Selasa, 29 Desember 2015

SEBAGIAN DARI ALIRAN DALAM FILSAFAT


Pertemuan ke-8 ini dilaksanakan pada selasa tanggal 18 November 2015 jam 07.30 sampai dengan 09.10 di ruang PPG 1 gedung FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampuh Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.

SEBAGIAN DARI ALIRAN DALAM FILSAFAT

Pertanyaan pertama dimulai dengan etnomatika, Etnomatematika merupakan pembelajaran matematika berbasis budaya. Itu salah satu bentuk untuk memperkaya pondasi pendidikan matematika dengan cara menggali budaya dan harus berorientasi pada siswa dan jika tidak berorientasi pada siswa maka tidak bisa. Pembalajaran dengan etnomatematematika harus menggunakan pembelajaran yang inovatif, kreatif,efektif, berorientasi pada siswa dan memenuhi kebutuhan siswa. Kalau gurunya  memberikan pendidikan (pembelajaran) dengan cara otoriter, berpikir memberikan ilmu sebayak-banyaknya maka itu tidak bisa dilakukan.
Pertanyaan ke-2. Bagaimana hubungan mitos dengan stigma?
Mitos itu riwatnya manusia lahir itu sudah memiliki mitos, mitos itu yang mestinya bisa dipikirkan tapi tidak dipikirkan. Jadi kalau agama bukan mitos, kalau agama yang mestinya tidak perlu dipikirkan. Misalnya berdoa sampai khusuk, tapi motos itu yang mestinya bisa dipikirkan dan mestinya tidak perlu dipikirkan. Misalnya kalau zaman dahulu, Bidadari itu turun dari langit menuju bimi itu bentuknya adalah pelangi, para Yunani kuno berangkapan kalau pelangi itu merupakan jembatan para Bidadari dari langit menuju bumi. Setelah ditemukan fakta-fakta tentang proses pembuatan pelangi melalui beberapa eksperimen dengan menggunakan hasil bias cermin oleh matahari yang diletakkan di dalam air dan pantulan biasnya diarahkan ketembok maka terbentuklah pelangi. Tapi kalau berenti dijembatann saja, maka kita akan termakan oleh mitos.
Setiap hari kita selalau mengalami motos, mitos dan mitos, kalau ktia kemudian memikirkan mitos dan kemudian menjadi pengetahuan maka akan menjadi logos. Mitos dan logos tidak bersifat absolut tetapi bersifat relatif kontekstual terhadap ruang dan waktu. Stetmen-stetmen Prof. Dr. Marsigit MA, yang ditanyakan pada mahasiswa seperti ini kalau selsesai kuliah dan samapai akhir hayat seperti-seperti itu saja maka itu akan menjadi mitos-mitos Pak Prof Marsigit. Kalau mahasiswa itu kritis, kreatif dan berusaha dan berikhtiar maka mahasiswa akan menemukan-menemukan logos dari motos-mitos.  Mitos orang jawa itu kalau ada gerhana, bulannya hilang karena dimakan raksasa dan orang-orang bersama-sama keluar memukul gendang, titir dan palu sebagainya. Kalau berhenti hanya disitu saja bisa, antara linier dan siklik ada batas-batasnya. Mitos itu adalah karena ketidakpahaman dari dimensi yang lebih rendah memahami dimensi yang lebih atas.
Pertanyaan ke-3: Perbedaan Skeptisism dengan Hermenitika
Filsafat itu merupakan aliran pikiran, seperti hermenitika merupkan filsafat kontenporer seorang gadamer yang mengekspos, tati penomenanya sudah aja sejak dulu. Orang ragu-ragu itu sudah ada sejak jaman yunani dan keumudian diekspos oleh deskartes kemudian diekstrimkan karena mempunyai pengalaman yang benar-benar ekstrim karena tidak dapan membedakan mimpi dan fakta, dan kenyataan. Hal ini dimungkinkan karena konteknya, jadi mimpi pun hamper saman dan situasinya juga sama. Intisarinya adalah meragukan yang mungkin ada dan yang ada dan mencari kepastian dan apa yang pasit. Hermenitika itu meruapakan dialegtika, filsafat itu ada batas-batasnya juga. Pada zaman Yunani, sebutan itu ditujukan kepada Hermes, dia disamakan dan disetarakan dengan Nabi Adam. Hermeneutika juga digunakan untuk menerjemahkan kitab – kitab. Dalam mendefinisikannya kita juga harus faham, dengan memberi arti/ maksud secara implisit.
Tentang Hermeneutika dalam konteks agama dan kitab suci. Semua tergantung ruang dan waktu konsepnya, semua tergantung rumus, Kalau filsafat itu terlalu singkat maka sangat menyakitkan untuk orang lain. Mengembangkan formula pada hermeneutika. Fennomena saintifik itu fenomena menukik/ menajam. Contohnya saja, Jika kita ingin tidur, maka ada 3 macam gaya. Hidup itu fenomenya lengkap, pilarnya itu menukik, mengalir dan mengembang. Kalau orang barat itu linier, maka bijaksana orang barat itu dapat mencari sampai ke mars. Hidup itu seperti spiral, harii ini ketemu rabu, besok ketemu rabu. Semua itu untuk kita bersyukur. Hidup itu membangun kepercayaan, keluarga, rasa cinta. Maka semua itu butuh ilmu untuk membangun itu semua.
Selanjutnya mengenai Theisme, percaya pada Tuhan. Jika Pantheisme itu satu TuhanNya. Orang jepang itu memiliki banyak Tuhan, Tuhan Gunung, Tuhan Laut, dll. Tanpa disadari saat ini kita telah memiliki tuhan yang banyak, sesuatu yang disukai, fanatik, hingga maniak. Tuhan harta, jabatan dan pangkat. Setiap hari yang dipikirkan adalah itu semua. Humanisme dalam filsafat dengan psikologi berbeda. Dalam psilkologi itu manusiawi, jika filsafat itu berpusat kepada manusia. Berarti Tuhan di marginalkan. Pemikiran itu memiliki dimensi, memiliki batas, memiliki makna. Itulah pentingnya membaca agar mengetahui dimensi dan strukturnya, sesuai dengan ruang dan waktunya. Dari beberapa fenomena di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat itu memiliki kehidupan, makna, arti. Filsafat yang belum dibuktikan itu adalah mitos, dan yang sudah terbukti yaitu logos.
"Hidupku dalam fenomena Compte". Dalam hidup, kita membutuhkan suatu alat komunikasi untuk berbicara satu sama lain tanpa harus bertemu. Kemudian karena perkembangan zaman dan teknologi semakin canggih sehingga memudahkan kita. Maka, dengan adanya hp yang sekarang sudah banyak di pasaran dengan segala macam merk dan harga dari ratusan ribu sampai jutaan, mereka banyak menghabiskan waktunya dengan hp daripada dengan orang lain. Karena gadget seperti hp ini, akibatnya sosialisasi antar masyarakat rasanya kurang erat.
Selain itu, hanya karena hp, banyak anak – anak yang memanfaatkan hp sebagai mainan, sehingga mainan – mainan tradisional atau warisan budaya semakin tergerus. Contohnya, di kota sekarang ini, apakah ada yang masih bermain dengan mainan dengan bahan kayu atau bambu? Sudah tidak ada lagi. Adapun lagu – lagunya juga, saat ini banyak anak – anak yang menyanyikan lagu – lagu orang dewasa, karena sudah tidak adanya lagu anak – anak. Lagu anak – anak pada zaman dahulu, berisi tentang nasehat, ilmu, bermain, benar – benar menunjukkan dunia anak. Hp semakin maju dan semakin canggih, anak semakin cepat mempelajari teknologi ini, sehingga bisa saja menyalahgunakan fungsi dari hp. Untuk itu, sebaiknya anak-anak juga harus diawasi ketika menggunakan hp atau jauhkan hp dari jangkauan anak – anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar