Selasa, 29 Desember 2015

MAKNA BIJAK DIRI DALAM FILSAFAT ILMU


Repleksi ke-6  ini dilaksanakan pada selasa tanggal 28 Oktober 2015 jam 07.30 sampai dengan 09.10 di ruang PPG 1 gedung FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampuh Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.

MAKNA BIJAK DIRI DALAM FILSAFAT ILMU
Pembukaan filsafat dimulai dengan pembahasan Nihilisme dan Fallibisme, Nihilisme itu ada atau tidaknya terikat dengan ruang dan waktu. Jika Fallibilisme itu benar adanya atau kenyataannya seperti itu. Kemudian tidak memikirkannya secara mendalam. Filsafat itu intensif dan bersifat radikalisme, memperjuangkan sedalam- dalamnya. Pertanyaannya sepele, materialnya pikiran, pikiran dimaterialkan dalam bentuk alat hitung maupun buku. Pikirannya material berarti dibentuk dalam hukum-hukum yang terjadi. Materialnya formal adalah bentuk wadah. Kemudian formalnya material, adalah batu peresmian. Fallibisme artinya jika menjawab salah tetap bernilai benar. contohnya saja anak kecil jika ditanya rumus matematika ini itu, tetapi anak kecil itu menjawab belum diajari maka jawaban anak kecil itu "benar". Terkait dengan radikalisme, "radik" adalah akar, tidak peduli baik maupun buruk. Metode berfilsafat itu intensif dan ekstensif. Kata yang dimaksud cabang dari ilmu - ilmu filsafat tersebut, karena gerak-gerik dan perilakunya sehingga seakan - akan "radikalisme" itu negatif. Itulah yang disebut dengan stigma. Karena itu tergantung siapa yang mengatakannya. Jika mengatakan itu terus menerus berarti terjebak di dalam mitos, maka kita berfilsafat agar kita bisa mengubah "mitos" menjadi "logos". Dan sebenar benar logos tidak dalam keadaan diam. Dan tidak dalam keadaan diam, masih disintesiskan antara tesis dan anti-tesis. Kalau di dalam "zona nyaman" itu namanya tidak berpikir. Namun tidak mungkin bagi manusia itu tidak berpikir setiap harinya, kita selalu menemukan sesuatu yang baru. Karena tiap kali kita melihat matahari, tidak mungkin ada matahari yang kemarin.
Pertanyaan  Pertama mengenai makna dari bijak diri, kemudian Prof. Dr. Marsigit, Ma memberikan penjelasan sebagai berikut. Bijak diri itu adalah sopan santun terhadap diri sendiri sesuai dengan ruang dan waktu. Misalnya pada saat mengikuti kuliah, Dosen dan Mahasiswa harus menggunakan pakaian rapi, sopan dan santun sesuai dengan ruang dan waktunya. Maka sebenar- benar bijak adalah pengetahuan itu sendiri. Orang barat menganggap orang bijak itu yang memiliki pengetahuan, semakin ke timur orang bijak itu tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi juga memiliki hati nurani. Maka sebenar - benarnya bijak menurut orang barat, adalah orang yang berilmu."
Selanjutnya “Bagaiman cara orang berilmu berpikir multidimensi?”.  Manusia itu suka maupun tidak suka dia pasti akan menembus yang namanya ruang dan waktu. Bukan hanya manusia bisa menembus ruang dan waktu melainkan juga tumubuhan, bebatuan, air dan udarapun menembus ruang dan waktu. Hari ini, hari esok , dua tahun yang lalu, tidak ada benda yang takut terhadap ruang dan waktu, semua pasti akan menembus ruang dan waktu secara dan maupun tidak sadar. Belajar itu mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada, maka setiap yang ada mewakili dunianya. Contohnya, satu kata "ayam", maka bisa dikatakan dunia ayam bahkan bisa membuat buku yang isinya hanya tentang ayam. Setiap kau bisa mengadakan yang mungkin ada, maka bisa meningkatkan satu level dalam dirimu (tergantung keikhlasan)".
Adapun pertanyaan lainnya "Mengapa pikiran itu sulit menggapai hati, dan pikiran itu sulit untuk diungkapkan?", Beliau dengan senang hati menjawab pertanyaan tersebut,"Dalam persoalan filsafat itu ada 2, menjelaskan apa yang kau ketahui? yang kedua memahami apa yang ada di pikiranmu? Semua jawaban itu tidak ada yang memuaskan karena itu bersangkut paut dengan ontologisnya, karena manusia itu bersifat terbatas, manusia itu tidak mampu menuliskan semua pikirannya. Tidak akan mampu memikirkan semua relung hati. Karena itulah manusia itu bisa hidup. Perasaan dan pikiran itu lebih luas daripada laut. Hati itu seluas ciptaan Tuhan jika dikehendaki oleh Tuhan. Kita bisa berempati kepada semua makhluk Tuhan. Itulah keterbatasan manusia. Misal, ketika kita berdoa, pikiran kita harus berhenti. Itulah yang dinamakan ikhlas. Doa yang paling tinggi levelnya adalah dengan menyebut namanya Tuhan. Masalahnya, bermilyar - milyar dirimu menyebut namaNya, belum tentu semuanya dikabulkan. Yah tinggal bagaimana cara kita berusaha, sehingga dalam keadan apapun disarankan untuk menyebut nama Tuhan."
"Filsafat itu luas, maka adakah filsafat untuk orang - orang atheisme?". Beliau menjelaskan,"Saya katakan filsafat itu diri kita masing-masing, diri kita masing-masing itu siapa? diriku dirimu? Karena filsafat itu diriku dirimu, maka mengambil formula bahwa filsafat itu didasari oleh spiritual sehingga tidak melenceng dari spiritualitas masing - masing. Belum tentu mereka punya Tuhan, filsafat itu olah pikir yang refleksif dan menjawab pertanyaan "mengapa". Berfilsafat itu metafisika setelah yang fisik. Contohnya jiwamu, modalmu, karyamu dst. Siapakah sebenar- benarnya saya, diberi waktu yang banyak aku tidak bisa menyebut diri saya. Semakin ke bawah semakin plural, semakin ke atas semakin mono, yaitu kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Semakin ke atas adalah semakin identitas, semakin ke bawah itu kontradiksi. Maka yang kontradiksi para daksa, yang identitas para dewa. Jangan salah paham, ayam itu dewanya cacing, namun cacing tidak bisa melihat kesalahan ayam."

REALITA DAN FENOMENA


Pertemuan ke-7 ini dilaksanakan pada selasa tanggal 11 November 2015 jam 07.30 sampai dengan 09.10 di ruang PPG 1 gedung FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampuh Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.

REALITA DAN FENOMENA

Filsafat itu intensif dan ekstensif. Dipengaruhi oleh ada, pengada, dan mengada. Fenomena dalam negara kita ini bermacam – macam. Menyikapi powernow pada saat ini kita harus menghadapi dengan cara berfilsafat. Kita bisa meniru unsur dasar binatang, bukan kelakuan binatang. Adapun yang namanya scientific, Metode scientific itu ukurannya sepertiga dari dunia. Fenomena menukik, intensif itu meneliti. Ada fenomena lain yaitu mendatar, misalkan hari rabu ini bertemu dengan hari rabu lagi. Sedangkan fenomena powernow itu dengan fenomena linear namun tidak mengetahui sampai mana garis tersebut. Adapun yang dibangun dalam diri kita, misalkan, inner beauty, kecantikan dan doa.
Metode saintifik yang dikembangkan di Indonesia dengan berbagai aspek seperti mengamatai, bertanya, mencoba, mengkomunikasikan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mentode saintifik hanya bisa diterapkan pada hal tertentu saja, tidak bisa  diterapkan pada proses percintaan, misalnya seorang laki-laki yang suka sama prempuan, yang dalam saintifik dimulai dengan melihat dan mengamati gadis tersebut, kemudian bertanya-tanya tentang sang gadis dan setelah mengetahui baru ingin mencoba. Ini merupakan hal yang keliru, karena setiap perempuan tidak ingin seperti itu. Metode saintifik yang sebenarnya ada aspek hipotesis dihilangkan dari struktur. Hipotesis itu berpendapat, setelah berpendapat kemudian dicoba. Jika memang metode saintifik aslinya seperti itu, kemudian diterapkan di negara ini menjadi berubah sehingga Pemerintah itu dosanya berat karena berbohong kepada rakyatnya. Metode pembelajaran itu harus diatur secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan, tidak bisa sembarangan. Indonesia itu negara kecil dan lemah, sehingga menjadi cabang powernow. Maka pejabat sekarang itu tidak memperdulikan budi pekerti dan mementingkan diri sendiri. Satu sama lain bisa saja saling menjajah, demokrasi hanyalah slogan namun uang tetap berjalan serta korupsi merajalela.
Selanjutanya mengenai Fenomena Compte, contohnya pada diri kita sendiri, handphone kita tidak hanya satu, namun ada lebih dari satu, tidak sedikit dalam kehidupan sehari-hari  gara – gara handphone baru (elektrinik baru), keluarga bisa berantakan. Dengan adanya teknologi ada fenomena tecnopolly, menyerahnya budaya di telapak kaki teknologi. Orang bisa merekayasa budaya baru untuk kepentingannya. Semua orang mengikuti teknologi, memiliki hp baru kecuali orang sufi. Oleh karena itulah, Indonesia termasuk darurat budi pekerti. Menterinya aja diinterogasi KPK. Bagaimana bisa? menipu saja sudah dapat mobil atau yang lain. Negara Indonesia itu digambarkan seperti anak ayam dan negara adikuasa itu digambarkan oleh burung rajawali. Jadi, sekali saja anak ayam itu melawan, akan terkena pukulan kaki burung rajawali. Artinya negara Indonesia itu masih tergolong kecil dan kurang kuat.
Beralih pada individu, orang yang bersifat kaku itu tidak flexibel. Kesulitan menembus ruang dan waktu. Kaku ini mungkin dia memiliki prinsip. Prinsip adalah postulat dan sesuai konteks ruang dan waktunya. Misalnya, masuk rumah harus mencuci kaki atau tangan dulu. Jika diterapkan absolut, bisa menjadi masalah, karena kaku itu dimensinya tunggal, berusaha tertutup oleh ruang dan waktu. Sebenar – benarnya orang kaku bisa disebut dengan orang yang bodoh daan tidak cerdas. Pikirannya juga seperti batu dan tidak bisa melihat situasi dan kondisi. Oleh karena itu, pentingnya komunikasi dan luwes (tidak kaku). Sehingga sopan yang sebenarnya itu luwes serta bisa memahami orang lain. 
Kecenderungan powernow menaruh struktur spiritual di bawah. Barkley merupakan ujung tombaknya powernow. Membangun itu adalah pilihan urusan dunia dan urusan akhirat. Auguste compte memilih dunianya, bukan spiritualnya. Pada zaman orde baru pak Suharto itu malah mengejar orang – orang yang berspiritual, termasuk yang sedang diincar itu adalah Gusdur (Abdurrahman Wahid). Indonesia belum mempunyai misi ke depan untuk 100 tahun. Dalam menangani pekerjaan, harus diimbangi dengan kerja, pikir dan doa. Bukan hanya kerja saja. Maka dari itu, visi presiden (kerja, kerja, kerja) masih harus dibenahi. Dunia sekarang itu dunia persekongkolan. Tanpa persekongkolan akan kalah. Metode, media, sebuah alat hedonisme, sesuatu yang bisa menyebabkan tidur, contohnya narkoba.
Dari uraian tersebut, kita ambil pelajaran bahwa setiap metode yang diterapkan itu dapat digunakan, hanya saha harus sesuai dengan rauang dan waktnya. Sebagai manusia yang berakal kita harus benar – benar bisa memilah – milah mana yang baik untuk diri kita, mana yang tidak baik untuk diri kita. Semoga kita selalu ditunjukkan jalan yang benar dan selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT untuk selalu bisa menjalankan semua yang diperintahkan dan menjauhi larangannya.

SEBAGIAN DARI ALIRAN DALAM FILSAFAT


Pertemuan ke-8 ini dilaksanakan pada selasa tanggal 18 November 2015 jam 07.30 sampai dengan 09.10 di ruang PPG 1 gedung FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampuh Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.

SEBAGIAN DARI ALIRAN DALAM FILSAFAT

Pertanyaan pertama dimulai dengan etnomatika, Etnomatematika merupakan pembelajaran matematika berbasis budaya. Itu salah satu bentuk untuk memperkaya pondasi pendidikan matematika dengan cara menggali budaya dan harus berorientasi pada siswa dan jika tidak berorientasi pada siswa maka tidak bisa. Pembalajaran dengan etnomatematematika harus menggunakan pembelajaran yang inovatif, kreatif,efektif, berorientasi pada siswa dan memenuhi kebutuhan siswa. Kalau gurunya  memberikan pendidikan (pembelajaran) dengan cara otoriter, berpikir memberikan ilmu sebayak-banyaknya maka itu tidak bisa dilakukan.
Pertanyaan ke-2. Bagaimana hubungan mitos dengan stigma?
Mitos itu riwatnya manusia lahir itu sudah memiliki mitos, mitos itu yang mestinya bisa dipikirkan tapi tidak dipikirkan. Jadi kalau agama bukan mitos, kalau agama yang mestinya tidak perlu dipikirkan. Misalnya berdoa sampai khusuk, tapi motos itu yang mestinya bisa dipikirkan dan mestinya tidak perlu dipikirkan. Misalnya kalau zaman dahulu, Bidadari itu turun dari langit menuju bimi itu bentuknya adalah pelangi, para Yunani kuno berangkapan kalau pelangi itu merupakan jembatan para Bidadari dari langit menuju bumi. Setelah ditemukan fakta-fakta tentang proses pembuatan pelangi melalui beberapa eksperimen dengan menggunakan hasil bias cermin oleh matahari yang diletakkan di dalam air dan pantulan biasnya diarahkan ketembok maka terbentuklah pelangi. Tapi kalau berenti dijembatann saja, maka kita akan termakan oleh mitos.
Setiap hari kita selalau mengalami motos, mitos dan mitos, kalau ktia kemudian memikirkan mitos dan kemudian menjadi pengetahuan maka akan menjadi logos. Mitos dan logos tidak bersifat absolut tetapi bersifat relatif kontekstual terhadap ruang dan waktu. Stetmen-stetmen Prof. Dr. Marsigit MA, yang ditanyakan pada mahasiswa seperti ini kalau selsesai kuliah dan samapai akhir hayat seperti-seperti itu saja maka itu akan menjadi mitos-mitos Pak Prof Marsigit. Kalau mahasiswa itu kritis, kreatif dan berusaha dan berikhtiar maka mahasiswa akan menemukan-menemukan logos dari motos-mitos.  Mitos orang jawa itu kalau ada gerhana, bulannya hilang karena dimakan raksasa dan orang-orang bersama-sama keluar memukul gendang, titir dan palu sebagainya. Kalau berhenti hanya disitu saja bisa, antara linier dan siklik ada batas-batasnya. Mitos itu adalah karena ketidakpahaman dari dimensi yang lebih rendah memahami dimensi yang lebih atas.
Pertanyaan ke-3: Perbedaan Skeptisism dengan Hermenitika
Filsafat itu merupakan aliran pikiran, seperti hermenitika merupkan filsafat kontenporer seorang gadamer yang mengekspos, tati penomenanya sudah aja sejak dulu. Orang ragu-ragu itu sudah ada sejak jaman yunani dan keumudian diekspos oleh deskartes kemudian diekstrimkan karena mempunyai pengalaman yang benar-benar ekstrim karena tidak dapan membedakan mimpi dan fakta, dan kenyataan. Hal ini dimungkinkan karena konteknya, jadi mimpi pun hamper saman dan situasinya juga sama. Intisarinya adalah meragukan yang mungkin ada dan yang ada dan mencari kepastian dan apa yang pasit. Hermenitika itu meruapakan dialegtika, filsafat itu ada batas-batasnya juga. Pada zaman Yunani, sebutan itu ditujukan kepada Hermes, dia disamakan dan disetarakan dengan Nabi Adam. Hermeneutika juga digunakan untuk menerjemahkan kitab – kitab. Dalam mendefinisikannya kita juga harus faham, dengan memberi arti/ maksud secara implisit.
Tentang Hermeneutika dalam konteks agama dan kitab suci. Semua tergantung ruang dan waktu konsepnya, semua tergantung rumus, Kalau filsafat itu terlalu singkat maka sangat menyakitkan untuk orang lain. Mengembangkan formula pada hermeneutika. Fennomena saintifik itu fenomena menukik/ menajam. Contohnya saja, Jika kita ingin tidur, maka ada 3 macam gaya. Hidup itu fenomenya lengkap, pilarnya itu menukik, mengalir dan mengembang. Kalau orang barat itu linier, maka bijaksana orang barat itu dapat mencari sampai ke mars. Hidup itu seperti spiral, harii ini ketemu rabu, besok ketemu rabu. Semua itu untuk kita bersyukur. Hidup itu membangun kepercayaan, keluarga, rasa cinta. Maka semua itu butuh ilmu untuk membangun itu semua.
Selanjutnya mengenai Theisme, percaya pada Tuhan. Jika Pantheisme itu satu TuhanNya. Orang jepang itu memiliki banyak Tuhan, Tuhan Gunung, Tuhan Laut, dll. Tanpa disadari saat ini kita telah memiliki tuhan yang banyak, sesuatu yang disukai, fanatik, hingga maniak. Tuhan harta, jabatan dan pangkat. Setiap hari yang dipikirkan adalah itu semua. Humanisme dalam filsafat dengan psikologi berbeda. Dalam psilkologi itu manusiawi, jika filsafat itu berpusat kepada manusia. Berarti Tuhan di marginalkan. Pemikiran itu memiliki dimensi, memiliki batas, memiliki makna. Itulah pentingnya membaca agar mengetahui dimensi dan strukturnya, sesuai dengan ruang dan waktunya. Dari beberapa fenomena di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat itu memiliki kehidupan, makna, arti. Filsafat yang belum dibuktikan itu adalah mitos, dan yang sudah terbukti yaitu logos.
"Hidupku dalam fenomena Compte". Dalam hidup, kita membutuhkan suatu alat komunikasi untuk berbicara satu sama lain tanpa harus bertemu. Kemudian karena perkembangan zaman dan teknologi semakin canggih sehingga memudahkan kita. Maka, dengan adanya hp yang sekarang sudah banyak di pasaran dengan segala macam merk dan harga dari ratusan ribu sampai jutaan, mereka banyak menghabiskan waktunya dengan hp daripada dengan orang lain. Karena gadget seperti hp ini, akibatnya sosialisasi antar masyarakat rasanya kurang erat.
Selain itu, hanya karena hp, banyak anak – anak yang memanfaatkan hp sebagai mainan, sehingga mainan – mainan tradisional atau warisan budaya semakin tergerus. Contohnya, di kota sekarang ini, apakah ada yang masih bermain dengan mainan dengan bahan kayu atau bambu? Sudah tidak ada lagi. Adapun lagu – lagunya juga, saat ini banyak anak – anak yang menyanyikan lagu – lagu orang dewasa, karena sudah tidak adanya lagu anak – anak. Lagu anak – anak pada zaman dahulu, berisi tentang nasehat, ilmu, bermain, benar – benar menunjukkan dunia anak. Hp semakin maju dan semakin canggih, anak semakin cepat mempelajari teknologi ini, sehingga bisa saja menyalahgunakan fungsi dari hp. Untuk itu, sebaiknya anak-anak juga harus diawasi ketika menggunakan hp atau jauhkan hp dari jangkauan anak – anak.

Jumat, 25 Desember 2015

KETIDAK BERDAYAAN TES TANYA JAWAB SINGKAT


Pertemuan ke-10 ini dilaksanakan pada selasa tanggal 2 Desember 2015 jam 07.30 sampai dengan 09.10 di ruang PPG 1 gedung FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampuh Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.

KETIDAK BERDAYAAN TES TANYA JAWAB SINGKAT (TTJS)

            Terjawab sudah semua pertanyaan yang selama ini terpendam di dalam pikiran.  Ketika pertama kali saya mengikuti Tes Tanya Jawab Singkat (TTJS), pertanyaan mucul dari dalam pikiran tentang jawaban-jawaban dari (TTJS) yang seolah-olah jawaban itu belum pernah terbayangkan oleh saya sendiri. Apakah semua jawaban itu benar?, jika benar, darimana sumber buku yang digunakan dalam (TTJS) tersebut?, keanapa jawaban yang saya yakini benar tapi bukan itu jawabannya? Dan bagaimana cara menjawab (TTJS) agar tidak mendapat nilai 0?, apakah semua jawaban dari (TTJS) itu mberupakan jawban yang tidak pasit?. Pertayaan itu terjawab setelah Prof. Dr. Marsigit, MA. Melakukan Tes Tanya Jawab Singkat terahir.
Setelah adanya tes ini, saya terkejut karena kami diminta untuk menyalahkan semua jawaban kami hingga tak ada yang dibenarkan. Tentu saja nilai kami semuanya 0. Namun bapak Prof. Dr. Marsigit, menyalahkan  semua jawaban kami dengna alasan tersendiri, kami tadak mengetahui apapun. Setelah itu, bapak mulai menjelaskan bahwa sebenarnya tes jawab singkat itu adalah mitosnya bagi kami semua. Maksud bapak Marsigit mengemukakan nilai 0 seperti ini untuk menyempurnakan, sehingga tidak ada yang memiliki nilai – nilai yang lain. Bapak menjelaskan bahwa tidak ada yang perlu disombongkan, dalam tanya jawab singkat itu sebenarnya berupa penjelasan dengan bahasa masing – masing. Menurut bapak, tes tanya jawab seperti ini bukan jalannya filsafat. Filsafat itu membaca dan olah pikir sehingga bapak menghimbau untuk membaca elegi – elegi dengan ikhlas pikir dan ikhlas hati.
Ilmu itu ada di dalamnya kontradiksi. Dalam soal tes tanya jawab, adapula yang berisikan identitas dan identitas masyarakat. Alasan pula jawaban disalahkan karena memang belum sampai pada dimensinya. Maka, pada saat ini juga kami diminta untuk bertanya tentang tes tanya jawab. “Fatalnya vital”, vital itu diartikan sebagai ikhtiar, sedangkan fatalnya adalah doa. Mereka ada dalam satu rangkaian. Doa itu kontekstual dengan ruang dan waktu. Ikhtiarnya doa, jadi berusaha kemudian berdoa seperti ingin naik haji maka harus mendaftar terlebih dahulu. Seperti itulah contoh dari fatalnya vital.Pengalaman bapak Marsigit ketika ditanya tentang doa, apa hubungan doa dengan matematika. Kemudian beliau menjawab bahwa dalam melakukan sesuatu itu penting untuk menyebut nama Tuhan.
Sikliknya Linear,“Linearnya siklik”, linearnya itu tidak akan bergerak pada tempat yang sama. Dan sebaliknya, lingkaran itu juga tidak selalu pada tempat yang sama. Hari itu berjalan, waktu itu berjalan dan tidak mungkin tidak ada perubahan dari hari ke hari selanjutnya. “Intensifnya ekstensif”, “Ekstensifnya intensif”. Pengertian dalam ontologinya itu diuraikan seluas-luasnya. Intensifnya itu radik, artinya filsafat itu sedalam – dalamnya bisa di eksplorasi. “Rasionalnya pengalaman”, memikirkan pengalaman.” Pengalamannya rasional”, jadi ketika kita memikirkan ingin melakukan sesuatu, maka lakukan sesuatu itu.
Dewanya daksa. Subjek dan predikat tidak bisa saling dipisahkan. Jadi bisa diibaratkan “jika aku ada, maka engkau juga ada” “Disharmoninya harmoni”,”Harmoninya disharmoni”. Sehebat- hebat manusia itu merasa bahagia, ternyata tidak sampai mendapatkan kebahagiaan absolut. Manusia itu hidup sempurna dalam ketidaksempurnaan. Ketidaksempurnaan juga ada dalam kesempurnaan. Jika kesempurnaan itu ada dalam kesadaran, maka akan tidak bebas dalam hidup kita karena terlalu menyadari semua sesuatu yang terjadi pada diri sendiri.
Analitiknya sintetik, memikirkan pengalaman. Analitik itu logika, sintetik itu pengalaman. Sintetik itu pasangan dengan apriori. Filsafat itu dijalankan, membaca elegi itu termasuk juga melaksanakan filsafat. Membaca yang membuat kita berpikir itu berarti kita bisa berfilsafat. “Identitasnya kontradiksi”, “Kontradiksinya identitas”, Misalkan A yang ada pada ruas kiri sama dengan A + 1. Prinsip ini ada pada ilmu komputer, jika tidak ada rumus ini maka program pada komputer pun tidak akan berproses. Sehingga identitas ini mengalami kontradiksi karena sifat itu termuat ke dalam subjeknya. Kontradiksi di dalam dunia ini adalah kuasa Tuhan, karena kuasa Tuhan itu absolut. Tak ada yang bisa melawanNya. Karena terjadi seperti itu, maka sebenarnya manusia itu kontradiksi. Kontradiksinya identitas itu seperti teorema dari Godel, matematika itu identitas, namun ketika ditambah semuanya, maka terjadilah kontradiksi. Semua itu merupakan permainan ruang dan waktu. Setelah ditemukan Godel, maka Hilbert yang mengemukakan (menarik bendera) kepada umum. Semua ilmu itu tidak bisa selalu konsisten, karena pasti ada kontradiksinya.

Sabtu, 21 November 2015

SEJARAH PERADABAN DUNIA DALAM FILSAFAT ILMU



Pertemuan kelima ini dilaksanakan pada selasa tanggal 4 Novemver 2015 jam 07.30 sampai dengan 09.10 diruang PPG 1. Lantai 2 Lab Matematika FMIPA UNY. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampuh Prof. Dr. Marsigit MA


SEJARAH PERADABAN DUNIA
DALAM FILSAFAT ILMU

Di dalam filsafat itu pokok persoalannya adalah memperlajari yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada itu punya bermiliar-bermiliar sifat atau bermiliar pangakat bermiliar juga boleh, keterbatasan manusia tidak sanggup menyebutnya. Jadi kalau manusia berdoa kepada tuhan agar diberi keistimewaan agar bisa menyebut semua sifat yang ada semerta-merta andas tidak akan bisa menjadi hidup. Manusia hidupnya adalah reduksionis, reduksi dalam arti aku membuat atau membangun dunia pikiranku sendiri, misalnya orang ingin membangun gedung atau membuat akuarium itu sudah memilih material yang berbeda.
Kalau ingin membuat bangunan maka yang harus disiapkan itu besi, semen, batu, dan tempat membelinya juda di toko bangunan. Berbeda dengan membuat akuarium maka yang harus disiapkan itu kaca, lem, lampu, batu-batu hias, kompa air dan perginya ke toko akuarium. Dari dua gambaran ini maka bisa dikatan reduksi memeilih dua material yang berbeda dan hidup itu untuk memilih dan terpilih. Karena sekarang kita berfilsafat maka yang dipilih karakter dan sifat-sifat yang ada itu, misalnya yang ada itu bersifat tetap, tesisnya tetap dan anti tesisnya tidak tetap. Yang tetap itu tokohnya permendes dan yang berubah itu tokohnya Herachitos, maka filsafatnya dikenal dengan Permendes Sianisme dan yang berubah dikenal dengan Herachitos Sianisme.
 Kalau kita sudah terbiasa dengan dunia yang lengkap dan menjumpai dunia yang sebagaian pasti kita secara naluri pasti akan mencari yang lainnya, kelengkapan hidup itu untuk harmoni. Misalnya pada saat workshop ketua panitia menyatakan kalau dunia itu selalu berubah dan dunia itu adalah perubahan. Kalau itu tidak dilengkapi dengan yang tepat maka dunia akan timpang, maka dunia itu juga bersifat tetap. Hidup itu tidak bisa parsial, kalau parsial kita tidak sehat, manusia itu menuju sempurna dan reduksi itu parsial dalam rangka untuk membangun itu dipentingkan karena keterbatasan manusia kalau manusia lengkap bisa melihat kebelakang. Kalau manusia tidak lengkap maka manusia hanya bisa melihat kedepan dan justru itulah makna hidupnya manusia.
 Yang tepat biasanya berada dalam pikiran sedangkan yang berubah biasanya diluar pikiran, yang di dalam pikiran itulah yang disebut dengan idealis (filsafatnya disebut idealism) dan yang di dalam pikiran itu dinamakan realis (filsafatnya disebut realism). Ada itu juga bersifat tunggal (monoisme) yang ada bisa juga bersifat jamak atau plural (filsafatnya disebut pluralism). Ada itu berdomisili para dewa dan yang munkin ada itu berdomisili para daksa, para dewa itu disebut orang tua dan para daksa itu disebut anak-anak. Ada itu bersifat abstrak dan yang mungkin ada itu bersifat kongkrit, ada yang mungkin ada itu struktur dunia, tetap dan berubah itu struktur dunia, struktur dunia yang lain itu bisa berupa siang dan malam, laki-laki dengan perempuan, besas dan kecil. Antara Ada dan yang mungkin ada itu merupakan struktur dunia, ada bersifat Analitik dan yang mungkin ada bersifat Sintetik. Analitik itu bersifat A Piori dan Sintetik itu bersifat A Posteriory. Sebenar-benar ilmu adalah kalau Sintetik A Piori, pikirannya ada dan pengalamannya pun juga ada.
Dengan adanya pengalaman maka muncullah Empiricism (David Hum) dan dengan pikiran muncullah Rasionalism (tokohnya R. Descarntes) ini muncul pada tahun 1671 dan disini sudah muncul buku-buku dan sudah termasuk zaman modern. Dari zaman yunani ke zaman modern itu perjalanannya panjang, mulai dari 3000 SM samapai 1672 terjadi perkembangan pemikiran. Sehingga muncul yang namanya pase kegelapan pada abad ke-13 samapi abad ke-16 sekitar 500 tahun abad kegelapan yaitu munculnya pemikiran dominasi kebenaran oleh gereja, siapapun tidak boleh berbica tentang kebenaran, kebenaran itu hanya ada pada gereja. Hukumannya pun tidak main-main dan korbannya juga termasuk Galileo Galilei yang dihukum panjung oleh gereja disebabkan mencari kebenaran untuk mencari kebenaran kecepatan suara
Muncullah kembali kebangkitan untuk menggali filsafat lama, tokoh yang muncul yaitu Aristoteles (realis) dan Plato (idealis). Jasa dunia timur setelah berperang lewat pertempuran meyelamatkan dokumen barat ke timur, setelah timur kalah barulah ditemukan  kembali oleh orang barat sebagai modal lahirnya era modern. Sehingga berkas-berkas yunani kuno bisa kembali lagi ke tangan dunia barat.
Antara Analitik A Piori dan Sintetik A Posteriori tidak ada yang mau mengalah, Deskartes dan pengikutnya yang dinamakan ilmu itu berdasarkan pikiran sedangkan David Hum menyatakan sebenar-benar ilmu harus dibangun diatas pengalaman. Pada tahun 1671 lahirlah kantianisme (Immanuel Kant) yang mendamaikan antara Deskartes denga rasionalisme yang mendewa-dewakan pikiran dan melupkan pengalaman dengan Devidium yang mendewa-dewakan pengalaman dan melupakan pikiran. Ketahuilah bahwa sebenar-benar ilmu adalah ambil unsur pikiran, ambil unsure pengalaman. Unsur pikiran adalah A Piori dan unsur pengalaman adalah Sintetik maka sebenar-benar ilmu adalah Sintetik A Piori.
Samapailah di era Komte (A. Comte) dari prancis, A. Comte menulis buku berjudul Positivism. A. Comte berpendapat untuk membangun dunia jangan menggunakan agama, karena sebagian agama itu Irrasional, diatas agama itu ilmu filsfata, baru positf (Saintifik). Dengan adanya kurikulum 2013 inilah maka disebut sebagai kejayaan Aguste Comte, karena disana menyarankan metode saintifik untuk semuanya. Struktur filsafa  Indonesia itu yang pertama materi, formal, normative dan terahir spiritual.
Sehingga menjelma menjadi bangunan kokoh yang tak tertandingi raja dunia dimulai dari (1) Archaic (masyarakat batu), (2) Tribal (dewa batu), (3) Tradisional, (4) Feudal, (5) Modern, (6) Pos Modern, (7) Power Now. Sehingga sekarang media internet “Yahoo” merupakan terasnya Power Now tinggal mengklik. Karena spiritualisme, ketika mereka melakukan penelitian tentang Agama itu dilakukan di daerah tribal, di muara-muara sungai suku aborijin Australia. Indonesia stiap hari digempur habis-habisan dengan produk baru, mulai dari Yahoo, Face book, Twitter, Line dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia tidak memiliki jadi diri bangksa karena bangsa Indonesia lemah. Kalau Indonesia memiliki jadi diri, kepribadian yang kuat dan memiliki pemimpin dengan visi misi 20 tahun kedepan untuk kemajuan bangksa Indonesia, maka Indonesia akan menjadi Negara yang kuat.