pada pengamat) dan dunia naumenal (naumenon, atau dunia yang sesungguhnya, yang berada di dalam diri realitas itu sendiri).
v  Positivisme Logis: oleh aliran filsafat ini masalah yang bisa diketahui dan yang tidak bisa diketahuo diubah dalam bentuk yang bermakna dan yang tidak bermakna.
Sumber dan struktur Pengetahuan
Rasionalisme dan empirisme
Menurut rasionalisme, pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pemikiran logis dan deduktif melalui rasio manusia. Sebaliknya menurut empirisme, pengetahuan diperoleh dari pengamatan inderawi manusi, jadi empirisme menekankan karakter eksperimental dan perseptualdari pengetahuan, sedangkan rasionalisme pada karakter kekuatan logika dan matematika.
Hakikat Pengetahuan A Priori
1.      A priori adalah sesuatu yang bersifat intrinsik, ini dikemukakan oleh Descares, Leibniz, Spinoza, dan wolf. Mereka berpendapat bahwa  ide-ide a priori adalah ide-ide bawaan. Manusi mempunyai potensi, disposisi untuk mengembangkan ide-ide yang bersifat universal seperti ide-ide matematis.
2.      A priori sebagai lumen natureale. Manusia mempunyai cahaya batin atau alami (lumen natureale) sehingga mampu membedakan ide-ide yang meragukan dan ide-ide yang jelas, self-evident.
3.      A priori adalah asumsi yang mutlak diberikan. pendapat ini dikemukakan oleh imanuel kant. Ia bermaksud mencari pengandaian-pengandaian atau hipotesis-hipotesis logis yang harus ada sebelum pengalaman terjadi pada  kita.
4.      Penolakan atas pengetahuan a priori. Penolakan ini terutama dilakukan oleh para penganut empirisme, antara lain john stuart mill. Penolakan mereka didasarkan pada dua alasan. Alaan yang pertama adalah bahwa semua pernyataan a priori adalah hipotesis empiris.
Analitik vs sintesis.  Proposisi berisi sesuatu yang merupakan halnya atau bukan halnya tentang kenyataan. Misal, emas ini beratnya 20 gram, dimana emas menunjuk pada suatu penampkan fisik dan beratnya 20 gram merupakan informasi baru yang tidak diperoleh melalui analis.
A priori vs a Posteriori. A priori adalah pengetahuan yang tidak diperoleh melalui pengalaman, sedangkan posteriori diperoleh melalui pengalaman.
Hakikat Pengetahuan Sintesis A Priori. Kant berkeyakinan bahwa “ semua pengetahuan mulai dengan pengalaman, tetapi tidak berasal dari pengalaman”. Para rasionalis menerima ini, sedangkan para empiris tidak. Pengetahuan a priori adalah ala atau perlengkapan yang kita bawa pada pengalaman dan digunakan untuk mengklasifikasikan, mengorganisaikan, dan mengantisipasi pengalaman.
Persoalan Metodologi
Persoalan metodologi sangat berhubungan erat dengan persoalan sumber pengetahuan. Metode ilmu pengetahuan, khusunya ilmu pengetahuan alam, pada dasarnya merupakan gabungan antara empirisme dan rasionalisme, antara observasi empiris dan analisis logis secara matematik.
Persoalan validitas (kebenaran) pengetahuan
Secara tradisional terdapat teori mengenai kebenaran: teori korespondens tentang kebenaran, dan teori pragmatis tentang kebenaran.
Teori korespondensi : menurut paham ini kebenaran terjadi jika  ada kesesuaian antara bentuk-bentuk simbolik bahasa seperti kata, kalimat, gagasan, atau pikiran, dengan keadaan nyatanya, yakni objeknya yang berada di luar kita. Kebenaran demikian adalah adanya ekivalensi, adanya hubngan satu hal dengan  hal lainnya, adanya kesamaan antara aspek simbolis atau refresentatif, yakni kata atau fikiran, dengan keadaan di luar, yakni objek yang disimbolisasikannya.
Teori Koherensi : menurut teori ini, kebenaran terjadi jika suatu sistem proposisi secara internal koheren (runtut) satu sama lainnya. Pernyataan “ 2+2 = 4” adalah benar, sejauh pernyataan itu koheren dengann seluruh pernyataan matematika.
Teori Pragmatik: teori pragmatik tentang kebenaran menghubungkan makna kebenaran dengan proses konfirmasi, pengujian, atau verifikasi. Menurut teori ini, kebenaran bukan hubungan statis anatara pikiran dan dunia luar, melainkan berkaitan dengan konsekuensinya terhadap tindakan.
Teori Performatif:  teri performatif tentang kebenaran meyakini bahawa suatu pernyataan disebut benar jika diputuskan atau dikemukakan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh yang memiliki otoritas tertentu dibidangnya.
Teori konsensus: kebenaran suatu pernyataan pada dasarnya terletak pada aspek sosial dan psikologis, bukan pada isi atau bentuk dari penyataan tersebut.
C.    Metafisika
Apakah metafisika?
Metafisika pada dasarnya meneliti perbedaan penampakan (appearance) dan kenyataan (reality). Karena benda-benda tampak tidak sepenuhnya seperti adanya, maka tugas dari metafisika adalah untuk mengunkap apa yang ada di dasar pengalaman kita, atau kenyataan apa yangsesungguhnya tersembunyi di belakan penampakan indera kita.

Apakah metafisika penting?
Tidak semua filsup mendukung adanya metafisika dan  filsafat. Misalnya saja Auguste Comte, menutunya metafisika sudah out of date, sudah seeharusnya ditinggalkan karena tidak menjelsakan realita secara tepat. Sebaliknya banyak yang filsup juga menjelaskan bahwaa metafisika tidak dapat diabaikan dalam filsafat, bahkan sangat penting keberadaannya. Konstenbaum punya alasannya:
1.      Metafisika tidak bisa dihindari.
2.      Metafisika adalah landasan pengetahuan
3.      Metafisika dapat memcahkan masalah-masalah atau misteri-misteri kehidupan sehari-hari, yang menuntut untuk segera diberikan jawaban.
4.      Metafisika adalah landassan nilai.
Apakah  metafisika mungkin?
Cukup banyak yang menyatakan bahwa metafisika diragukan dengan alasan bahwa metafisika tidak mungkin karena melampaui batas-batas kemampuan indera untuk membutkikan kebenaran-kebenarannya.

Ontologi
Menurut aristoteles, ontologi pada dasarnya dimaksudkan untuk mncari makna ada dan struktur umum yang terdapat pada ada, struktur yang dinamakan kategori dan susunan ada.

Kosmologi
Prinsip-prinsip pengklasifikasian di dalam kosmologi
Idealisme: ada eberapa jenis idelalisme yakni, personalisme (pesona pribadi merupakan metafor yang sangat tepat untuk memahami dan mendiskripsikan alam semesta, idealisme subjektif (selain tuhan,  kenyataan yang sesungguhnya adalah jiwa-jiwa manusia), monadisme (semua objek pada dasarnya merupakan entita-entitas atau jiwa spiritual, selain itu ada pula jenis idealisme seperti voluntaristi (kehendak manusia adalah akar metafor untuk menjelaskan alam, solipisme (diri manusia individual adalah satu-satunya entitas yang ada).
Materialisme: materialistik menggunakan objek-objek material atau natural sebagai metafor kenyataan yang sesungguhnya, sehigga semua penampakan direduksikan pada materi atau alam.
Dualisme: dualisme meyakini bahwa alam semesta tidak bisa direduksi hanya pada unsur-unsur material saja (seperti materialiasme atau naturalisme) atau spiritual saja (seperti idealisme).
Filsafat Manusia
Kehendak bebas (indeterminisme) vs. Determinisme
Tindakan dan pilihan manusia sudah bisa diprediksikan sebelumnya. Pandangan yang menyatakan bahwa kehendak bebas tidak mungkin dan hanya ilusi beleka dinamakan determinisme. Kita memang dihadapkan pada dilema atau mendengarkan rasio dan mennolak kemngkinan tanggung jawab individu, atau menolak rasio dan mempertahankan kemngkinan kehidpan etis. Jika kita percaya akan adanya kehendak bebas maka kepercayaan kita namakan interdeteminisme atau liberatianism.
D.    Etika
Teori-teori Translatability. Teori ini dapat dibagi menjadi teori-teori teleologis dan teori-teori deontologis. Teori teleologis menegaskan bahwa kualitas etis dari suatu tinadakn trerletak pada konsekuensi, akibat, atau hasil dari tindakan itu. Teori-teori deontologis menolak teori-teori teleologis. Menurut Kant seorang pendukung deontologis menyatakan bahwa isi dari perkataan, aturan, dan tindakan etis tidak bergantung pada konsekuensinya. Nilainya bukan instrumental, melainkan intrinsik, ada dalam perkataan atau perbuatan itu sendiri.
Teori-teori Naturalistik. Teori ini  menegaskan bahwa ungkapan “suatu tindakan adalah baik” dapat diterjemahkan ke dalam bentuk ungkapan “suatu tindakan merupakan sesuatu yang bersifat alami. Teori-teori naturalistik terdiri dari:
1.      Hedonisme. Hedonnisme berpandangan bahwa sikap atau tindakan yang baik adalah sikap atau tindakan yang dapat menimbulkan perasaan senag atau bahagia.
2.      Hedonisme egoistik. Teori berkeyakinan bahwa “suatu tindakan adalah baik”, artinya tindakan  itu kondusif bagi sebsar-besarnya kesenangan dan sekecil-kecilnya rasa sakit pada diri saya.
3.      Hedonnisme Universal (Utilitarianisme). Teori ini berpandangan bahwa “suatu tindakan adalah baik”, berarti tindakan itu kondusi bagi sebesar-besarnya kesenagna dan sekecil-kecilnya rasa sakit pada masyarakat.
4.      Eudaemonisme. Teori ini berkeyakinan bahwa “suatu tindakan adalah baik”, berarti tindakan itu kondusif bagi kesejahteraan (well-being).
Teori-teori Teologis
Teori ini  menerjemahkan istilah-istilah etis ke dalam istilah-istilah yang bukan alami (nonnatural),  melainkan ilahi, teori ini menegaskan bahwa kebenaran etis diketahui dan diverifikasikan oleh wahyu atau kehendak tuhan.
Teori-teori Untranslatability
Teori ini meyakini bahwa istilah-istilah etis sama sekali tidak dapat diterjemahkan ke dalam ungkapan-ungkapan non etis.
 Emotivisme meyakini bahwa teori-teori translability mengandalkan konsepsi yang sempit mengenai bahasa. Fungsi bahasa sesungguhnya adalah deklaratif, deskriptif, indikatif, atau referensial.
Intuitionisme. Menurut teori ini kebenaran etis tergantung pada intuisi tentang prinsip-prinsip yang self-evident.
 
BAB 2
SEJARAH FILSAFAT BARAT
A.    Filsafat Yunani Kuno (600 SM-500 SM)
Mitologi. Jauh sebelum filsafat lahir, masyarakat Yunani telah mengenal mite-mite. Mite-mite tersebut berfngsi sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai teka-teki atau misteri alam semesta dan kehidupan yang dialami langsung oleh masyarakat yunani pada saat itu.
Kesusasteraan. Sejumlah ahli dalam psikologi dewasa ini meyakini bahwa kesenian, termasuk kesusasteraan, dapat memperhalus emosi dan meningkatkan kecerdasan. Kesusateraan dapat memperhalus perasaan dan mempertajam   kecerdasan manusia yunani pada saat itu.
Pengaruh Ilmu penegatahuan dari bangsa Timur (Mesir dan Babilonia). Selain di yunani , pada saat yang sama di beberapa negara lain pun berkembang pemikiran-pemikiran intelektual . di mesir misalnya, telah berkembang ilmu kur, yang berawa dari upaya pengukuran ketinggian air sungai nil.  Dengan mengetahui ketinggian air yang aman , mereka dapat melakukan perdagangan dan perjalanan.
Sosial-politik. Pemerintahan yunani kuno sering disebut sebagai cikal bakal pemerintahan demokratis. Ini dapat dipahami karena di negara ini diterapkan kehidupan sosial politik yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, setiap warga negara memiliki otonomi dalam bidang hukum dan memiliki kemerdekaan politik untuk mengemukakan pendapat. Kedua, ada “negara-negara bagian “ yang disebut polis.
Filsuf-filsuf yang Membahas Alam
Thales (624-546 SM) dianggap sebagai filsuf pertama di Yunani. Ia adalah filsuf yang berusaha untuk menemukan arkhe (asas atau prinsip) alam semesta.
Anaximandros (610 SM – 546 SM), ia adalah murid thales. Baginya arkhe yang sejati bukan suatu anasir yang dapat diamati oleh pancaindera, melainkan sesuatu yang tidak tampak.
Anaximenes (585 SM -528 SM), merurutnya asal-usul segala sesuatu adalah udara, karena udara merupakan bahan dasar yang membentuk semua benda yang ada dalam alam semesta.
Filsuf-filsuf yang membahas ilmu pasti dan metafisika.
Tokoh-tokoh metafisika  adalah Pytagoras (570-490 SM), Herakleitos (535 -475 SM), Parmenides (hidup sekitar abad ke-5 SM ), Zeno (490-430 SM).
Pytagoras. Ajarannya yang terkenal adalah tentang bilangan atau angka, ia menyusun ohtaf nada,. Menurutnya nada-nada dikuasai dalam hukum matematis, sehingga untuk menguasai nada-nada diperlukan kemampuan memahami angka-angka.
Herakleitos (535-475 SM). Teori ini membahas mengenai metafisika, menrutnya, segala sesuat yang ada di alam semesta itu mengalir, berubah-ubah.
Parmenides. Tokoh ini banyak membahas ontologi, ia menentang pendapat herakleitos tentang   perbahan, menrutnyya, gerak atau perubahan itu tidak mungkin, jika semua berubah, bagaimana kita mengetahui ada perubahan, karena kita sendiri berubah?
Zeno. Zeno adalah murid  paling cerdas dari parmenides. Ia membela gurunya dan berpendapat, 1) argumentasi melawan gerak (perubahan); 2)argumentasi melawan plura; 3) Argumentasi melawan ruang.
Filsuf-filsuf Pluralitas
Tokoh –tokoh aliran fluralis adalah Empedokles (490 SM-430 SM) dan Anaxagoras (500 Sm-428 SM). Menurut Empedokles ada empat unsur atau anasir dalam alam semesta, yait : api, udara, tanah, dan air. Anaxagores (500-428 SM) tidak setuju dengan pendapat empedokles. Menurutnya, unsur-unsur atau anasir-anasir itu jumlahnya pasti lebih dari empat, melainkan tidak berhingga dan masing-masing bercampr baur satu sama lain.
Filsuf-filsuf Atomis
Tokoh-tokoh filsafat atomistik antara lain Leukippos (hidup di awal Pertengahan abad ke-5) an muridnya yang bernama Democrits (460-370 SM). Leukippos adalah orang pertama yang mengajukan teori atomisme, namun Democrituus yang mensistematiskan dan menyempurnakan pemikiran Leukippos, selain mengajukan teori atom, juga mengajkan pendapat mengenai kejadian-kejadian dalam alam semesta.
Filsafat Para Sofis
Ajaran para sofis sangat berbeda dari para filsuf sebelumnya. Mereka tidak tertarik paada filsafat alam, ilmu pasti, atau metafisika. Mereka menilai filsafat-filsafat sebelumnya terlalu mengawang-ngawang. Mereka menkritik filsafat-filsafat sebelumnya. Mereka lebih tertarik pada hal-hal yang lebihh konkret seperti makna hidup manusis, moral, norma, dan politik. Tiga serangkai filsuf paling terkemuka Yunani sperti Socrates ( 470-399 SM), Plato (428/427-348/347 SM), Aristoteles (384-322 SM) lahir pada zaman para sofis hidup dan dibesarkan di antara mereka.
Filsafat Socrates banyak membahas masalah-masalah etika. Ia beranggapan bahwa yang paling utama dalam kehidupan bukanlah kekayaan atau kehormatan, melainkan kesehatan jiwa.
Plato. Plato adalah murid Socrates, dia menganalogikan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dengan para tahanan yang selama hidupnya terkurung dalam gua. Kepala mereka enggan menengok ke belakang (ke lubang gua) dan hanya terarah pada dinding gua belaka. Oleh sebab itu merek tidak dapat meliha cahaya di luar gua. Mereka hanya melihat bayangan dirinya sendiri saja, sumber cahayanya berasal dari lubang gua di belakang mereka.
Aristoteles. Dia adalah murid plato, namun dia menentang ajaran gurunya tentang keberadaan dunia ide. Dia  mengaku bahwa dia sangat menyayangi gurunya, tetapi kecintaannya pada kebenarannya membuatnya dia berbeda pandangan dari gurunya itu. Menurutnya tidak ada dunia ide itu, tidak ada kesegitigaan ataupun kekudaan yang sumbernya dari dunia ide. Yang ada adalah segitiga dan kuda ini dan itu saja; jadi segitiga dan kuda  yang konkret.
B.     Filsafat Abad Pertengahan
Thomas Aquinas. Dia memiliki 5 argumen untuk mengetahui keberadaan tuhan, yakni:
a.       Argumen I (Gerak): tidak ada satu bendapun yang mampu menggerakkan dirinya, semua benda pasti ada yang menggerakkan, termasuk manusia, begitu seterusnya. Namun ada akhir dari penyebab yang menggerakkan ini, itulah yang disebut penggerak pertama, dan penggerak itu punya kekuatan yang maha besar , jadi pasti bkan manusia atau makhluk yang serupa manusia, penggerak pertama it adalah Tuhan.
b.      Argmen II (Sebab-Akibat): suatu kejadian adalah penyebab  dari sesuatu, dan penyebab itu timbul dari penyebab-penyebab yang lain. Jika tidak adda prnyrbab awal tidak akan ada serangkaian penyebab seterusnya, penyebab awal it adalah Tuhan.
c.       Argumen III (Ada dan Tiada): ada maa dimana alam semmesta ini belum ada. Sangat tidak masuk akal jika ketika alam semesta ini belum ada, belum ada sesuatu yang niscaya Ada (exact being). Dipastikan bahwa ada sesuatu yang niscaya ada sepanjang masa. Sesuatu yang niscaya ada itu adalah Tuhan.
d.      Argumen IV (Kelas Kualitas): penilaian kualitas memerlukan acauan yang paling absolut dan sempurna. Acuan paling absolut dan semprna itu tidak lain adalah Tuhan.
e.       Argumen V (Keteraturan Perencanaan): keteratuaran itu geraknya mengikuti  suatu pola , berjalan seperti sebuah anak panah menuju tujuan tertentu yang dikehendaki pemanahnya. Pemanahnya itu adalah Tuhan.
Etode ilmiah yang
C.    Filsafat Modern
Berkembangnya ilmu pengetahuan mendorong para filsuf bertanya tentang hakikat manusia itu.  Apakah manusia itu materi fisik atau jiwa? Apakah proses kimiawi dan gerak mekanis yang   terjadi pada alam terjadi juga pada diri manusia?. Materialisme mengajarkan kita bahwa manusia pada dasarnya adalah mmateri, jadi tidak berbeda dari materi lain yang ada dalam alam semesta . sebalinya idealisme mengajarkan bahwa bukan materi, melainkan jiwa yang merupakan inti sari manusia, sehingga gerak gerik badannya bersumber dari kekuatan yang bersifat rohani, yaknni yang ilahi dan jiwa manusia. Adapun para filsuf pada  zaman ini adalah francis Bacon, Thomas Hobbes, Rene Descartes, Spinoza, John Locke, Leibniz, Barkeley, Hume, Kant, Fichte, Hegel, Bentham, Schopenhauer, Comte, john Stuat Mill, Kierkegaard, Marx, Engels, Nietzsche, James.
D.    Filsafat Kontemporer
Profesionalis ilmu filsafat pun tampak dengan jelas dari munculnnya jurnal-jurnal terkemuka dalam bidang filsafat. Ada cukup banyak jurnal filsafat, baik dalam cetakan maupun elektronik. Leiter melakukan survei di sejumlah negara  untuk mengetahui poplaritas dan kualitas jurnal-jurnal filsafat. Adapun filsuf pada zaman kontemporer yakni; wilhelm dilthey, Edmund Husserl, Henri Bergson, Ernst Cassirer, Bertrand Russel, Ludwig witgenstein, Thomas kun, Gilbert Ryle, Martin Heidegger, Jean paul sarte, Simone de beauvoir, Ricahrd Rorty, paul Ricour, Theodor W. Adormo, Jacques lacan, Foucalt, Levi-strauss, karl popper, Jurgen Hobermas, Slavoj zizek, dan lain-lain .

Daftar Pustaka
Abidin, Zainal. 2011. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.