Selasa, 06 Oktober 2015

PENELITIAN TINDAKAN DAN STUDI KASUS



PENELITIAN TINDAKAN DAN STUDI KASUS

A.  Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan memiliki fokus terapan, mirip dengan motode campuran. Penelitian tindakan menggunakan pengumpulan data berdasarkan metode kualitatif atau kuantitatif atau bahkan keduanya.
Menurut Ebbutt penelitian tindakan merupakan studi sistematis yang menggabungkan aksi dan refleksi dengan maksud untuk meningkatkan praktek. Menurut Lewin penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang biasa, berpartisipasi dalam penelitian kolektif dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.  Maka dapat disimpulkan, penelitian tindakan merupakan studi sistematis yang dilakukan oleh para pelaksana kegiatan dalam kegiatan yang menjadi tugasnya sebagai bentuk sumbangan terhadap perbaikan praktek.
1.    Langkah-langkah Penelitian Tindakan
Lewin mengelompokkan proses penelitian tindakan menjadi empat tahap utama, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Deborah South dalam buku Sugiyono menyebutkan langkah-langkah penelitian tindakan sebagai tindakan dialektik terdiri atas empat langkah yaitu: identifikasi suatu daerah fokus masalah, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data, perencanaan tindakan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka secara garis besar langkah-langkah penelitian tindakan bersifat spriral dan dialektik, serta terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.
a.    Identifikasi bidang fokus
Kegiatan diawali dengan langkah mengidentifikasi bidang fokus masalah yang akan diteliti dan dikembangkan. Pemilihan fokus masalah atau kegiatan yang dipilih didasarkan atas urgensi dan manfaatnya. Dalam pendidikan dan kurikulum, bidang masalah dipilih adalah yang paling besar sumbangannya terhadap mutu hasil pendidikan khususnya mutu kemampuan dan pribadi siswa atau mahsiswa, misalnya implementasi kurikulum.
b.    Pengumpulan data
Langkah kedua adalah mengumpulkan data berkenanaan dengan pelaksanaan kegiatan yang menjadi fokus masalah. Dalam langkah ini peneliti atau pelaksana misalnya guru atau dosen mengidentifikasi, menghimpun dokumen-dokumen, mengingat-ingat kegiatan pembelajaran yang berkenaan dengan pemecahan masalah yang pernah dilakukannya. Topik-topik apa yang dibahas, bagaimana langkah-langkahnya, bagaimana kegiatan guru/dosen, bagaimana kegiatan siswa/ mahasiswa, buku, media, dan sumber belajar lain apa yang digunakan, kesulitan apa yang dihadapi dan keberhasilan yang dicapai.
Dalam tahap pengumpulan data, jangan lupa untuk melihat kembali fokus masalah (dialektik), sebab jika dari data-data yang dihimpun ternyata pelaksanannnya sudah baik dan hasilnya juga suudah baik, mungkin fokus masalahnya harus diganti.
c.    Analisis dan interpretasi data
Data dianalisis dalam arti diuraikan,dibandingkan,dikategorikan,disintesiskan, lalu disusun atau diurutkan secara sistematis. Hasil analisis diiterpretasikan dalam arti diberi makna, baik makna tunggal, gabungan, hubungan antar komponen atau aspek, maupun makna infrerensi yang lebih abstrak dan umum.
d.   Penyusunan rencana
Berdasarkan hasil analisis dan dan interpretasi data disusun rencana untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatan atau program. Penyusunan rencana diarahkan pada pelaksanaan kegiatan atau program secara optimal dengan memperhatikan kondisi subjek sasaran (siswa dan mahasiswa) serta faktor-faktor pendukung yang ada.
e.    Pelaksanaan dan refleksi
Setelah dirancang, maka dilaksanakan secara saksama dengan memanfaatkan faktor-faktor pendukung secara optimal. Pelaksanaan suatu kegiatan atau program membutuhkan persiapan yang matang, baik persiapan dari pihak pelaksana, subjek yang menjadi partisipan dalam kegiatan, maupun faktor-faktor pendukung pelaksanaan program. Selama pelaksnaan kegiatan atau program, diadakan evaluasi dan monitoring atau pengumpulan data menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Hal pengumpulan data didokumentasikan secara seksama dan lengkap untuk kemudian digunakan baik bagi peyempurnaan rancangan maupun pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan program dievaluasi dan dimonitor secara seksama dan berdasarkan hasil-hasil evaluasi-monitoring tersebut diadakan penyempurnaan lanjutan.
2.    Contoh Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan dapat digunakan dalam berbagai bidang, misalnya metode pengajaran, strategi pembelajaran, prosedur evaluasi, sikap dan nilai-nilai, melajutkan pengembangan profesional guru, majemen dan kontrol, dan administrasi.

B.  Penelitian Studi Kasus
Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang menganut paradigma interpretive. Penelitian studi kasus melakukan investigasi dan menjelaskan dinamika yang kompleks serta membeberkan interaksi dari kegiatan-kegiatan, relasi, dan faktor-faktor lain mengenai manusia dalam kehidupan nyata dalam contoh yang unik.
Yin menyatakan bahwa tujuan penggunaan penelitian studi kasus adalah tidak sekedar untuk menjelaskan seperti apa obyek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi.
Nisbet dan Watt juga mengemukakan bahwa peneltian studi kasus merupakan penelitian yang rentan terhadap bias peneliti serta kuat terhadap realistis. Penelitian ini juga menangkap fitur unik yang dapat dinyatakan hilang dalam skala data yang lebih besar dan hasil penelitian studi kasus lebih mudah dipahami dan memberikan wawasan kepada pembaca namun tidak dapat digeneralisasikan.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang menganut paradigma interpretive dan melakukan investigasi secara mendalam mengenai suatu kasus di dalam kehidupan nyata sehingga dapat lebih mudah dipahami.
1.    Tipe-tipe Penelitian Studi Kasus
Menurun Yin terdapat tiga tipe penelitian studi kasus, yaitu: (1) exploratory (sebagai contoh bagi studi dan penelitian yang lain); (2) descriptive (menyajikan laporan narasi); (3) explanatory (menguji teori). Sedangkan Stake berpendapat bahwa tipe-tipe penelitian studi kasus yaitu intrinsic case studies, instrumental case study, dan collective case studies
2.    Langkah-langkah Penelitian Studi Kasus
Yin, Bateman & Moore mengemukakan ada beberapa langkah yang harus dilakukan peneliti, diantaranya sebagai berikut.
a.    Pemilihan kasus dan pengembangan desain penelitian
Langkah pertama dalam penelitian studi kasus adalah menentukan kasus apa yang akan diteliti secara mendalam. Sedangkan desain penelitian tidak bisa ditetapkan di awal penelitian karena desain tersebut dapat diubah dan diperbaiki setelah melewati tahap awal suatu penelitian. Dalam penelitian studi kasus terdapat empat desain, yaitu: desain kasus tunggal holistik, desain kasus tunggal terjalin, desain multikasus holistik, dan desain multikasus terjalin.
b.    Persiapan pengumpulan data
Sebelum melakukan pengumpulan data, ada hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya yaitu: peneliti harus mampu mengajukan pertanyaan yang baik dan mampu untuk menginterpretasikan jawaban-jawaban, peneliti harus dapat menjadi pendengar yang baik, peneliti diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang baru, peneliti harus memiliki daya tangkap yang kuat, dan peneliti harus tidak bias.
c.    Pengumpulan data
Bukti atau data untuk keperluan studi kasus bisa berasal dari enam sumber, yaitu: dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, observasi partisipan, dan perangkat-perangkat fisik. Selain itu, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data penelitian studi kasus, yaitu: menggunakan berbagai sumber bukti, menciptakan data dasar, dan memelihara rangkaian bukti.
d.   Analisis data
Analisis data terdiri atas pengujian, pengkategorian, pentabulasian, ataupun pengkombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal suatu penelitian. Dalam menganalisis data, terdapat tiga teknik yang dapat digunakan, yaitu: penjodohan pola, pembuatan penjelasan, dan analisis deret waktu.
e.    Penulisan laporan
Pelaporan studi kasus dapat menggunakan bentuk tertulis ataupun tak tertulis. Jenis-jenis laporan penelitian studi kasus tak tertulis diantaranya dalam bentuk dokumentasi, film, dan sebagainya. Sedangkan untuk bentuk tertulis terdapat empat jenis cara penulisan laporan, yaitu: studi kasus tunggal klasik, studi multikasus dari kasus tunggal klasik, studi kasus dengan format tanya jawab, studi kasus lintas kasus. Dalam penulisan laporan terdapat enam struktur penulisan yaitu: struktur analisis linear, struktur komparatif, struktur kronologis, struktur pembangunan teori, struktur “ketegangan”, dan struktur tak berurutan.
3.    Contoh Penelitian Studi Kasus
Contoh-contoh penelitian studi kasus diantaranya Street Corner Society oleh William F. Whyte pada tahun 1943 yang merupakan penelitian studi kasus tunggal dan Not Well Advised oleh Peter Szanton pada tahun 1981 yang merupakan penelitian multikasus.

Daftar Pustaka
Cohen, L., Mamion, L., & Morrison, K. (2011). Research methods in education (6th ed.). London: Routledge.
Creswell, J. W. (2012). Education research: planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research (4th ed.). Boston: Pearson.
Mudzakir, M. D. (2002). Case study research: design and methods (Translation: Studi kasus: desain dan metode (Edisi Revisi)). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sukmadinata, N. S. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Rosda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar