Sabtu, 09 Januari 2016

MENGENAL DUNIA LUPA DALAM FILSAFAT

Refleksi ke-11 ini dilaksanakan pada selasa tanggal 22 Desember 2015 jam 16.00 sampai dengan selesai di ruang Aula lt.3 Pasca Baru Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampuh Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.

MENGENAL DUNIA LUPA DALAM FILSAFAT

Kalau dalam fisafat yang memikirkan itu berdimensi, yang berdimensi yang memikirkan itu memikirkan hal yang berdimensi pula. Artinya anak kecil bisa berpikir tentang lupa, premature artinya secara elementer kita bisa berpikir tentang lupa, kita bisa memikirkan lupa dari sisi pisikologi, kita bisa memikirkan lupa dari sisi filsafat, kita bisa memikirkan lupa dari sisi spiritual, itu artinya dari sisi kita itu berdimensi, lupa juga berdimensi. Kalau dijalankan dimensinya intensif, lupa dengan struktur lupa material, lupa formal, lupa normatif, lupa spiritual. Kalau disintetikkan lupa di sini lupa di sana, lupa kemarin, lupa sekarang dan lupa yang akan datang.
Berfilsafat itu membuka kemungkinan yang ada dan yang mungkin ada, jadi tidak terlalu memaksa harus begini, bagaimana dan dari sudut pandang mana dulu. Dari sisi filsafatnya, berarti lupa ontologis, lupa epistimologis, lupa aksiologis. Maka ada ontologisnya lupa ada ontologinya lupa, epistimologis lupa, dan aksiologis lupa. Apistimologi lupa dan lupanya epistimologis, maka pertanyaan yang dimaksud disini merupakan gambaran tentang dunianya lupa, maka anak kecil bisa lupa, orang tua bisa lupa, murid bisa lupa, guru bisa lupa, pemimpin bisa lupa, dan dewapun bisa lupa. Kalau dewa lupa itu merukan sesuatu yang bijaksana sedangkan kalau murid lupa itu bisa dikatakan tidak pandai. Itulah bedanya antara dewa dan jaksa, kalau dewa lupa itu dikatakan bijaksana kalau jaksa yang lupa bisa dibilang bodoh. Secara sikologi, macam-macam sikologi, ada dari unsur genetika, sikologi genetika berhubungan dengan kedokteran, lupa dalam arti mekaniknya dari lupa yaitu otak, bisikan, dan memori (tidak ada lagi ingatan).
Semua orang biasanya menggunakan bahasa analog, teknologi juga bahasa analog, makanya ketika orang menciptakan koputer, computer ada tiga komponen, yaitu (a) ALU (Arithmetic logical unit) yang bisa berpikir, yang bisa membedakan dan bisa mengurutkan (b) Storage unit untuk menyimpan data (c) Control unit yang digunakan untuk mengendalikan. Memori itu ada dua macam RAM (Read Access Memory) dan ROM (Read Only Memori) ada listriknya mati, maka dia hilang dan jika listriknya mati ada yang masih ada data yang tersimpan. Lupanya computer bisa digambarkan seperti itu, makanya ketika computer di off kana atau di sleep (tidau) ada yang yang tidak tidur misalnya jam yang ada dalam computer, memorinya tidak hilang. Ada yang di hapus tapi memorinya tidak hilang tapi bisa diliat dengan teknologi lain, itulah yang disebut dengan ingatan. Apa sebenarnya makna dari memengingat? Apa bedanya ingatan anak kecil dan ingatan orang tua? Sekarang duni ini namanya duni ingatan, ingatan yang dikombinasikan dengan sifat yang lain, ingatan dalam pengertian tidak berpretensi apapun, ingatan dalam artian bertujuan, ingatan yang netral dan ingatan yang tidak netral.
Ingatan yang tidak netral (biasanya ingatan yang tidak netral ini berhubungan dengan rasa terauma terjadi pada seseorang yang apabila ingatan itu muncul ia merasa takut) dan dan ada juga ingatan yang memiliki muatan (ingatan yang apabila diingat seseorang bisa bersedih akan suatu yang diingat tersebut). Kemudian dari sisi strukturnya itu wadah dan isi, wadah ingatan itu apa dan isi ingatan itu apa. Misalnya kalau melihat warna merah teringat pacar lama, ternyata warna merah itu wadahnya dan pacar itu merupakan isinya. Kemudian dari strukturnya ada singular, dual, plural yang saling keterkaitan dan ingatan itu merupkan struktur. Kalau ditarik dalam bahasa ada yang majmuk dan ada yang tunggal bisa dikaitkan seperti itu ada majmuk setara dan ada majmuk bertingkat.
Dalam kemampuan spiritual lupa dan mengingat itu merupkan keterampilan yang penting, orang yang sehat itu memiliki kemampuan untuk mengingat dan melupakan. Kalu dia tidak mampu melupakan sesuatu ini tanda seorang yang tidak sehat, maka ada metodologi dan cara untuk melupakan dengan melakukan kegiatan yang lain. Ketika sedang berdoa, dalam doa itu mengingat Tuhan dan melupakan semua yang berhubungan dengan urusan dunia. Tapi ketika dalam doa itu terus menurut dalam keadaan mengingat maka dikatan sombong, karena doa itu merupakan miliki Tuhan. Makna dari doa itu “Hijrah dari doa olehku dalam ingatan dan pikiranku kemudian doa olehnya di dalam kuasanya”, kalau doa masih oleh ku dalam pikiranku dan oleh kuasaku, apabila ada ku di dedepannya maka kita akan terlempar dengan kesombongan, karena kesombongan merupakan sumber bencana. Maka ada lepel dimana ketika doa ditransper, pikiran melupakan segalanya.
Memiliki kemampuan mengingat ternyata memiliki kompetensi yang baik dan dapat membantu dalam proses pembelaran yang membantu dalam ingatan. Kalau dalam spiritual, ingatlah yang baik-baik, dan mengingat yang jelek untuk belajar dan kemudian dilupakan. Ingatan dan lupa ibarat ying dan yang, ada yang dilupakan dan ada yang harus diingat. Dari sisi epistimologi untuk mengingat, apakah tidak ingat itu lupa apakah tidak lupa itu ingat? Bila mana tidak lupa itu ingat? Maka sebenar-benar filsafat itu adalah penjelasan yanga ada dalam pikiran dan hasil dari pengalaman (intuisi). Dunia lupa tidak mungkin kalau tidak ada dunia ingat, di dalam lupa ada ingat di dalam ingat ada lupa, karena tidak mungkin mengatakan lupa kalau ingat, dan mengatakan ingat kalau tidak lupa. Sebenar-benar terjadi adalah berpikir itu merupakan pengalaman, dan memperoleh pengalaman karena pikiran, karena sebenar-benar hidup adalah interaksi antara pikiran dan pengalaman. Menurut Immanuel Kant ciri-ciri pikiran itu logis, analitik, apriori sedangkan iri-ciri pengalaman itu sintetik, aposteriori. Sebenar-benar hidup adalah interaksi antara lupa dan ingat, tidak adalah sebenar-benar lupa tanpa memuat ingat dan tidak adalah sebenar-benar ingat tanpa memuat lupa. Kalau mengingat sesuatu pasti ada yang dilupakan, karena mengingat itu adalah reduksi..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar