Selasa, 12 Januari 2016

PERKULIAH TERAKHIR FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS B ANGKATAN 2015


Refleksi ke-13 ini dilaksanakan pada Rabu tanggal 30 Desember 2015 jam 07.30 sampai dengan 09.20 di ruang 1.16 Gedung Baru Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampuh Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.

PERKULIAH TERAKHIR FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS B ANGKATAN 2015

Mengawali pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu
Tanggapan Filusuf tentang mengendarai motor besar di jalan raya. Berhubung ini menyangkut pengalaman pribadi Prof. Dr. Marsigit, MA selaku dosen pengampu pada mata kuliah filsafat  ilmu. Berbicara tentang mengendari motor besar beliau memberikan banyak hal yang harus dijelaskan karena banyak yang dipikirkan dan dirasakan. Dimulai dengan kehidupan pribadi Beliau mengenai hidup dalam kontekstual natural, kontekstual natural itu hidup di kampong pada zaman dahulu dimana stiap orang masih berkehidupan sederhana dan berbeda dengan sekarang sumua orang memiliki mobil di masing-masing keluarga dan bahkan walaupun sekarang akan di bangun jalan tol dengna tingkat sepuluh mungkin akan masih mengalami kemacetan di jalan berhubung setiap orang sekarang memiliki mobil pribadi.
Berbeda dengan zaman dahulu yang memiliki sepeda saja masih jarang, dan beliau semenjak SMA baru menggunakan sepeda, berbeda pada saat SMP harus jalan kaki 5 km setiap harinya sehingga membuat kaki terasa bengkak. Perjalanan hidup seperti ini merupakan pilar dalam kehidupan seperti itu, baik jadi Jendral, Profesor dan bahkan Pemimpin harus kembali melihat masa lalu agar hidup tidak menjadi kering dan dijadikan sebagai inspirasi dalam meraih sesuatu. Kegitan yang beliau lakan kalau dirumah membantu orang tua, dimana waktu itu Ayah beliau berprofesi sebagi guru, kemudian kepala sekolah dan pensiun menjadi penilai kebudayaan. Sedangkan Ibu beliau bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Semenjak SMP Beliau bangun sebelum subuh untuk masak, solat kemudian berangkat sekolah jam 05.00 pagi samapi di sekolah jam 06.30 yang membutuhkan perjalanan selama satu setengah jam. Pulang dari sekolah ada dua pilihan apakah diam membantu dirumah atau membantuk di sawah, kalau di rumah ditugaskan untuk menak nasi dan jika ke sawah membantu untuk bekerja. Menanak nasi saat sekarang berbeda dengan dulu, kalau serang tinggal mengambil beras dan dimasak dengan magic-com. Kalau zaman dahulu, berasnya masih berupa padi yang diikat, kemudian ditumbuk dengan palu sehingga padi dan tangkainya terpisah. Kemudai padi yang terpisah dimasukkan dalam Lumpang dan kemudian di tumbuk dengan kayu barulah berlahan-lahan antara beras dan ampas padi terpisahkan.
Naik motor besar itu bermacam-macam sudut pandang, termasuk salah satunya itu mumpung masih bisa mengendarai. Dengan kondisi jalan yang seperti sekarang dengan menggunakan motor lebih cepat samapi tujuan dan mengurangi kemacatan di dajan raya. Bukan berarti ketika menjadi Profesor kemudian harus menggunakan mobil. Kemudian dari kronologis, beliau termasuk orang yang penjelajah ide, penjelajah untuk mencari ide dengan bersekolah di luar negeri dan banyak membaca.
 Bisa didefinisikan kalau sebenar-benar hidup itu adalah psikologi, sadar tidak sadar dan mau tidak mau itu merupakan pisikologi. Begitu juga dalam membangun rumah tangga harus memiliki pisikologi yang cerdas, kapan harus mengucapkan suara dengan kencang dan kecil. Berpisikologi itu merupakan suatu yang penting terhadap semua orang yang ada di sekitar kita. Menggunakan motor besar pada awalnya membutuhkan pertimbangan yang banyak, dengan menggunakan motor besar itu membuat pengendara lebih nyaman, keselamatan terjamin dan bisa mengatasi kemacetan selama di jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar