Refleksi Kuliah Filapat dari Prof.Dr.
Marsigit M.A,
dalam
kuliah ke-1 pada tanggal 9 September 2015.
PENGENALAN AWAL FILSAFAT ILMU
Ketika
kita berbicara tentang Filsafat Ilmu, maka subnya atau domainnya dari
Filsafat. Seandainya kita berbicara tentang kehidupan kaum lak-laki dan kaum
prempuan sama saja itu subnya atau domainnya tentang kehidupan manusia.
Filsafat ilmu merupakan sebagian dari Filsafat, oleh karena kita mempelajari
filsafat ilmu dan filsafat sebetulnya kalau diringkas menjadi satu prasa
filsafat ilmu itu tentang apa, bagaiman,mengapa, kenapa, dimana, kapan ilmu
itu, oleh siapa, untuk apa filsafat ilmu itu, sifat-sifatnya apa dan seterusnya
mengenai ilmu pengetahuan itu. Tapi kalu apa, dimana, kemana dan sebagainya
nanti, kalaubicara tentang dimana saja sudah merentang di sana dan di sini.
Misalnya disana Eropa dan di sini
Indoesia, di sana menganut Negara
Liberal dan di sini menganut Negara
Demokrasi. Sedangkan kemana berarti kita
bicara masa lampau yang sudah terjadi dan kita berbicara tentang sejarah,
sejarah dalam Filsafat bukan berbicara tentang seratus atau duaratus hari,
tetapi belajar filasafat berbicara
ratusan, ribuan dan bahkan ratusan abad yang lalu. Kemudian apa,
mengapa, bagaimana, oleh siapa, atau menurut siapa, menurut anda atau menurut
saya ( menurut pemikiran para filosf), setiap zaman punya filosof
sendiri-sendiri dan maslah dalam filsafat memang cakupannya sangat luas.
Filsafat identik dengan membaca,
ketika seseorang tidak membaca maka tidak ada pula filsafat. Pada saat sekarang
ini jangan hawatir untuk tidak membaca, karena sekarang sudah banyak bacaan
baikitu berupa media tulis, cetak dan elektronik ( berupa situs, blog, posting
yang ada di internet) dan bisa mengunjungi situs http://powermathematics.blogspot.com
dan http://uny.academia.edu/MarsigitHrd
. Refrensi dalam ilmu filsafat tidak dirujuk karena semua bisa jadi refrensi,
semua hal bisa menjadi refrensi dan menjadi laboratorium filsafat.
Persiapan belajar filsafat itu berdimensi,
mualai dari hart, ro, sob, sampai spiritual.
Karena selembut – lembut manusia masih kalah lembut dari ciptaan Tuhan,
hal ini dimaksudkan sebaik-baik manusia pasti memiliki kelemahan dan
kekurangan. Manusia dapat mengukurwaktu spermiliar detik masih bisa dikalahkan
oleh sperseratus miliar detik jam yang paling akurat. Hidup sekarang penuh
dengan rekayasa belaka, sehingga orang bisa tidur seharian penuh tanpa hawatir
akan hujan, banjir dan gempa yang sedang terjadi. Hal ini disebabkan karena
semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibuat oleh manusia.
Objek
dari filsafat itu adalah meliputi yang ada dan yang mungkin ada, termasuk yang
dipikirkan itu tentang Tuhan. Adap dalam berfilsafat itu harus dilandasi atau
dipayungi melalui koridor spiritual kita masing-masing teruma dengan terus
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan terus meminta pertolongan tanpa henti
ketika mendapatkan keraguan. Belajar filsafat itu bagaikan menerbangkan
layang-layang, jika layang – layang itu tidak diikat maka iya akan terbang
begitu saja dan menghilang. Begitu juga dengan kita ketika belajar filsafat
tanpa memiliki landasan yang kuat maka kita akan menghilan ( mengalami gangguan
jiwa). Jangan menggunakan kehebatan pikiran, kehebatan logika anda untuk
menganulir atau melemahkan keyakinan
anda tapi haruslah sebaliknya gunakanlah kehebatan pikiran anda utuk
menyuburkan keyakinan, mengisi keyakinan.
Kemudian
mengenali metode atau alatnya, alat berfilsafat adalah bahasa analog, bahasa
anlog itu ketika bicara tuhan itu sebetulnya aku nyinggun-nyinggung maslah hati
dan keyakinan, tetapi berbicara tentang kehidupan chemistry masalah kehidupan. Metodologi filsafat menggunakan metode hidup, belajar filsafat
menggunakan metode hidup dan sebenarnya hanya orang kurang paham aja belajar
apapun menggunakan metode hidup. Metode hidup menghidup-hidupkan itu dari yang
tidak ada menjadi ada, kata-kata yang kita dengar bisa menjadikan yang mungkin
ada menjadi ada. Tiadalah alasan untuk tidak mensyukuri yang ada maupun yang
mungkin ada, manusia begitu halus indikatornya: multi indikator, Hanya dengan
memahami yang mungkin ada, kita bisa mensyukuri ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Tuhan
telah memberikan contoh bagaimana manusia hidup, bahkan tumbuh-tumbuhan
menggunakan metode hidup. Salah satu ciri khas metode hidup itu diterjemahkan
dan menerjemahkan, sebagai contoh pohon yang terkena sinar matahari
menerjemahkan sinar, mengolah, berfotosintesis, kemudian timbul energy dari
pohon yang nantinya akan tumbuh tunas dari pohon, berbunga dan tumbuhlah akar
dan seterusnya. Andaikata tertutup sinar matahari setengah dari pohon, pohon
akan mengubah arah baying maupun punga
yang ada pada dirinya sehingga mampu untuk mendapatkan sinar matahari. Dari
tumbuhan ini kita bisa mempelajari atau mengambil hikmah tentang bagaiaman cara
kita untuk selalu berikhtiar dan berdoa sang pencipta. Oleh karena itu kuliah
ini diharapkan menjadi kelas yang hidup ( ada aktifitas, ada karakternya, ada sifat-sifatnya, ada objeknya, ada
subyeknya, ada perkembangannya, ada tujuannya, dari tidak ada menjadi ada ) dan
sterusnya sifat-sifat hidup diterapkan selama perkuliahan.
Yogyakarta,
9 September 2015
Edi Wahyudi,
S.Pd