TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER
“MEMBUKA CAKRAWALA PENGETAHUAN
DENGAN FILSAFAT ILMU”
Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu Prof.
Dr. Marsigit, M.A.
Oleh :
Edi
Wahyudi
15709251086
Pendidikan Matematika B
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
MEMBUKA
CAKRAWALA PENGETAHUAN
DENGAN
FILSAFAT ILMU
A.
Pendahluan
Yogyakarta, 18 Januari 2016 saya akan menguraiakan
mengenai makna dari mempelajari Filsafat Ilmu pada Program Studi Pendidikan
Matematika yang bersumber dari intuisi atau pengalaman selama mengukuti kuliah
satu semester dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A. Berhubung mata
kuliah Filsafat Ilmu ini merupakan mata kuliah yang belum saya peroleh sewaktu
mengikuti pendidikan Strata 1 (S1) di kampus Universitas Mataram yang ada di
Nusa Tenggar Barat disebabkan kurikulum untuk Pendidikan Matematika tidak ada
mata kuliah Filsafat Ilmu. Meskipun saya
belum pernah menerima kuliah Filsafat Ilmu di tempat saya kuliah (S1), bukan
berarti saya tidak mengetahui tentang Filsafat Ilmu, pertama kali saya
mendengar kata Filsafat ketika saya melakukan diskusi dengan mahasiswa dari
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram yang pada saat itu mereka merasa
kalau Dosen yang mengajar Filsat memiliki pemikiran yang terkadang mereka sulit
mengerti dan beranggapan kalau belajar Filsafat bisa mengubah pola pikir dan
mengarah pada liberalism.
Berdasarkan hasil yang diasampaikan pada saat
diskusi dan menyampaikan pertanyaan pertanyaan yang diberikan oleh Dosen
Filsafat kepada mereka itu merupakan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu
untuk dipertanyakan. Apalagi itu menyangkut tentang kekuasaan Tuhan Yang Maha
Esa. Dari sinilah saya mengenal, mengetahui dan memperoleh gambaran sedikit
tentang pemikiran-pemikiran orang-orang yang mempelajari Filsafat. Sempat
muncul pertanyaan dalam diri saya, “Apakah Filsafat ini merupakan suatu paham
baru dalam dunia pendidikan yang mengarah pada pemikirian-pemikiran kontemporer
dan liberalism?, apakah sebaiknya pelajaran Filasat itu sebaiknya tidak usah
dipelajari karna akan menyebabakan pola pikir berubah?, dan masih banyak
pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat itu”.
Setelah mengikuti kuliah Filafat Ilmu selama satu
semester di Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, dapat saya
uraiakan kalau Filsafat Ilmu itu tidak mudah untuk didefinisikan. Filsafat Ilmu
itu membahas tentang apa, bagaiamana, mengapa, kenapa, dimana, kapan, oleh
siapa dan untuk apa. Dapat dikatakan juga kalau filsafat itu merupakaan suatu
analisis atau mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Mulai dari masalah etik (moral), masalah estestika,
analisis keberadaan Tuhan dan agama, analisis tentang ilmu pengetahuan,
analisis tentang masyarakat dan kebudayaan dan lain sebagainya. Sedangkan untuk
objek dari filsafat ialah yang ada dan yang mungkin ada termasuk didalamnya itu
pemikiran tentang Tuhan. Sebelum lebih
dalam membahas tentang Filsafat, sebaiknya terlebih dahulu membangun pondasi
tentang keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT bagi yang beragama Muslim, dan
selalau berdoa dan meminta pertolongan tiada hentik ketika muncul keraguan yang
ada di dalam hati dan pikiran masing.
B.
Pembahasan
1.
Hakikat
Pengetahuan
Selama mengikuti kuliah filsafat
yang menjadi permasalahan adalah mempelajar yang ada dan yang mungkin ada.
Permasalahan yang ada itu memiliki banyak sifat atau bisa saya katatakan yang
ada itu memiliki berjuta-juta sifat dan keterbatasan yang dimiliki manusia
menyebabkan dia tidak bisa menyebutkannya. Begitu juga halnya dengan yang
mungkin ada, manusia tidak akan pernah sanggup untuk menyebutkan semua sifat
yang mungkin ada itu karena memiliki berjuta-juta sifat yang mungkin ada.
Manusia hidup dalam garis reduksionis, dimana manusia akan membuat hidupnya
sendiri, menentukan masa depanya sendiri dengan jalan yang telah dipilih
masing-masing individu.
Sifat-sifat
yang ada dalam filafat itu memiliki sifat tetap, dimana tesisnya tetap dan antitesisnya tidak
tetap. Tokoh yang tetap itu adalah Permenides dan yang berubah itu tokohnya
Heramleitos sehingga filasafat yang tetap itu dikenal dengan filsafat
Permenides Sianisme dan yang berubah itu dikenal dengan Heramleitos Sainisme. Hidup tidak akan pernah parsial,
karena ketidak parsialan hidup itu menandakan kalau hidup itu sehat, manusia
akan selalu menuju kehidupan yang sempurna dan reduksi itu parsial dalam rangka
membangun makna dari kehidupan.
Suatu
yang ada dalam pikiran bisa dikatakan tetap, tetap dalam arti selalu dalam
ingatan walaupun suatu atau benda itu sudah tidak terlihat dan dirasakan oleh
pancar indra. Sedangkan di luar pikiran itu dikatakan berubah, berubah dalam
arti ketika kita sudah menemukan sesuatu yang ada di laur pikiran itu berbeda
dari yang kita bayangkan maka secara
otomatis pemikiran tentang hal itu akan berubah menjadi tetap. Suatu yang tetap
yang ada dalam pikiran itu disebut dengan idealis dan filsafatnya disebut
filsafat Idealism, sedangkakan yang
berubah yang ada di luar pikiran itu disebut dengan Realism. Ada itu juga memiliki sifat tunggal atau disebut dengan
filsafat Monisme sedankan yang
mungkin ada bisa bersigat banyak/plural atau disebut dengan filsafat Pluralism.
Ada
itu merupakan rangkaian, struktur atau bagian dari para dewa (Dosen, Guru,
Orang tua, Presiden, Mentri, Walikota dan Bupati) sedangkan yang mungkin ada
itu mencakup mahsiswa, siswa dan anak-anak. Setiap yang ada bersifat abstrak
dan yang mungkin ada itu bersifat kongkrit. Antara ada dan yang munkin ada ini
merupakan perpaduan dari Analitik dan Sintetik, ada itu bersifat Analitik dan
yang mungkin ada itu bersifat Sintetis. Sebagai contohnya saya umpamakan
sekarang memiliki emas 20 gram, dimana emas menunjukkan pada suat penampakan
fisik dan beratanya yang 20 geram merupakan informasi baru yang tidak diperoleh
melalui analisis.
Analitik
itu bersifat A Priori dan sintetik itu
bersifat A Posteriori, A Priori merupakan atau berisi suatu yang tidak
diperoleh melalui pengalaman sedangkan A Posteriori ialah pengetahuan diperoleh
dari pengalaman. Dapat saya simpulkan kalau sebenar-benar dari ilmu pengetahuan
itu adalah Sintetik A Priori diman keseimbangan dan kesetabilan antara
pengetahuan yang bersumber dari pengalaman dan pengetahuan yang bersumber dari
pemikiran itu harus ada.
Dengan adanya pengalaman maka
muncullah Empiricis yang bersumber dari pemikiran David Hum, dan dengan pikikan
mucullah Rasioanlisme yang dipelopori oleh Descartes yang muncul pada tahun
1671 dan dimasa inilah banyak buku-buku yang bermunculan dan sudah memasuki
zaman modern. Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong para filsuf bertanya
tentang hakikat manusi itu sendiri, Apakah manusia itu materi fisik atau jiwa?
Apakah proses kimiawi dan gerak mekanis yang
terjadi pada alam terjadi juga pada diri manusia?. Materialisme mengajarkan
kita bahwa manusia pada dasarnya adalah materi, jadi tidak berbeda dari materi
lain yang ada dalam alam semesta . sebalinya idealisme mengajarkan bahwa bukan
materi, melainkan jiwa yang merupakan inti sari manusia, sehingga gerak gerik
badannya bersumber dari kekuatan yang bersifat rohani dan jiwa manusia.
Dari
zaman Yunani ke Zaman modern memerlukan perjalan yang sangat panjang, mulai
dari 3000 SM samapi 1672 M yang pada saat itu terjadi perkembangan pemikiran,
sehingga mengalami fase kegelapan pada abad ke-13 sampai abad ke-16 dan disinilah
muncul pemikiran dominasi oleh Gereja. Semua kekebenaran itu bersumber hanya
pada Gereja dan tidak ada satupun yang boleh bercicara tentang kebenaran pada
saat itu. Dan jika ada yang beruha untuk menentang kebenaran yang telah
ditentukan gereja maka akan dikenakan hukuman mati, salah satu korbannya juga
termasuk Gallileo yang dihukum pancung oleh gereja disebabkan terhadap
kecepatan suara pada waktu itu. Munculnya kebangkitan untuk mencari filsafat
lama dipengaruhi oleh tokoh yang muncul pada saat itu adalah Aristoteles dan
Plato, Aristoteles menganut paham Realis sedangkan Plato menganut pahan
Idealis. Jasa dunia timur setelah berperang lewat pertempuran menyelamtkan
dokumen barat yang di bawa ke duni timur. Setelah dunia timur kalah perang,
mulailah ditemukan kembalai dokumen-dokumen barat sehingga lahirlah era modern.
Antara
analitik A Priori dan Sintetik A Posteriori
tidak ada yang ingin mengalah dengan paham yang dibawa masing-masing,
Descartes dan pengikutnya berpendapat kalau ilmu pengetahuan itu merupakan
hasil dari pemikiran, sedangkan David Hum berargumen kalau ilmu pengetahuan itu
harus berdasarkan pengalaman. Pada tahun 1671 lahirlah Kantianism yang dibawa
oleh Immanuel Kant yang mendamaikan antara Descartes dan David Hum dan
menyatakan bahwa kalau ilmu pengetahuan itu diambil dari unsur pikiran dan
unsur pengalaman. Unsur pikiran adalah A Priori dan unsur pengalaman adalah
Sintetik dan sebenar-benar ilmu pengetahuan adalah Sintetik A Priori.
Dengan
adaya ilmu pengetahuan maka munculnya berbagai macam aliran-aliran yang ada
dalam filsfat, diantaranya:
a. Skeptisisme:
menurut faham ini tidak mungkin kita mencapai pengetahuan, selain berupa
pengenalan-pengenalan yang bersifat sementara
b. Realisme
Naif : menurut faham ini pengetahuan sangat dimungkinkan sejauh bersesuaian
dengan objek yang dipersepsi. Pengetahuan, konsep, gambaran tentang pohon,
misalnya, harus bersesuaian dengan pohon yang diamati.
c. Skeptisisme
(Descartes): menurut Descartes, segala sesuatu (termasuk apa yang ada dalam pengetahuan kita dan bahkan
pengetahuan itu sendiri) dapat diragukan keberadaannya.
d. Realisme
Kritis: meski pengetahuan hanya mungkin sebatas pengalaman indera (sebagaimana
yang diyakini oleh realisme naif), tetapi pengetahuan yang mengatasi pengalaman
pun dimungkinkan, sejauh ada justifikasi rasional terhadapnya.
e. Kritisisme
Immanuel Kant: Menurut Kant, Realitas pada dasarnya ke dalam dua dunia, yakni
dunia fenomenal (phenomenon, atau dunia sebagaimana menampakkan diri pada
pengamat) dan dunia naumenal (naumenon, atau dunia yang sesungguhnya, yang
berada di dalam diri realitas itu sendiri).
f. Positivisme
Logis: oleh aliran filsafat ini masalah yang bisa diketahui dan yang tidak bisa
diketahuo diubah dalam bentuk yang bermakna dan yang tidak bermakna.
Ketika
memasuki era Komte (A. Comte) salah satu tokoh yang berasal dari Prancis dan menulis buku yang berjudul Positivism. A
Comte berpendapat kalau dalam membangun dunia tidak menggunakan agama, dia
beranggapan kalau sebagian dari agama itu bersifat Irrasional, dan diatas agama
itu Ilmu filsafat dan kemudian saintifik. Struktur atau bagian dari kurikulum
yang diterapkan di Indonesia ini merupakan hasil dari pemikiran A. Comte yang
tersusun dari materi, formal, normative dan spiritual. Sehingga yang phenomena
yang terjadi sekarang di Negara Indonesia phenomena kompte yang selalu berdiri
tekak yang menjadi bangunan kokoh yang tak tertandingi yang disebut dengan Power Now. Hampir setiap
saat Indonesia diserang dengan produk-produk baru, mulai dari media elektronik dan
media social. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia samapai sekarang belum
memiliki jati diri yang jelas sebagai suatu bangsa. Untuk menumbuhkan jati diri
bangsa adalah dengan memberikan pendidikan karakter bagi usia dini dan
membangun karakter dalam diri setiap orang terutama membangun karakter bagi
generasi muda penerus bangsa.
2.
Manfaat
Belajar Filsafat
a.
Bijaksana
dalam Hidup
Kehidupan
manusia tentunya adalah mencari kehidupan yang lebih baik dan bahkan mencari
yang sebaik-baiknya kehidupan. Kehidupan yang lebih baik merupakan harapan,
tujuan, dambaan, dan merupakan cita-cita yang ingin digapai oleh manusia dalam
kehidupannya. Untuk mencapai kehidupan yang lebih baik tidak semudah
membalikkan telapak tangan, manusi perlu dibentuk dan diarahkan agar menjadi
lebih baik. Penbentukan manusia dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan
non formal atau ilmu yang mempengaruhi tentang diri dan lingkungan dimana dia
tinggal. Konsep kehidupan manusia tidak akan terlepas dari fislafat, salah
satunya yaitu filsafat ilmu itu sendiri. Filsafat ilmu memberikan perspektif yang
lebih bijaksana dan kritis.
Bijaksana dalam
filsafat itu adalah sopan terhadap ruang
dan waktu, ruang dan waktu bisa berupa situasi dan kondisi dimana seseorang itu
berada. Bijaksana juga bisa saya definisikan sama halnya dengan meletakkan
sesuatu seseuai dengan tempatnya atau juga bisa saya katakana kalau bijaksana
itu memberikan pekerjaan kepada orang yang ahlinya atau mengukur sesuatu sesuai
dengan alat ukur yang akan diukur. Orang Barat mendefinisikan kalau orang bijak
itu adalah orang yang memiliki pengetahuan yang banyak, memberikan pemikiran
baru dalam perkebangan peradabannya, sedangkan orang bagian Timur itu
beranggapan kalau orang bijak itu selain memiliki ilmu pengetahuan juga harus
memiliki hati nurani. Jadi ketika kita ingin menjadi orang yang bijaksana harus
memiliki ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan
merupakan unsur penting dalam membentuk manusia yang lebih baik. Dengan ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia maka dia dapat mengembangkan diri dan
potensi yang ada dalam dirinya. Dalm hal ini ilmu bisa dikatakan kalau ilmu
lebih kritis daripada hanya menerima saja apa yang di dapat dari pengetahuan
semata. Pengetahuan disini bisa dimaksudkan sebagai pengetahuan mengenai dirinya
sendiri dan lingkungannya tinggal. Pada saat manusi sudah mengetahui atau
mengenal dirinya secara menyeluruh, maka ia akan hidup dengan lebih sempurna
dan lebih baik dalam dunianya. Dengan pengetahuan yang dimiliki tentang lingkungan atau dunia
dimana dia tinggal maka manusia akan lebih mudah untuk beradaptasi.
b.
Berpikir
Multidimensi
Berbicara
tentang multi diemensi pada dasarnya
manusia akan selalu mengalami perubahan dari detik kedtik menuju menit, dari
menit menuju jam dan hari-kehari menuju bulan dan kemudian menuju tahun. Sadar
tidak sadar manusia pasti akan mengalami itu secara terus menerus disadari atau
tidak, suka maupaun tidak suka pasti akan menembus ruang dan waktu. Tidak hanya
terjadi pada manusia, melainkan juga pada tumbuhan dan benda mati juga bisa
menenmbus ruang dan waktu. Belajar merupakan proses dari yang mungkin ada
menjadi ada, dengan berpikir multidimensi seseorang akan berusahan untuk
mencari dan berpikir secara terbuka, berusaha mencari perspektif yang berbeda
dari suatu hal sehingga menghasilkan suatu yang baru. Dengan berpikir dan
bersikap multidimensi seseorang akan menemukan berbagai macam kemungkinan baru,
menciptakan peluang baru, terbuka terhadap suatu yang baru dan menemukan dunia
yang berbeda yang mungkin belum pernah tergambarkan sebelumnya.
c.
Mengetahui
Makna Kebenaran
Filsat
ilmu bertujuan untuk mencari kebenaran, kebenaran itu ada yang disebut dengan
kebenaran abslolut. Kebenaran absolute yaitu kebenaran yang bersumber dari
Allah SWT yang berupa Firman Allah yang ada di dalam Al-Qur’an yang tidak bisa
di ganggu gugat sedikitpun. Manusia juga bisa membuat kebenaran absolute, tapi
bersifat konsisten atau sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh dua orang
atau lebih. Kebenaran mutlak juga bisa dikatakan sebagai kebenaran yang hakiki
dan sejari, dapat dilihat keseluruhan realitas secara objektif, apa adanya dan
tidak melakukan manipulasi. Kebenaran mutlak merupakan sifat universal (belaku
bagi semua orang), kekal (lintas waktu dan ruang tidak berubah-ubah), integral
(tidak ada konplik di dalamnya) dan tanpa salah (bermoral tinggi dan suci).
Manusia
jelas bukan kebenaran mutlak, karena ia tidak memenuhi syarat-syaratnya.
Manusia bukan kebenaran mutlak karena ia makhluk ciptaan yang terbatas,
bersifat subjektif dan dikuasai oleh ruang dan waktu. Bersifat subjektif
artinya terhadap objek yang sama manusia mempunyai sudut pandang atau pendapat
yang berbeda-beda. Manusia mengerti sesuatu sebatas pengertiannya sendiri dan
melihat sesuatu sebatas daya lihatnya sendiri. Dia tidak bisa dan tidak mungkin
bisa mengerti dan melihat sesuatu sebagaimana adanya. Jadi kebenaran yang
dilihatnya dari sudut pandangnya sendiri (yang terbatas ) itu bersifat relatif,
bukan absolut (mutlak). Dikuasai oleh ruang dan waktu mempunyai implikasi bahwa
ia tidak mahatahu (artinya banyak hal yang tidak diketahuinya), bisa salah dan
selalu berubah berganti.
Jadi
kebenaran mutlak yang sejati itu harus datang dari luar manusia. Adapun manusia
hanya bisa mempunyai kebenaran relatif. Tidak mungkin ada kebenaran mutlak di
level manusia atau yang di bawahnya. Kebenaran mutlak harus datang dari level
yang lebih tinggi, dari Allah SWT. Jadi kebenaran mutlak adalah kebenaran yang
datang dari Allah Yang Maha Besar.
C.
Penutup
Belajar filsafat merupakan suatu jalan untuk membuka
pengetahuan yang sudah ada dan yang mungkin ada dengan belajar dan banyak
membaca. Pemahaman bukan hanya sekedar bersumber dari pemikiran semata,
melainkan juga bersumber dari pengalaman. Dengan mengikuti perkuliahan filasar
selama satu semester saya bisa mengetahui bahwa ilmu pengetahuan itu memiliki
makna dan cakupan yang luas. Belajar filsafat tidak hanya seketar belajar
tentang jasmani saja, melainkan rohani juga dibutuhkan dan harus memiliki
hubungan yang sinergi anatara jasmani dan rohani. Begitu juga dengan pikiran
dan hati harus sama-sama sejalan, bagaiman kemampuan berlogika yang kita miliki
bisa untuk meningkatkan keyakinan dan keimanan yang ada dalam diri kita.
Sedangkan untuk metodologi filsafat itu menggunakan
metode hidup, belajar filsafat menggunakan metode hidup. Metode hidup
menghidup-hidupkan itu dari yang tidak ada menjadi ada, kata-kata yang kita
dengar bisa menjadikan yang mungkin ada menjadi ada. Tiadalah alasan untuk
tidak mensyukuri yang ada maupun yang mungkin ada. Hanya dengan memahami yang
mungkin ada, kita bisa mensyukuri ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.