Sabtu, 09 Januari 2016

TIPS UNTUK IKHLAS HATI


Refleksi ke-12 ini dilaksanakan pada selasa tanggal 29 Desember 2015 jam 08.00 sampai dengan 11.00 di ruang 1.01 Gedung Lama Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Matematika kelas B pada matakuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampuh Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.

TIPS UNTUK IKHLAS HATI
Jawaban ini bersumber dari pengalaman dan bukan bersumber dari guru spiritual dari Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA. Berdasarkan intuisi atau buah dari pengalaman, dimana merupakan yang utama dari yang utama perikehidupan manusia mulai dari aktivitas, peradaban, samapi spiritualitas dari lahir sampai mati. Berdasarkan pengalaman mengenai ikhlas, kalau bisa diulang dan diungkap kembali seperti biasa kalau dunia punya gurunya dan akhirat juga memiliki guru. Kalau guru di dunia banyak dan terdapat di mana-mana dan dapat dicari diberbagai sumber dan mudah dicari, berbeda dengan guru spiritual karena susah menemukan dan sulit untuk mencari guru spiritual. Kalau guru di dunia tingkatannya terbatas, dimana durasinya atau jangka waktunya terbatas, short term, medium term.
Berbeda dengan guru agama yang menuntun dan membimbing dalam kehidupan dunia dan akhirat. Setiap orang pasti membutuhkan seorang guru, begitu juga dengan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW  yaitu guru beliau malaikat Jibril agar benar-benar ikhlas. Dan malaikat jibril tidak bisa berbuat apa-apa tanpa kuasa dari Tuhan dan sebenar-benar guru dan guru absolut adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dalam konteks ini kalau sudah menata diri dalam keikhlasan maka tiadalah sebenar-benar manusia itu mampu mengikhlaskan diri sendiri tanpa ada bantuan dari Allah SWT. Kalau ihklas unsurnya malaikat dan kalau tidak ihklas unsurnya syaitan, bisa juga dikatakan dengan buruk dan baik. Maka tiadalah orang yang sebenar-benar mampu mengihlaskan diri sendiri kecuali dari kuasa Tuhan. Menjadi sangat penting ikhlas itu, sebenar-benar hidup kalau ingin bahagia adalah keikhlasan itu sendiri. Semua benda itu adalah keikhalasan, umpanyanya semen dan besi yang selalu ikhlas sehingga menjadi bangungan yang kokoh.
Hidup kalau ingin baik-baik yaitu definisinya satu yaitu ikhlas terhadap diri sendiri. Secara ilmu syufi, maka dari tuhan turun ke malaikat Jibril turun ke Nabi Muhammad SAW. Suatu ketika ada pertanyaan kepada sahabat kepada Rasulullah SAW, sang sahabat ingin mengerti tentang wajah Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Beliaupun menjawab kalau engkau ingin mengerti tentang wajahku maka tengoklah pada anak telinga lubang anak saya, kata Rasulullah. Satu-satu sahabat melihat lubang telinga anak Beliau dan ternya yang dilihat hanya lubang dan gelap. Hanya satu sahat yang tidak mau melihat, dan ditanya kepada Rasullullah kenapa kau tidak menengok seperti sahabat yang lain. Abu Bakar Assiddikpun menjawab, jangankan aku ingin melihat wajahmu, sedangkan aku tidak bertemu dengan Rasulullah saja saya selalu melihat wajah Rasulullah. Baginda Rarulullah langsung berkata kepada sahabat yang lain dan mendengarkan apa yang diucapkan oleh Abu Bakar dan berkata inilah muridku yang paling cerdas dan mendefinisikan ihklas itu seperti apa.  Cara berguru kepada nabi dan Rasul setelah meninggal yaitu dengan berguru kepada alim ulama yang telah berguru, itulah ibarat pembawa wasilah nabi. Itulah sebabnya walaupun Rasulluah sudah meninggal duni tetap kita bisa menyakininya, bisa melaksanakan sunah-sunahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar