Refleksi
ke-12 ini dilaksanakan pada selasa tanggal 29 Desember 2015 jam 08.00 sampai
dengan 11.00 di ruang 1.01 Gedung Lama Universitas Negeri Yogyakarta Prodi
Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen
pengampuh Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.
TIPS
UNTUK IKHLAS HATI
Jawaban ini bersumber
dari pengalaman dan bukan bersumber dari guru spiritual dari Bapak Prof. Dr.
Marsigit, MA. Berdasarkan intuisi atau buah dari pengalaman, dimana merupakan yang
utama dari yang utama perikehidupan manusia mulai dari aktivitas, peradaban,
samapi spiritualitas dari lahir sampai mati. Berdasarkan pengalaman mengenai
ikhlas, kalau bisa diulang dan diungkap kembali seperti biasa kalau dunia punya
gurunya dan akhirat juga memiliki guru. Kalau guru di dunia banyak dan terdapat
di mana-mana dan dapat dicari diberbagai sumber dan mudah dicari, berbeda
dengan guru spiritual karena susah menemukan dan sulit untuk mencari guru
spiritual. Kalau guru di dunia tingkatannya terbatas, dimana durasinya atau
jangka waktunya terbatas, short term, medium term.
Berbeda dengan guru
agama yang menuntun dan membimbing dalam kehidupan dunia dan akhirat. Setiap
orang pasti membutuhkan seorang guru, begitu juga dengan Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW yaitu guru beliau malaikat
Jibril agar benar-benar ikhlas. Dan malaikat jibril tidak bisa berbuat apa-apa
tanpa kuasa dari Tuhan dan sebenar-benar guru dan guru absolut adalah Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam konteks ini kalau sudah menata diri dalam keikhlasan maka
tiadalah sebenar-benar manusia itu mampu mengikhlaskan diri sendiri tanpa ada
bantuan dari Allah SWT. Kalau ihklas unsurnya malaikat dan kalau tidak ihklas
unsurnya syaitan, bisa juga dikatakan dengan buruk dan baik. Maka tiadalah
orang yang sebenar-benar mampu mengihlaskan diri sendiri kecuali dari kuasa
Tuhan. Menjadi sangat penting ikhlas itu, sebenar-benar hidup kalau ingin
bahagia adalah keikhlasan itu sendiri. Semua benda itu adalah keikhalasan, umpanyanya
semen dan besi yang selalu ikhlas sehingga menjadi bangungan yang kokoh.
Hidup kalau ingin
baik-baik yaitu definisinya satu yaitu ikhlas terhadap diri sendiri. Secara
ilmu syufi, maka dari tuhan turun ke malaikat Jibril turun ke Nabi Muhammad
SAW. Suatu ketika ada pertanyaan kepada sahabat kepada Rasulullah SAW, sang
sahabat ingin mengerti tentang wajah Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Beliaupun
menjawab kalau engkau ingin mengerti tentang wajahku maka tengoklah pada anak
telinga lubang anak saya, kata Rasulullah. Satu-satu sahabat melihat lubang
telinga anak Beliau dan ternya yang dilihat hanya lubang dan gelap. Hanya satu
sahat yang tidak mau melihat, dan ditanya kepada Rasullullah kenapa kau tidak
menengok seperti sahabat yang lain. Abu Bakar Assiddikpun menjawab, jangankan
aku ingin melihat wajahmu, sedangkan aku tidak bertemu dengan Rasulullah saja
saya selalu melihat wajah Rasulullah. Baginda Rarulullah langsung berkata
kepada sahabat yang lain dan mendengarkan apa yang diucapkan oleh Abu Bakar dan
berkata inilah muridku yang paling cerdas dan mendefinisikan ihklas itu seperti
apa. Cara berguru kepada nabi dan Rasul
setelah meninggal yaitu dengan berguru kepada alim ulama yang telah berguru,
itulah ibarat pembawa wasilah nabi. Itulah sebabnya walaupun Rasulluah sudah
meninggal duni tetap kita bisa menyakininya, bisa melaksanakan sunah-sunahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar