Refleksi
ke-13 ini dilaksanakan pada Rabu tanggal 30 Desember 2015 jam 07.30 sampai
dengan 09.20 di ruang 1.16 Gedung Baru Universitas Negeri Yogyakarta Prodi
Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen
pengampuh Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.
PERKULIAH
TERAKHIR FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS B ANGKATAN 2015
Mengawali pembelajaran
dengan berdoa terlebih dahulu
Tanggapan
Filusuf tentang mengendarai motor besar di jalan raya. Berhubung ini menyangkut
pengalaman pribadi Prof. Dr. Marsigit, MA selaku dosen pengampu pada mata
kuliah filsafat ilmu. Berbicara tentang mengendari
motor besar beliau memberikan banyak hal yang harus dijelaskan karena banyak
yang dipikirkan dan dirasakan. Dimulai dengan kehidupan pribadi Beliau mengenai
hidup dalam kontekstual natural, kontekstual natural itu hidup di kampong pada
zaman dahulu dimana stiap orang masih berkehidupan sederhana dan berbeda dengan
sekarang sumua orang memiliki mobil di masing-masing keluarga dan bahkan
walaupun sekarang akan di bangun jalan tol dengna tingkat sepuluh mungkin akan
masih mengalami kemacetan di jalan berhubung setiap orang sekarang memiliki
mobil pribadi.
Berbeda
dengan zaman dahulu yang memiliki sepeda saja masih jarang, dan beliau semenjak
SMA baru menggunakan sepeda, berbeda pada saat SMP harus jalan kaki 5 km setiap
harinya sehingga membuat kaki terasa bengkak. Perjalanan hidup seperti ini
merupakan pilar dalam kehidupan seperti itu, baik jadi Jendral, Profesor dan
bahkan Pemimpin harus kembali melihat masa lalu agar hidup tidak menjadi kering
dan dijadikan sebagai inspirasi dalam meraih sesuatu. Kegitan yang beliau lakan
kalau dirumah membantu orang tua, dimana waktu itu Ayah beliau berprofesi
sebagi guru, kemudian kepala sekolah dan pensiun menjadi penilai kebudayaan. Sedangkan
Ibu beliau bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Semenjak
SMP Beliau bangun sebelum subuh untuk masak, solat kemudian berangkat sekolah
jam 05.00 pagi samapi di sekolah jam 06.30 yang membutuhkan perjalanan selama
satu setengah jam. Pulang dari sekolah ada dua pilihan apakah diam membantu
dirumah atau membantuk di sawah, kalau di rumah ditugaskan untuk menak nasi dan
jika ke sawah membantu untuk bekerja. Menanak nasi saat sekarang berbeda dengan
dulu, kalau serang tinggal mengambil beras dan dimasak dengan magic-com. Kalau zaman
dahulu, berasnya masih berupa padi yang diikat, kemudian ditumbuk dengan palu
sehingga padi dan tangkainya terpisah. Kemudai padi yang terpisah dimasukkan
dalam Lumpang dan kemudian di tumbuk dengan kayu barulah berlahan-lahan antara
beras dan ampas padi terpisahkan.
Naik
motor besar itu bermacam-macam sudut pandang, termasuk salah satunya itu
mumpung masih bisa mengendarai. Dengan kondisi jalan yang seperti sekarang
dengan menggunakan motor lebih cepat samapi tujuan dan mengurangi kemacatan di
dajan raya. Bukan berarti ketika menjadi Profesor kemudian harus menggunakan
mobil. Kemudian dari kronologis, beliau termasuk orang yang penjelajah ide,
penjelajah untuk mencari ide dengan bersekolah di luar negeri dan banyak
membaca.
Bisa didefinisikan kalau sebenar-benar hidup
itu adalah psikologi, sadar tidak sadar dan mau tidak mau itu merupakan
pisikologi. Begitu juga dalam membangun rumah tangga harus memiliki pisikologi
yang cerdas, kapan harus mengucapkan suara dengan kencang dan kecil. Berpisikologi
itu merupakan suatu yang penting terhadap semua orang yang ada di sekitar kita.
Menggunakan motor besar pada awalnya membutuhkan pertimbangan yang banyak,
dengan menggunakan motor besar itu membuat pengendara lebih nyaman, keselamatan
terjamin dan bisa mengatasi kemacetan selama di jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar