Kamis, 10 September 2015

PENELITIAN DAN PARADIGMA



BUAT BACAAN SAJA
A.    Pengertian Penelitian
Istilah penelitian (reseach) telah banyak didefinisikan para ahli dalam bidang metoddologi research. Para ahli yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
1.    Hill Way dalam buku Introduction to research mendefinisikan penelitian sebagai suatu metode studi yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta yng dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut
2.    Winarno Surachman mendefinisikan penelitian atau penyelidikan sebagai kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari sumber-sumber primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki.
3.    Soetrisno Hadi mendefinisikan, penelitian sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan wahwa penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan terhadap masalah tersebut.
(menyelami phenomena social di Masyarakat. Bagja waluya. 2007. PT. Setia Purna Inves. Bandung.)

B.     Paradigman – Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian (Guba & Lincoln, 1988: 89-115). Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya (1) jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan (2) jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan. Hasil penelitian akan memberi kontribusi yang lebih besar jika peneliti dapat menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan tersebut. Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah  triangulation. Penggabungan kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau sinergi tersendiri karena pada hakikatnya kedua paradigma mempunyai keunggulan-keunggulan. Penggabungan kedua pendekatan diharapkan dapat meminimalkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dikedua paradigma.
Guba,E, & Lincoln, Y. (1988a). Do inquiryparadgms imply inquiry methodologies? In D. Fetterman (ed), Qualitative approaches to evaluation in education. New York: praeger
C.      Penelitian Kuantitatif
Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif. Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empiris (empiricist).
D.    Penelitian Kualitatif
Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural settingyang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif. Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistik atau interpretatif (constructivist, naturalistic or interpretative approach), atau perspektif post-modern.


E.     Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
Paradigma Kuantitatif
Paradigma Kualitatif
Realita bersifat obyektif dan berdimensi tunggal. Menilai data lebih obyektif karena tidak boleh terpengaruh oleh nilai atau kepercayaan peneliti atau orang lain
(value free).
Realita bersifat subyektif dan berdimensi banyak. Menilai data lebih subyektif karena hasil observasi langsung dilakukan peneliti, dan peneliti sendiri yang menyim-pulkannya.
Peneliti independen terhadap fakta yang diteliti
Peneliti berinteraksi terhadap fakta yang diteliti
Menggunakan struktur teori
Tidak menggunakan struktur teori karena lebih bertujuan menemukan teori bukan memverifikasi teori, kecuali jika tujuan penelitiannya ingin membuktikan dari suatu teori
Struktur teori digunakan duntuk membangun suatu atau lebih hipotesis
Tidak ada hipotesis, jika ada hipotesis tersebut bersifat implisit tidak eksplisit
Paradigm ini menolak bahwa teori membumi (grounded theory) di datanya dan beragumentasi bahwa :fact do not speak for themselves”(blalock, 1969)
Paradigma ini sejalan dengan konsep grounded theoryyang dikembangkan oleh
Glaser dan Straus (1969) yang percaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan dan membangun teori adalah dengan menemukannya dari data. Paradigma ini
menganggap bahwa teori groundeddi datanya.
Pengujian teori dengan analisis kuantitatif dan statistik
Penyusunan teori dengan analisis kualitatif
Paradigm ini menggunakan pendekatan deduktif, yaitu proses pengambilan kesimpulan dengan menggunakan fakta atau data empiris untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dengan menggunakan struktur teori, dengan kata lain, dedukasi adalah proses pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data.
Paradigma ini menggunakan pendekatan induksi, yaitu suatu pendekatan yang mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan dan konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Dengan kata lain, pendekatan induksi adalah sebagai suatuproses mengambil kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau lebih fakta atau buktibukti.
Pendekatan ini dapat melakukan settingartifisial dengan metode eksperimen yaitu memanipulasi beberapa variabel. Jika settingartifisial digunakan dalam paradigma ini, maka dapat mengurangi validitas penelitian.
Paradigma kualitatif menolak bentuk terstruktur dari penelitian. Pendekatan kualitatif juga menolak pengaturanpengaturan penelitian secara artifisial. Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menggunakan dan menjaga settingalamiah (natural) di mana fenomena atau perilaku yang akan diamati terjadi.
Penelitian ini kurang terfokus tetapi lebih luas, sehingga kurang mendalam.
Pendekatan ini merupakan penelitian yang lebih terfokus dan mendalam
Penelitian ini biasanya menjelaskan dan memprediksi fenomena yang tampak, sehingga lebih mengarah ke verifikasi teori.
Penelitian lebih mendetail ke hal-hal di bawah permukaan yang belum tampak, seperti misalnya penelitian tentang kultur. Lebih untuk menemukan teori baru.
Dapat menggunakan data sekunder, sehingga hal ini mempermudah peneliti dalam memperoleh data.
Data primer harus dikumpulkan sendiri oleh peneliti yang biasanya melibatkan waktu yang cukup lama (bulanan sampai dengan tahunan), peneliti harus terlibat langsung sebagai pengobservasi di tempat kejadian untuk memperoleh data yang mereka perlukan.
Eksternal validiti lebih tinggi karena dapat melibatkan permasalahan yang lebih luas, menggunakan waktu yang lebih panjang dan perusahaan yang lebih banyak sebagai obyek penelitian karena tersedia di data sekunder.
Eksternal validiti rendah karena hanya melibatkan satu permasalahaan di suatu organisasi saja. Karena data primer harus diobservasi sendiri dan membutuhkan banyak waktu untuk melibatkan banyak perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar