PENELITIAN TINDAKAN DAN
STUDI KASUS
A.
Penelitian
Tindakan
Penelitian tindakan
memiliki fokus terapan, mirip
dengan motode campuran. Penelitian tindakan
menggunakan pengumpulan data berdasarkan metode kualitatif atau kuantitatif atau bahkan keduanya.
Menurut Ebbutt
penelitian tindakan merupakan studi sistematis yang menggabungkan aksi dan
refleksi dengan maksud untuk meningkatkan praktek. Menurut Lewin penelitian
tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan
kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh
orang-orang biasa, berpartisipasi dalam penelitian kolektif dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya. Maka dapat disimpulkan, penelitian tindakan
merupakan studi sistematis yang dilakukan oleh para pelaksana kegiatan dalam
kegiatan yang menjadi tugasnya sebagai bentuk sumbangan terhadap perbaikan
praktek.
1.
Langkah-langkah
Penelitian Tindakan
Lewin
mengelompokkan proses penelitian
tindakan menjadi empat tahap utama,
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Deborah South dalam buku
Sugiyono menyebutkan langkah-langkah penelitian tindakan sebagai tindakan
dialektik terdiri atas empat langkah yaitu: identifikasi suatu daerah fokus
masalah, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data, perencanaan
tindakan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka secara garis besar
langkah-langkah penelitian tindakan bersifat spriral dan dialektik, serta terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Identifikasi
bidang fokus
Kegiatan
diawali dengan langkah mengidentifikasi bidang fokus masalah yang akan diteliti
dan dikembangkan. Pemilihan fokus masalah atau kegiatan yang dipilih didasarkan
atas urgensi dan manfaatnya. Dalam pendidikan dan kurikulum, bidang masalah
dipilih adalah yang paling besar sumbangannya terhadap mutu hasil pendidikan
khususnya mutu kemampuan dan pribadi siswa atau mahsiswa, misalnya implementasi
kurikulum.
b.
Pengumpulan
data
Langkah
kedua adalah mengumpulkan data berkenanaan dengan pelaksanaan kegiatan yang
menjadi fokus masalah. Dalam langkah ini peneliti atau pelaksana misalnya guru
atau dosen mengidentifikasi, menghimpun dokumen-dokumen, mengingat-ingat
kegiatan pembelajaran yang berkenaan dengan pemecahan masalah yang pernah
dilakukannya. Topik-topik apa yang dibahas, bagaimana langkah-langkahnya,
bagaimana kegiatan guru/dosen, bagaimana kegiatan siswa/ mahasiswa, buku,
media, dan sumber belajar lain apa yang digunakan, kesulitan apa yang dihadapi
dan keberhasilan yang dicapai.
Dalam
tahap pengumpulan data, jangan lupa untuk melihat kembali fokus masalah
(dialektik), sebab jika dari data-data yang dihimpun ternyata pelaksanannnya
sudah baik dan hasilnya juga suudah baik, mungkin fokus masalahnya harus
diganti.
c.
Analisis
dan interpretasi data
Data dianalisis dalam arti
diuraikan,dibandingkan,dikategorikan,disintesiskan, lalu disusun atau diurutkan
secara sistematis. Hasil analisis diiterpretasikan dalam arti diberi makna,
baik makna tunggal, gabungan, hubungan antar komponen atau aspek, maupun makna
infrerensi yang lebih abstrak dan umum.
d.
Penyusunan
rencana
Berdasarkan hasil analisis dan dan interpretasi data
disusun rencana untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatan atau program. Penyusunan
rencana diarahkan pada pelaksanaan kegiatan atau program secara optimal dengan
memperhatikan kondisi subjek sasaran (siswa dan mahasiswa) serta faktor-faktor
pendukung yang ada.
e.
Pelaksanaan
dan refleksi
Setelah dirancang, maka dilaksanakan secara saksama
dengan memanfaatkan faktor-faktor pendukung secara optimal. Pelaksanaan suatu
kegiatan atau program membutuhkan persiapan yang matang, baik persiapan dari
pihak pelaksana, subjek yang menjadi partisipan dalam kegiatan, maupun
faktor-faktor pendukung pelaksanaan program. Selama pelaksnaan kegiatan atau
program, diadakan evaluasi dan monitoring atau pengumpulan data menggunakan
berbagai teknik pengumpulan data. Hal pengumpulan data didokumentasikan secara
seksama dan lengkap untuk kemudian digunakan baik bagi peyempurnaan rancangan
maupun pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan program dievaluasi dan dimonitor
secara seksama dan berdasarkan hasil-hasil evaluasi-monitoring tersebut
diadakan penyempurnaan lanjutan.
2. Contoh
Penelitian Tindakan
Penelitian
tindakan dapat digunakan dalam berbagai bidang, misalnya metode pengajaran,
strategi pembelajaran, prosedur evaluasi, sikap dan nilai-nilai, melajutkan
pengembangan profesional guru, majemen dan kontrol, dan administrasi.
B. Penelitian
Studi Kasus
Studi kasus merupakan salah satu
metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang menganut paradigma interpretive. Penelitian studi kasus melakukan investigasi dan menjelaskan
dinamika yang kompleks serta membeberkan interaksi dari kegiatan-kegiatan,
relasi, dan faktor-faktor lain mengenai manusia dalam kehidupan nyata dalam
contoh yang unik.
Yin
menyatakan bahwa tujuan penggunaan penelitian studi kasus adalah tidak sekedar
untuk menjelaskan seperti apa obyek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan
bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi.
Nisbet
dan Watt juga mengemukakan bahwa peneltian studi kasus merupakan penelitian
yang rentan terhadap bias peneliti serta kuat terhadap realistis. Penelitian
ini juga menangkap fitur unik yang dapat dinyatakan hilang dalam skala data
yang lebih besar dan hasil penelitian studi kasus lebih mudah dipahami dan
memberikan wawasan kepada pembaca namun tidak dapat digeneralisasikan.
Dari
pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan penelitian studi kasus adalah
suatu penelitian yang menganut paradigma interpretive
dan melakukan investigasi secara mendalam mengenai suatu kasus di dalam
kehidupan nyata sehingga dapat lebih mudah dipahami.
1. Tipe-tipe Penelitian Studi Kasus
Menurun Yin terdapat tiga tipe penelitian studi
kasus, yaitu: (1) exploratory (sebagai contoh bagi studi dan penelitian yang lain); (2) descriptive (menyajikan laporan narasi); (3) explanatory (menguji teori). Sedangkan Stake
berpendapat bahwa tipe-tipe penelitian studi kasus yaitu intrinsic case studies, instrumental
case study, dan collective case
studies
2. Langkah-langkah Penelitian Studi
Kasus
Yin, Bateman
& Moore mengemukakan ada beberapa langkah yang harus dilakukan peneliti,
diantaranya sebagai berikut.
a.
Pemilihan kasus dan pengembangan
desain penelitian
Langkah
pertama dalam penelitian studi kasus adalah menentukan kasus apa yang akan
diteliti secara mendalam. Sedangkan desain penelitian tidak bisa ditetapkan di
awal penelitian karena desain tersebut dapat diubah dan diperbaiki setelah
melewati tahap awal suatu penelitian. Dalam penelitian studi kasus terdapat
empat desain, yaitu: desain kasus tunggal holistik, desain kasus tunggal
terjalin, desain multikasus holistik, dan desain multikasus terjalin.
b.
Persiapan pengumpulan data
Sebelum
melakukan pengumpulan data, ada hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya
yaitu: peneliti harus mampu mengajukan pertanyaan yang baik dan mampu untuk
menginterpretasikan jawaban-jawaban, peneliti harus dapat menjadi pendengar
yang baik, peneliti diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang
baru, peneliti harus memiliki daya tangkap yang kuat, dan peneliti harus tidak
bias.
c.
Pengumpulan data
Bukti atau
data untuk keperluan studi kasus bisa berasal dari enam sumber, yaitu: dokumen,
rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, observasi partisipan, dan
perangkat-perangkat fisik. Selain itu, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pengumpulan data penelitian studi kasus, yaitu: menggunakan
berbagai sumber bukti, menciptakan data dasar, dan memelihara rangkaian bukti.
d.
Analisis data
Analisis
data terdiri atas pengujian, pengkategorian, pentabulasian, ataupun
pengkombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal suatu
penelitian. Dalam menganalisis data, terdapat tiga teknik yang dapat digunakan,
yaitu: penjodohan pola, pembuatan penjelasan, dan analisis deret waktu.
e.
Penulisan laporan
Pelaporan studi kasus dapat
menggunakan bentuk tertulis ataupun tak tertulis. Jenis-jenis laporan
penelitian studi kasus tak tertulis diantaranya dalam bentuk dokumentasi, film,
dan sebagainya. Sedangkan untuk bentuk tertulis terdapat empat jenis cara
penulisan laporan, yaitu: studi kasus tunggal klasik, studi multikasus dari
kasus tunggal klasik, studi kasus dengan format tanya jawab, studi kasus lintas
kasus. Dalam penulisan laporan terdapat enam struktur penulisan yaitu: struktur
analisis linear, struktur komparatif, struktur kronologis, struktur pembangunan
teori, struktur “ketegangan”, dan struktur tak berurutan.
3. Contoh Penelitian Studi Kasus
Contoh-contoh
penelitian studi kasus diantaranya Street
Corner Society oleh William F. Whyte pada tahun 1943 yang merupakan
penelitian studi kasus tunggal dan Not
Well Advised oleh Peter Szanton pada tahun 1981 yang merupakan penelitian
multikasus.
Daftar
Pustaka
Cohen, L., Mamion, L., & Morrison, K. (2011). Research methods in education (6th
ed.). London: Routledge.
Creswell, J. W. (2012). Education research: planning, conducting, and evaluating quantitative
and qualitative research (4th ed.). Boston: Pearson.
Mudzakir, M. D. (2002). Case study research: design and methods (Translation: Studi kasus: desain dan metode (Edisi
Revisi)). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar